Judul :
Innocent Bodyguard (part 3)
Author : Park
Hee Young
Genre :
Romantis, Naughty (NC), Absurd?, Family
Cast :
·
Song Joong Ki (Han Maru)
·
Park Bo Young (Shin Jeonghwa)
·
Moon Chae Won ( Jung Yun-Ki)
·
Han Haneul Gi (OC)
Hell-O! Salam Chilicrab dari Jongup!
(~‘-‘)~ ~(‘-‘~) Oke kali ini langsung aja oke? Mimin lagi gak mau bercuap-cuap
keladi?
Happy Reading~
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Han Maru!”
Seseorang memanggilnya, Maru tak
begitu jelas dengan suara orang yang memanggilnya, iya pun menoleh kearah suara
tersebut, senyumnyapun perlahan mulai menghilang.
.
.
.
.
“eottoke?”
“Aniyo”
“Waeyo? Aku
sangat membutuhkanmu, aku tak tau harus meminta tolong kepada siapa”
Kini Maru
sedang berbicara dengan yeoja yang sangat iya benci, Jung Yun-Ki. Yeoja yang
sekarang justru meminta tolong pada Maru,
“Hubungi
saja pusatnya”
“Aniyo! Aku
tidak percaya pada mereka”
“Nae ga
wae?”
“Karena aku
percaya padamu Han Maru-ya!”
Maru masih
berpikir dalam diam, sejuta kebimbangan hatinya ingin menolak, namun Maru
mengingat sesuatu yang menurutnya sangat penting,
“Aku akan
mengajimu tiga kali lipat perdetik? Eottoke?”
“Kenapa
harus menjadi bodyguardmu?”
“Baik-baik
aku akan tambahkan! Tapi.. ada kesepakatan arra? Kau baca saja dulu”
Yun-Ki
menyodorkan sebuah kertas persyaratan kepada Maru, Maru sedikit terkejut atas
apa yang Yun-Ki lakukan. Rasanya perutnya menjadi mual melihat keanehan yeoja
dihadapannya
“Apa-apaan
ini?”
Maru mulai
membaca semua persyaratan dengan teliti tentunya Maru juga harus mau membantu
Yun-Ki, iya semakin tak percaya dengan yeoja gila ini “Bagaimana dengan
sekolahku?”
“Itu.. kau
bisa pergi untuk waktu yang cepat lalu kau.. pulang kembali kerumahku”
“Rumahmu??!”
Maru semakin tak percaya, Maru merasa iya harus membawa yeoja ini kerumah sakit
jiwa. Jelas-jelas yeoja ini ada maksud lain, karena ini bukan pekerjaan seorang
Bodyguard.
“Ige mwoya?!
Jadi aku tinggal dirumahmu?!”
“ke..keurom..”
Yun-Ki
dengan senyum yang sedikit khawatir terus beralasan bahwa hidupnya tak tenang
dengan semua ahjusshi yang pernah iya temui, mereka selalu mengancam Yun-Ki.
Tapi sejujurnya saja Maru tak percaya, Namun hati Maru menuntunnya untuk
melakukan balas dendam, meski bukan pembalasan yang besar, tapi cukup
permainkan hatinya saja sudah cukup.
“Keurae..”
“Mwo?!
Jinjjayo!?? Omona!! Gumawoyo Maru-ya!!”
Tanpa sadar
Yun-Ki memeluk tangan Maru yang hangat, Maru sontak terkejut ‘Micheosseo yeoja’
kata-kata itulah yang terngiang dibenak Maru.
“Ya..Yak!
itu menjijikkan! Hentikan noona!”
Tak jauh
dari mereka, Jeonghwa mulai memperhatikan mereka berdua yang semakin akrab,
terlihat mereka mulai beranjak dari tempat duduknya. Jeonghwa mulai berlari
menuju Maru
1,
2,
3,
4,
5,
Maru
langsung terkejut, Jeonghwa memeluk Maru dengan sangat erat, terlihat jelas iya
merasa ketakutan kehilangan Maru, namun Yun-Ki yang melihat itu hanya mendecik
kesal,
“Waeyo? Kau
bisa ada disini?” Tanya Maru yang menatap wajah cantik Jeonghwa dengan
lekat-lekat, Kini Jeonghwa tak kuasa menahan air matanya yang sendari tadi
sudah turun membanjiri pipinya. Isak tangispun mulai terdengar
“Kau berbohong
padakuuuu.. Maru-sshi”
Kini
Jeonghwa mengingat semua ingatan dimana Jeonghwa dan Maru dulu bersenang-senang
disini dibukit kecoklatan tempat mereka selalu bermain bersama dan tak pernah
merasa bosan, dimana mereka berlomba lari, Maru mengendongnya saat iya
terjatuh, dan dipondok ini dulu Maru mengajarkannya bermain gitar bersama,
mengikat tali sepatu bersama, menggosok gigi dan mengerjakan tugas sekolah Maru
bersama dipondok ini
Aku meminta maaf dan berterima kasih
karena kau telah memberiku cinta
“Mianhae nona, tapi sepertinya aku harus menyita
namjachingumu ini..”
Aku
punya banyak kekurangan, maafkanlah aku yang meninggalkanmu
Lala larillaril lala larillaril lala larillaril~ la~ a
Lala larillaril lala larillaril lala larillaril~ la~ a
Yun-Ki pun langsung menarik tangan Maru dan menyeretnya
keluar dari pondok itu,Jeonghwa menatap kesal Maru dan yeoja aneh itu,
“Stop it!”
Maru melepaskan
genggaman Yun-Ki, Kini Yun-Ki menatap Maru dengan kesedihan, mereka mulai
berjalan-jalan di rerumputan coklat khas disana
“Sepertinya ini bukan bukit kecoklatan lagi”
Maru mulai membuka pembicaraan dengan senyum andalannya,
“Karena rerumputan baru yang berwarna hijau mulai tumbuh” tambah Maru yang
masih tersenyum, Yun-Ki mulai menoleh menatap Maru, mereka masih melangkah
untuk berjalan kedepan
“Ayahku..”
Kini Maru yang mulai menatap Yun-Ki, Maru mulai menyadari
wajah Yun-Ki yang pucat dan suara Yun-Ki yang lirih, “Ayahku adalah orang yang
gila akan uang..”
Lanjut Yun-Ki yang masih berwajah pucat, kini iya mulai
berani untuk mencoba menceritakan tentang keluarganya terhadap seorang namja,
“Dia, tidak peduli seberapa besarnya rintangan, yang penting
iya tidak dirugikan atas itu semua, meski aku kagum padanya namun.. aku sangat
membencinya.”
“Wae?” Tanggap Maru yang kini mulai angkat bicara.
“Karena dia bukanlah contoh appa yang baik bagi anaknya”
Yun-Ki mulai menyungingkan senyum manisnya pada Maru, masih dengan wajah yang pucat, namun Maru semakin khawatir dengan keadaan Yun-Ki terlebih setelah mendengar pengakuan Yun-Ki.
Giliran Maru yang bercerita, namun Maru masih engan dengan
permintaan Yun-Ki namun melihat wajah pucat Yun-ki, Marupun mulai luluh dan
mulai bercerita, iya mengusahakan agar Yun-Ki tak mengetahiu bahwa Yun-Ki lah
yang dulu membunuh ayahnya.
“Ayahku.. dia sangat memperlakukan keluarganya dengan sangat
baik, dan bijak” Degup jantung Maru yang kencang dapat iya rasakan dengan
sangat kuat, entah apa yang merasukinya kini tatapannya kembali kosong dan
hatinya terdorong untuk menceritakan kebenaran,
“Namun sayang, iya harus pergi terlebih dulu, seorang anak
kecil telah membunuhnya, aku bahkan tak percaya. Seorang anak kecil? Huh..
daebak. aku yang masih kecilpun tak mengerti apapun hanya bisa menangis”
Maru hanya memasang wajah tak mengerti, Yun-Ki pun
mengurungkan niatnya, iya belum yakin dengan ingatannya.
“Mworago?” Maru masih
penasaran dengan maksud Yun-Ki namun Yun-Ki justru mengajaknya untuk cepat-cepat
mengemaskan barang-barangnya untuk segera dipindahkan kerumah Yun-Ki.
&&&
“Seorang namja tak baik tinggal hanya berdua dengan seorang
yeoja, terlebih jika mereka belum menikah. Akan banyak gossip yang beredar”
“Eomma..”
“Oppa.. Yang dikatakan eomma itu benar!”
“Maru-sshi..”
“Kalian..”
“Maru..”
“Oppa..”
“Kau tak perlu repot-repot membantu mencari uang Maru”
“Maru-sshi..”
“Cukup! Aishh.. jeongmal”
Maru mulai mendecak kesal kepada Eommanya, dongsaengnya dan
terlebih yeojachingunya yang sangat risih mengurusi permasalahan perpindahan
ini,
“Oppa.. sebentar lagi Maru oppa akan lulus SMA bukan?”
“Ne..”
“Bagaimana dengan itu? Maru-sshi..”
“Apanya?”
“Apa kau akan pulang?”
“Keurom”
.
.
.
.
.
Terdiam, semuanya pun mulai merenungkan, mereka merasa ini gila
dan aneh, mereka mulai tak mengerti jalan pikiran Maru,
“aku mempunyai rencana..”
Kini mereka mulai menatap Maru dengan bingung “Yun-Ki noona..
dialah yang telah membunuh appa”
Semuanya mulai terkejut, berteriak terlebih sang Eomma yang
tak menyangka gadis itu kembali ke hidup mereka tentunya ‘Jung Yun-Ki’
“Eomma.. eomma tenang saja, semuanya akan aku selesaikan. Dan
kalian tidak perlu ikut dalam permainan ini”
“Bagaimana bisa?”
Kini Jeonghwa yang mulai menatap Maru tak percaya, “Kenapa dia masih disini? Bukannya harusnya dia ditahan atau diasingkan?”
“ah.. chagia, bukankah sebuah sampah harus dibuang pada
tempatnya? Bahkan sampah sekecil apapun harus dibereskan..”
“hmm.. nde.. keurom”
Maru mulai tersenyum dengan evil, berdiri, dan menarik
kopernya sebelum itu dia menunduk hormat pada eommanya, iyapun pamit kepada
ketiga orang yang sangat iya sayangi tersebut, semuanya pun masih terus menatap
kepergian Maru, kecuali Jeonghwa yang tak mau menatap Maru.
&&&
“Han Maru”
&&&
“Han Maru”
.
.
.
.
Yun-Ki menyicipi masakan
Maru yang sudah diletakkan dipiring, iya terkesan karena masakan Maru
jauh lebih enak disbanding dengannya iyapun mulai mencibir Maru karena iri
“Ya.. ige mwoya!?”
“Waeyo?”
“Makanannya tidak enak!”
“Aku tidak memiliki gelar pembantumu”
“Tapi kau bekerja padaku Han, Maru”
Maru mulai menaikan sebelah alisnya, menyicipi sedikit
makanan yang sudah iya letakkan dipiring, “Noona aku tidak tau kalau lidahmu
bermasalah.. apa kita harus kerumah sakit?”
Maru mulai tersenyum, Yun-Ki mulai memasang wajah herannya,
sedangkan Maru meletakkan telapak tangannya didahi Yun-Ki iya pun mulai
berpura-pura terkejut
“kkamjjakiya!! Omo.. kenapa kau suhumu bisa sepanas itu
noona?”
Yun-Ki semakin terbelalak, iyapun memeriksa dahinya sendiri,
iyapun mulai sadar bahwa Maru berbohong karena dahinya bersuhu normal, “yak!
Han Maru! Jangan membohongiku!”
“Kalau begitu, jangan membohongiku juga..” Maru mulai
menjitak dahi Yun-Ki dan berbalik untuk memasak makanannya lagi yang hampir
hangus,
“Kenapa kau begitu padaku?”
“Waeyo waeyo..”
“Ya.. Han Maru!! Aku bisa saja memecatmu!”
“Pecat saja, sejak awal aku ingin menolaknya bukan? Aku akan
sangat berterimakasih jika kau memecatku sekarang juga” “Dan lagi.. aku akan
melakukan apa yang orang telah lakukan padaku, jika mereka baik padaku aku juga
akan seperti itu”
Yun-Ki mendecak tak percaya, menghela nafas dan menatap
punggung Maru yang sedang memasak untuknya, matanya mulai melotot kesal iyapun
mulai meninju punggung Maru
“Ahh!”
Seru Maru yang terkejut atas tinju Yun-Ki “Appo..” Protes Maru dan Yun-Ki semakin membulatkan matanya hingga seperti akan melompat keluar, iya mulai mencubit pinggang Maru dengat kuat
Seru Maru yang terkejut atas tinju Yun-Ki “Appo..” Protes Maru dan Yun-Ki semakin membulatkan matanya hingga seperti akan melompat keluar, iya mulai mencubit pinggang Maru dengat kuat
“ahhh! Noona Ap.. appo!”
Yun-Ki melepaskan cubitannya,
Yun-Ki mulai memajukan langkahnya tanpa ragu iya mendempetkan
tubuhnya dengan Maru iya mulai meremas junior Maru yang masih tertutup celana
dengan tangan kirinya dan iya melihat masakan yang baru saja selesai dimasak
sudah diletakkan dimangkuk iya mulai mengambil satu dengan tangan kanannya dan
memakannya
“Uhh..noonahh..henn..hentikannnhh” Yun-Ki mulai meremas
junior Maru lebih kuat lagi dan cepat, Maru tersadar dan mendorong Yun-Ki
menjauh. Matanya terbelalak dengan apa yang barusan dilakukan yeoja yang ada
dihadapannya,
“Eottoke? Bukankah seharusnya kau membalasnya?” Yun-Ki yang
masih mengunyah mulai mengambil mangkuk yang berisi makanan tersebut dan
meletakkannya dimeja makan, Yun-Ki yang masih membelakangi Maru tak melihat
ekspresi Maru yang kosong namun tatapannya membunuh seperti sedang mengintai
seseorang,
Yun-Ki mulai merasakan sakit dipunggungnya, tentunya satu
pukulan dipunggung Yun-Ki. Mulutnya mulai terbuka iya tak percaya Maru
benar-benar membalasnya, terlebih iya mulai tersadar sekarang Maru
memojokkannya didinding, wajah Yun-Ki memanas rasanya wajah mereka begitu dekat
deru nafas Yun-Ki bercampur dengan hembusan nafas Maru
‘Puuuukk’
Yun-Ki yang memejamkan matanya mulai merasakan cubitan lembut
dipipi kirinya, ternyata benar Maru sedang mencubit pipi kenyalnya, Yun-Ki yang
mulai tersadar langsung menghempaskan tangan Maru,
“Apa kau benar-benar Bad girl’s?”
Setelah membisikan itu, Maru mulai mencopot celemeknya dan
berjalan menjauh dari Yun-Ki dan duduk tenang di kursi meja makan. Sedangkan
Yun-Ki masih shock tak percaya yang baru saja iya alami,
“Jeongmal.. kau mau makan tidak?”
Tawar Maru yang mulai menyadarkan Yun-Ki dari lamunanya, lalu
Yun-Ki mulai berlarian kecil menuju meja makan,
.
.
.
.
.
Yun-Ki mulai duduk, “Waeyo!!?”
Maru yang akan memasukkan makanannya kedalam mulutnyapun
menghentikan aktivitasnya itu dan menatap dengan bingung kearah Yun-Ki,
“Kenapa tidak membalas yang terakhir? Dan kenapa bukan
menyubit pinggangku? Tapi justru pipiku?”
Maru hanya tersenyum enggan dan mulai melanjutkan makannya,
sedangkan Yun-Ki menenangkan degup jantungnya.
Terkadang
hatiku terasa sakit ataupun menyesal namun aku tak akan memperlihatkan hal itu
padamu meskipun air mata ini mengalir
Sedangkan Jeonghwa mulai memasukkan Jjang ramyeon kedalam
mulutnya dengan menggunakan sumpit yang iya pegang, tapi dapat terlihat tatapan
Jeonghwa begitu kosong iya merasa kesepian, Maru yang biasanya memberikan
message padanya, kali ini sama sekali tak ada message satupun diponselnya,
Haneul Gi yang dimintai tolong oleh eommanya mengantarkan makanan kerumah Jeonghwa mulai panik melihat rumah eonninya yang sangat gelap, iya mulai melangkah masuk
Haneul Gi yang dimintai tolong oleh eommanya mengantarkan makanan kerumah Jeonghwa mulai panik melihat rumah eonninya yang sangat gelap, iya mulai melangkah masuk
“Eonni.. eonni..”
Haneul Gi semakin shock ketika melihat keadaan eonninya yang
bagaikan tak bernyawa sedang menyantap jjang ramyeon.
“Gukkie! Bbo bbo!”
Seru Maru dan Yun-Ki bersamaan setelah mendapati seekor anak
anjing yang baru mereka beli keluar dari kandang kecilnya,
“Ya..” Maru mulai menatap sinis kearah noonanya Yun-Ki, “Mwo?
Kitakan membelinya bersama. Terlebih kita patungan untuk membelinya..”
“Jukneunda”
Yun-KI terbelalak atas pernyataan Maru, “Ya, ya! Jeongmal!
Mworago? Aku ini majikanmu! Dan.. dan atas dasar apa kau memberinya nama
Gukkie? Waeyo haruskah namanya Gukkie hah!?”
“Karena dia seperti berkata ‘Guk’ karena aku menganggapnya
sebagai warga Negara korea aku menambahkan ‘Kie’ maka itu namanya Gukkie”
Yun-Ki tertawa mendengar penjelasan dari namja yang ada
dihadapannya, tak lama kemudian raut mukanya menjadi datar.
“Bbo bbo.. dia mengingatkanku pada Shin dongho!”
“Mwo?”
“Apa kau tak punya idola? Apa kau tak pernah menonton film?
Atau drama?”
“Kalau begitu kenapa tidak sekalian kau beri nama ddangkoma
saja noona?”
“Maksudmu kura-kura yesung yang sudah wafat itu?”
“Memangnya dia sudah mati?”
Maru mulai memunculkan muka polosnya, yang kini membuat
Yun-Ki menahan tawanya “Kau itu kuno sekali.. bagaimana kalau gaho? Seperti
anjing milih Kwon Jiyong..”
“Kwon jiyong? Maksud noona G-dragon?”
“Atau Choco, seperti milik minzy?”
“Atau dasom”
.
.
.
.
“Kau pikir iya personil sistar huh!?”
Mereka pun terdiam, tak lama setelah itu mereka berdua
tertawa bersama-sama membayangkan anjing kecil yang ada dihadapannya adalah
personil sistar
“Hahahahahahaha kau bodoh Maru-ya!”
“Hahahahaha Noona juga tak kalah bodoh”
“Nawa!!”
“Mwo!?”
“Bodyguard berjaga diluar.. Nawa!”
Maru mulai mendengus kesal, iya mulai melangkahkan kakinya
keluar, sedangkan Yun-Ki mulai berguman kembali menenangkan dirinya yang
tentunya jantungnya kembali berdegup kencang, “Aku ini kenapa?”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Oppa..”
Mata Maru membulat, iya mulai menatap seseorang yang ada
dihadapannya, Dongsaengnya ‘Haneul Gi’ yang terlihat lelah sehabis berlari. “apheuda..”
Kata Haneul Gi dengan suara yang bergetar.
“Apheuda? Nuguji?”
“Eonni..”
***
Haneul Gi menggoyang goyangkan bahu Jeonghwa yang masing
memakan Jjjang ramyeonnya, tapi tetap saja Jeonghwa tak berkata apapun,
bibirnya semakin pucat, Air matanya mulai mengalir menuju pipinya. Haneul Gi
semakin bingung dengan keadaan eonninya, seperti orang yang benar-benar merasa
frustasi “Eonni.. eonni!”
Sekali lagi iya mengguncangkan lengan eonninya Jeonghwa namun
taka da jawaban, Haneul Gi mulai menyalakan lampu diruang tengah tersebut,
“Maru..”
Haneul Gi menatap eonninya yang mulai berbicara namun tetap
dengan tatapan kosongnya, Haneul Gi mulai berlutut dihadapan Jeonghwa yang
tetap duduk, “Eo?”
“Han Maru..”
Kata Jeonghwa yang bersuara serak, Haneul Gi memegang dahi
eonninya itu, panas. Haneul Gi langsung melihat keringat Jeonghwa yang mulai
semakin banyak,
“Chuwo.. Haneul Gi, chuwo.. apheuda..”
Haneul Gi yang bingung harus melakukan apa mulai berlari
keluar untuk menghampiri Maru Oppanya.
Maki
aku sesuka hatimu, sepertinya ini lebih mudah bagimu, aku tak akan beralasan
yang bukan-bukan, seperti inilah aku
.TBC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar