Author : @NWmaknae
Genre : Sad, Romance
Cast :
- Lee Hwan (OC)
- Moon Jongup (B.A.P)
Haiiiiiiiiiiiii, Ini FF kedua buatan author. Paling gak ada
yang mau baca lagi*hangus* Sadnya juga pasti gagal benget-_-
Para readers please ya boleh minta
commentnyakan kalo dah baca? Hargain ya.. please kan kasihan Jongupnya nanti
sedih kalo gak dikomen(?) *author payah*
JEBALLLL!! Hehe.. yaudah readers.. selamat
membaca aja^^
---------------------------------------------------------------------------------------------
Perkenalkan namaku Lee Hwan, umurku 17 tahun. Sekarang aku
sedang menjalani masa sekolahku di TS High School, dari namanya kalian pasti
juga tahu pemilik sekolah ini adalah pemilik TS Entertainment. “Hahh aku ini
bicara apa.. terlalu kefilman diriku ini..”
BRUUKKK
“Heii anda harus berhati-hati noona”
Sekarang orang yang ada dihadapanku malah memarahiku,
jelas-jelas saja dia menabrakku!
Dan kamipun menjadi pusat perhatian, seandainya saja dia ada
disini pasti aku akan merasa..
‘Aman’
“Hahaha, Wae noona? Aku akan melindungimuuu.. hahahaha”
“Apa maksudmu?..”
“Bukankah Jongup
selalu begitu padamu?” dengan senyum evilnya orang itu menatapku rendah sekali,
aku benci ini. Aku hanya bisa balas menatapnya
“Wae wae noona?, kau itu..cantik”
“Geuraeseo?”
“Kau! bukan Jongup"
Dia menggenggam tanganku, dan menarikku untuk berdiri. Aku..
benar-benar tidak suka ini. Jongup Mianhae ‘Mianhaeo!’
“Appo..” aku sedikit mengeluh kesakitan, tapi orang ini
tetap tidak peduli dengan rintihanku
&Flashback&
Hari ini hari pertama aku masuk ke Sekolah baruku, dari dulu
aku terkenal sulit untuk tersenyum dan sangat suram. Namun otakku sangat
pintar, wajahku sangat terbilang oke. Meski pintar banyak yang tidak berani
untuk mendekatiku terlebih seorang yeoja.
BRUUKKKK
“Appo..”
“Mi..mi..mianhae noona.. apa kau baik-baik saja?”
“Yak! Apa kau tidak punya mata? Ohh.. pantas matamu hanya
segaris”
“ehh.. Mianhae noona, aku sedang terburu-buru”
Lagi dan lagi, orang itu terus meminta maaf sambil
membungkuk terus menerus meminta maaf didepanku, ‘Sangat lucu’ kurasa orang ini
benar-benar idiot.
“Dwaesseo, jangan terus membungkuk seperti itu!”
Dan dalam hitungan satu.dua.dan tiga. Aku rasa jantungku
akan turun kelantai satu. Omo~ dia
sangat manis,dia memberikan senyum terbaiknya,aku merasa iri dia dapat
tersenyum dengan baik. rasanya hati ini luluh hanya karena sebuah senyuman?
Atau inikah yang disebuh cinta pada pandangan kedua? Tapi dengan orang aneh
ini?. ‘Aku rasa aku sudah gila’
“Noona..?”
Aigoo.. Aku segera bagun dari lamunanku, sendari tadi ternyata
aku melamun? Atau bergurau?, aku mulai memperhatikan dia dari bawah hingga ke
atas, Kurasa dia Orang yang baik
“Kau pendek”
Nappeun Yeoja, lagi-lagi mulutku mengatakan hal yang tidak
baik lagi seperti ini, bagaimana namja-namja ingin mendekatimu ‘Lee Hwan Babo!’
lagi-lagi aku terus mengumpat dalam hati,
DEG!
“e..eh?”
“ahh mian, tapi.. kenapa kau menggunakan kostum?”
“Ah!! Ne!!, Noona aku pergi dulu ne..”
Dia mulai melompat-lompat kecil karena terlihat jelas dia
sedang tergesa-gesa, aku penasaran tentangnya, dan ini untuk pertama kalinya
aku penasaran terhadap seseorang. Terlebih seorang namja..
“Ja..Jamkkan! Neon nuguya??..”
“Moon Jongup imnida”
“…”
Dia berteriak sambil terus berlari, dan menghilang dari
keramaian sekumpulan siswa dan siswi di koridor sekolah ini.
&Flashback
end&
PLAAAKKK
Sebuah tamparan tepat mendarat dipipi seorang namja yang
tengah melecehkan Hwan, tangan namja tersebut segera disingkirkan dari lengan
Hwan. “Tidak ada yang bisa menjadi dirinya”
Hwan pun pergi dengan tatapan mengerikan, seluruh sekolah
pun sudah mendengar kabar ini, merekapun mulai mengundurkan diri untuk melawan
Hwan, entah kekuatan dari mana seorang seperti Hwan dapat berubah menjadi manusia
yang mengerikan dari pada sebelumnya.
Mata gadis itu sekarang sudah muak dengan semua orang
disekolah yang sudah mengucilkan dirinya, menghina jongup, dan memandang rendah
dirinya. Sungguh sekarang telah hanyut akan kebencian, sepanjang malam dia
terus menyesali kejadian dimasa lampau yang telah mengubah hidupnya.
Kesepian, Menyendiri, dan selalu memiliki dunia sendiri, Iya
ingin seseorang memberikan senyum terbaiknya kembali hanya khusus untuknya dan
kembali menjaganya dari dunia dingin penuh sandiwara ini,
“Orang bilang kau itu orang Idiot”
“Meski begitu kau tetap Moon Angel ku”
“Kau tau?.. Hanya kau yang tak bersandiwara”
“Moon Jongup, ini hari keseratus kau telah membuatku
menangis, sendirian.. disini”
‘ Uljima ’
Hwan segera membulatkan matanya, dia mendengar seseorang
telah membisikkan suatu kata ketelinganya dengan lembut, ‘tapi mana mungkin?
Tak ada orang disini, Eomonim dan Obeonim sedang ada dilantai bawah. Mana
mungkin bisa mendengar kesedihanku disini’ seru Hwan dalam hatinya terus
membuat pertanyaan demi pertanyaan.
“Mwo? Wae.. cuaca menjadi hangat.. padahal tadi sangat
dingin?”
Semilir angin, membuat Hwan merasa mengantuk anehnya dia
tetap merasa hangat, perlahan namun pasti dia mulai mendekati tempat tidurnya
dan dia ambruk tepat ditempat tidurnya tertidur manis diatasnya.
&&&
“Hujan..”
Hwan menatap keluar jendela, dia hanya bisa meratapi
rintik-rintik hujan diluar sana.
“Jongup.. aku jadi ingat lagu raind sound milik group
milikmu”
…
“Jongup.. mianhae diluar sana hujan, kenapa harus hujan?
Padahal aku ingin melihatmu diatas panggung sekarang menonton aksi konsermu.
Eomma pasti juga tak mengizinkan aku pergii”
#Jongup
POV#
“Semuanya sudah siap, kali ini tata panggung kalian memang
sedikit berubah. Are you ready? Kalian akan muncul dari bawah ke atas panggung
setelah lagu Yess sir kalian selesai nyanyikan dari bawah sini, arra?”
Salah satu staff crew pun mulai memberi kembali aba-aba
kepada B.A.P, aku mulai gugup. Apa Hwan
noona akan ada diantara para Baby’s?
Sungguh aku ingin aksi kali ini Hwan melihatnya.
“Jongup..?”
“Ahh.. Ne?”
“Apa kau ada masalah?, kulihat kau hanya terdiam saat semua
member mulai bersemangat?”
“Ng.. Aniyo.. mian aku hanya gugup”
“Ahh Jinjja? Kau tunjukkan senyum terbaikmu itu sendari tadi
harusnya, jadi aku tidak perlu khawatir hahaha..”
Aku hanya tersenyum bodoh. Aku hanya bisa tersenyum. Kata
Yongguk Hyeong benar, Seorang Jongup selalu tersenyum saat senang, sedih, marah
kapanpun tetap menunjukkan senyumnya, maka tak akan ada yang tahu kapan iya
merasa sedih.
“Ne, Seharusnya aku tidak boleh begini… para Baby’s
menungguku”
Aku Mulai meraba saku celana kananku, yang terdapat kotak
cincin yang tentunya untuk Hwan. Cincin berinisial ‘ J ’
“One.. Two.. Tree.. Four Go!”
BASSSHHHHHH
Aku serta para member lainnya, Youngguk Hyeong, Himchan
Hyeong, Daehyun Hyeong serta Youngjae Hyeong dan Zelo muncul dari bawah, Kami bagaikan
terbang bebas Seperti malaikat, aku melihat kami membuat para fans kami berteriak histeris atas kemunculan kami yang
luar biasa.
#Jongup
POV end#
&&&
Seorang gadis sedang berlari tergesa-gesa sambil terus
menerobos hujan yang sangat deras sekarang, orang-orang yang ada ditempat itu
hanya melihatnya sambil menatap khawatir. Hujan kali ini sangat parah sehingga
tidak ada yang berani untuk menerobosnya.
Hwan menggingat kembali Ucapan Jongup sebelum pulang sekolah
yang mengajaknya untuk bertemu. “Setelah Konser selesai, ditaman sungai dekat
sekolah pukul 16.00 Jangan lupa ya noona!”
Terlintas bayangan senyum khas Jongup yang berteriak dari
jauh, menurut Hwan senyum itu benar-benar membuat hatinya tenang. Entah mengapa
atau mungkin dia merasa dirinya terlalu berlebihan, tapi itu yang dia rasakan
sekarang ini setelah mengingat Angelic smile milik orang idiot tersebut.
TAP!
Hwan telah sampai ditaman yang sudah dijanjikan, Hwan
melihat sosok itu, Jongup yang sudah menunggu sendari tadi. Ya memang. Karena
Hwan sudah terlambat 15 menit dari waktu yang sudah ditentukan, Namja itu
benar-benar bodoh. Sekarang dia terlihat sangat basah terguyur hujan yang
turun, wajahnya sudah pucat, mulutnya menahan untuk tidak mengigil, matanya menatapi
sungai indah yang ada didepannya yang sudah bercampur dengan air hujan.
“Moon Jongup..”
Hwan Mulai memanggil Jongup perlahan dan memeluk Jongup yang
sedang duduk dari belakang, “Mianhae aku terlambat.. Hujan sangat deras, are
you oke?”
“Wasseo ne.. Gwaenchanha, ini untukmu Noona”
“mana mungkin tidak ap..”
Pipi Hwan mulai merona merah, matanya membulat iya tak
percaya Jongup sangat terang-terangan memberinya hadiah manis. Rasanya iya
ingin menangis terharu, bahkan Jongup masih mengunakan baju seperti malaikat
yang dia pakai dikonsernya tadi.
“wae? Noona tidak suka ya? Mianhae aku tidak tahu harus
memberi apa..”
Hwan semakin tidak kuat menahan tetesan air mata yang akan
turun mengalir kepipinya, Hwan merasa Jongup begitu Bodoh hanya untuk
memberikannya sebuah cincin dia mau menunggu sampai basah seperti ini terlebih
hingga wajahnya pucat seperti ini.
“Jongup.. tatap aku”
Mendengar itu, Jongup mulai berdiri dan membalikan posisinya
kearah belakang untuk menatap Noonanya tersebut. Dengan perlahan Hwan memakai
Cincin berinisial ‘ J’ tersebut dan menyentuh keduaa pipi Jongup, Orang-orang
yang berteduh disana pun menjadi saksi kisah mereka, Bahkan Jongup maupun Hwan
tidak peduli derasnya hujan yang turun membasahi mereka di tengah-tengah taman
saat ini.
“Dengarkan aku baik-baik. Kau.. namja yang baik, andwae..
amat sangat baik-
“Jongup.. kau benar-benar begitu polos, kau tidak perlu
meminta maaf”
Jongup sangat senang mendengarnya, bahkan ditengah hujan
seoperti ini masih bisa memberikan senyum malaikat miliknya seperti biasanya, “Maeume
deureo Noona?”
Hwan mulai memberikan senyum terbaiknya dari seumur hidupnya
“Ne! tentu saja aku suka”
“Akhirnya kau tersenyum juga, Noona”
“Eh?, iya juga.. rasanya sangat menyenangkan”
“Tapi kenapa aku bisa kalah begini..”
Hwan mulai memasang wajah bingungnya, dan menatap Jongup
dengan dalam-dalam.
“Noona bahkan jauh lebih romantic dibanding diriku..” Dengan
lucunya, Jongup memasang muka tak puas dengan mengembungkan pipinya dan
memasang puppy eyes miliknya.
“Huahahahaha, bueeekk.. kkamjjakiya jinjja aku menelan air
hujan!”
Dan mereka pun tertawa bersama, Orang-orang yang melihat itu
hanya bertepuk tangan layaknya menonton drama disebuah acara televisi.
“Noona, sebagai gantinya aku akan melindungimu”
“Mwo? Hahaha Gumawo untuk itu”
&&&
“Andwaee!!..”
Hwan berteriak, Jongupun mulai terkejut mendengarnya, “wae
noona?”
“ci..cincinnya mengelinding ketengah jalan raya!”
“Jinjja??..”
Dua kali lipat Jongup dibuat terkejut tak percaya oleh
Noonanya kali ini, ternyata Noonanya selain pintar dan romantic, juga agak
sedikit bodoh ya.
“Ne.. aku akan mengambilnya!”
“Ja.. jangan noona! Berbahaya!”
“Wae? Biarkan saja, aku akan baik-baik saja. Kau tau? Kau
sampai basah kuyub seperti itu hanya untuk memberikannya padaku!!”
Jongup terdiam sejenak, yang dikatakan noonanya benar,
Cincin itu juga sulit didapatkan, harganya juga cukup terbilang mahal, bahkan
untuk memberikannya sudah tertunda selama 2 bulan karena Jongup terlalu Gugup.
“Kita bisa membelinya lagi bersama”
Selama beberapa detik Jongup tak bersuara, kini dia mulai
mengeluarkan kata-kata yang membuat Hwan sangat terkesima, Hwan melihat Jongup
tak berani memandangnya.
“Ani! Aku suka yang itu!!” Hwan berteriak kearah Jongup
sambil menunjuk kearah diamana tadi Cincinya menggelinding, entah perasaan apa
tapi rasanya Hwan ingin mengeluarkan air matanya.
Kali ini Jongup mulai menatap Hwan yang mulai melangkah
pergi, Hujan diluar sana masih turun walau tidak separah tadi,
“Kajima!!” Jongup mulai menahan lengan Hwan sangat kuat. Dia
merasakan rasa yang tak nyaman jika hwan pergi,
“Ap.. APPO!! MOON JONGUP!!”
PLAAAAAKKK
.
.
Hwan menampar Jongup, tanpa iya sadari. Dia mulai mengumpat
menyalahkan dirinya lagi dan juga tangan bodohnya, matanya membulat dan
langsung berbalik arah, berlari pelan untuk pergi kejalan raya.
“Kalau Noona pergi! Noona Babo!!”
“Mworae??”
Hwan menghentikan langkahnya, mulai
berbalik, dan orang-orang disekitar mulai berhenti dan menyaksikan teriakan
mereka, yang terus berbalas namun mengartikan sesuatu.
“Nan.. neoyege mwoji?(bagimu aku ini apa)”
Jongup mulai menatap sosok Noonanya itu kembali, suasana
hening menatap mereka berdua yang tengah membuat suasana menjadi berdebar,
suara kendaraan yang terlintas pun masih dapat didengarkan mengisi keheningan
suasana.
15 detik,
20 detik,
“babo namja”
Hwan segera berlari menuju kearah jalan, mulai diterpanya
hujan yang turun, awan menutupi sinar matahari yang harusnya muncul, Jongup
segera membulatkan matanya tak percaya, iya mulai segera berlari mengejar Hwan.
“Namja bodoh.. akukan hanya ingin mengambil cincin itu, apa
dia pikir aku akan tertabrak salah satu dari kendaraan itu?”
“Noona,
sebagai gantinya aku akan melindungimu”
Hwan menginggat perkataan Jongup lalu iya memungut cincin
yang sudah berhasil iya temukan, iya tersenyum kecil. Terlihat jelas betapa
senangnya iya dapat menemukan benda tersebut.
BRAAAKKKKKKK
Hwan mulai mencari asal suara tersebut, betapa dia
terkejutnya kali ini tak dapat dipercaya. Disebelahnya terdapat malaikat yang
sedang tertidur, baju putih nya sudah dihiasi warna merah yang menandakan
darahnya yang mengalir. Hujan yang turunpun ikut mulai membersihkan noda
merahnya yang menempel dibaju malaikat kecil tersebut.
Hwan mulai tak percaya kembali, dia mendekati sosok itu,
Orang-orang disekitar pun mulai membantunya, beberapa saksi mengatakan, bahwa
orang itu berlari cepat dan seperti tameng sedang memeluk untuk melindungi
Gadis itu,
Ya, gadis itu adalah Hwan. Dan Malaikat itu adalah Jongup.
Hwan memeluk Jongup dan terus menangis histeris seperti orang
yang sudah menggila
“Babo namja!! Bangun atau aku akan menamparmu kembali!”
“Yak! Moon Jongup! Palli! Bangun!! Jangan bersandiwara
seperti yang lainnya sekarang!, Apa kau ingin menjadi malaikat penyelamat
sekarang? Jinjja Babo namja!”
&&&
“Malaikat
tak bersayap”
Hwan terbangun dari tidurnya, dengan terkejut dan menangis,
sudah beberapa bulan terakhir ini, dia terus kembali memimpikan hal yang sama.
Kejadian dimasa lalu itu terus terngiang dipikirannya.
“wae? Aku memimpikannya lagi!”
.
.
.
.
.
Dan terlihat jelas disebuah cermin. Sosok jongup yang sedang
memakaikan mantel putih berbulu yang iya pakai sebelumnya, dan iya
memakaikannya kepundak Hwan dengan muka sedih. Setelah dia memakaikannya iya
tersenyum khas milik Moon Jongup seorang.
‘Saranghae Noona’
Dan Jongup menghilang perlahan dari tempat itu, sayangnya
Hwan tidak melihatnya. Entah apa Hwan merasa Badannya terasa hangat sekarang,
Hujan badai juga sudah mereda saat iya terbangun dari tidurnya.
“Ige mwoya?”
Hwan menemukan sepucuk kertas kecil disaku bawah bajunya.
Dia pun mulai membaca dan segera terbelalak tak percaya untuk kesekian kalinya.
.
.
.
.
Annyeonghaseo Noona, aku selalu
mengawasi dan melindungimu. Termasuk saat orang-orang mulai tak berani
mengerjaimu lagi sekarang. Aku memberikanmu mantel pelindung untuk kau tetap
merasa aman, meski tak terlihat. Namun kau merasa hangat bukan sekarang ini?
Aku tak menyangka kau masih menggunakan cincin
itu, aku sangat senang melihatnya. Mianhae aku tak dapat melindungimu lagi, sekarang
kau bisa tenagn, aku harus pergi. Aku bukan Tuhan yang bisa memberikan mujizat
tapi sekuat tenaga aku berusaha agar bisa menuliskan surat ini, hahaha..
Noona.. apa kau percaya reinkarnasi?
Aku percaya, suatu saat kita akan dilahirkan
kembali, aku akan menunggu saat-saat itu, dan kita dapat bersama asal noona tak
ceroboh kembali, hahaha
Aku percaya, aku akan menunggumu.
“Saranghaeo
Noona Lee Hwan”
Moon
Jongup, Babo namja.
“Aku Juga akan menunggumu”
Untuk ketiga kalinya Hwan dapat
tersenyum lembut seperti pertama kalinya dia dapat tersenyum senang karena
Jongup.
“Nado Saranghae Moon Jongup”
‘Moon
Angel Without Wings’
.END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar