Judul : Innocent Bodyguard (part 1)
Genre : Romantic, naughty(NC), absurd?,
family
Cast :
- Han Maru (a.k.a Song Joong Ki)
- Jung Yun-Ki (a.k.a Moon chae won)
- Shin Jeonghwa (a.k.a Park Bo young)
- Han Haneul Gi (OC)
Hell-O!
mimin balik lagi nih~ /pergi semua/ salam Chilicrab dari Jongup! ~(‘ῳ’~) (~‘ῳ’)~ kali ini mimin mau share FF bias
mimin juga, *jeng jeng jeng jeng* pasti dah pada taukan actor yang lagi dimasa
puncaknya Song Joong Ki? Wkwkwk gimana
editan mimin? Wkwkwk Cuma ditambahin kacamata doang -…..-“
Buat Ki aile, sama pecinta dua sejoli ini, silahkan
menikmati~ Semua cast yang ada milik Tuhan, kecuali Jongup! Milik emaknya!.
And!! Ini ff terinspirasi dari
dramanya si Joong Ki ini yang ‘Nice guy’ jadi mianhae*bow* dimaklumi kalau
alurnya agak sama, tapi khayalan murni dari otak mimin -_-
Happy Reading~
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tanda-tanda
sirine mobil polisi mulai terdengar, Seorang Namja kecil membulatkan matanya
tak percaya apa yang iya lihat, gadis kecil yang terlihat lebih dewasa
dihadapannya menusuk tubuh Appa kesayangannya “Appa..” rintihnya sambil menahan
bulir air mata yang akan segera jatuh.
Sang Ayah
dari gadis kecil itu segera mengusap tangan anak yeojanya serta botol soju yang
dipegangnya dengan menggunakan kain, untuk menghilangkan bekas bukti noda darah
serta sidik jari anaknya.
Namja kecil itu segera berlari menuju keluar kamar
pertemuan, iya segera mencari sosok polisi yang akan menolongnya, disisi lain
Sang ayah dari gadis kecil itu menyuruh anak perempuannya untuk pergi ke toilet
dan pergi dari sini,
“Appa yang
akan menggantikanmu.. Kajja!”
Gadis kecil
itu masih menatap sang Appa tak percaya dengan tatapan tertegun, dia mengerti
jelas-jelas ini ‘Kasus pembunuhan’ yang dia lakukan.
“Kajja!!”
“Appa
mianhae!”
“Aniyo!”
“Jeongmal
mianhae!”
“Kajja!
Kenapa menangis? Kenapa meminta maaf? Kau melakukan yang benar, kau
menyelamatkan Appa dari masalah perusahaan sekarang”
“Mw.. mwo?”
DORRRR
Tembakan
polisi kearah langit sudah terdengar, Sang ayah tersenyum senang, gadis itu
masih tertegun bingung menatap Appanya,
“Dengarkan
Appa, Jadilah yeoja yang kuat, didunia ini tidak ada yang bisa dipercayai,
yeoja maupun namja. Jadilah yeoja yang tegar, carilah teman yang banyak yang
bisa dipercayai, jangan masuk dalam permainan seseorang tetapi sebaliknya,
jangan mudah luluh pada seorang namja dengan mudah, ingatlah ini ‘Jung Yun-Ki’
“
“Tapi.. Appa
akan kemana? Eomma sudah tidak ada..”
“Kajja!!!!!”
&&&
Seorang
namja telah menyeruput coffee miliknya disebuah Café milik kekasihnya, disaat
siang dia selalu bersantai disana sambil mengerjakan tugas sekolahnya. Seorang
pelayan yeoja menghampirinya dengan menyungingkan senyum yang lembut
terhadapnya.
“eottoke
Maru -ya?” Tanya sang pelayan yang kini duduk disamping namja yang bernama Han
Maru itu.
“Mwo? Sudah
kukatakan bukan? Aku tak suka Coffee kenapa kau terus memaksakan dongsaengmu
ini untuk terus menyicipi coffee?!”
“Bukankah
rasanya berbeda dari yang kemarin? Jamkkan.. Waeyo dongsaeng? Kitakan hanya
beda beberapa tahun dan juga kaukan Namjachinguku!!”
Sekarang
semua yeoja yang ada dicafe itu langsung menatap kecewa kearah Maru, karena
tentunya mendengar suara sang pelayan tersebut,
“Haa.. ne
noona”
Maru
mengerjakan tugas-tugasnya kembali, sementara itu yeoja yang ada disebelahnya
itu yang diketahui bernama Jeonghwa mempoutkan bibirnya dan kembali tersenyum
menatap Namjachingunya yang ada disebelahnya,
“Micheosseo!”
“Waeyo? Aku hanya ingin menatap wajah imut milik namjachinguku!”
“Aku tidak
imut”
“Hah!
Terserah.. entah mengapa aku sangat bahagia!”
Maru hanya
tersenyum melihat tingkah aneh yeojachingunya itu, lalu iya menyuruh Jeonghwa
untuk segera kembali bekerja, karena Maru sudah menemaninya bekerja sambil
mengerjakan tugas-tugas,
“Kajja!
Sebelum ini semua akan terselesaikan..”
“Omo.. Han
Maru–ya!” Jeonghwa segera memeluk lengan Maru sambil terus merengek-rengek
manja “Andwaee.. noona”
Jeonghwa
masih memeluk lengan Maru, lalu mempoutkan bibirnya lagi. 1, 2, 3. Jeonghwa
langsung berdiri dengan tegap dengan cepat dan berkata “O.K” Maru masih
terkejut karena yeojachingunya itu langsung berdiri dengan cepat,
“Maru-ya!
Sebelum aku kembali bekerja..” Kini Jeonghwa mulai bersuara kembali, namun
kata-katanya terputus.
“….”
Maru masih
terdiam polos menatap yeojachingunya yang tak segera melanjutkan kata-katanya,
dia terus menunggu kelanjutannya, Jeonghwa mengetukkan jari telunjuknya kearah
bibirnya sebanyak dua kali dengan perlahan-lahan,
“ppopo..”
Maru menelan
salivanya, matanya sedikit membulat dan kembali seperti biasa, mengalihkan
pandangannya dan melanjutkan menulis mengerjakan pekerjaan sekolahnya, Jeonghwa
dapat melihat wajah Maru yang makin memerah seperti udang rebus, iya hanya
menghela nafas kecewa, menundukkan kepala dan memutar badannya untuk kembali ke
dapur,
.
.
.
.
“Nanti..”
Langkah
Jeonghwa terhenti, iya masih terkejut mendengar suara Maru, menatap kakinya.
Senyum indahnya kembali muncul diantara pipinya, wajahnya merona merah dan
berbalik arah menatap Maru,
“Kau semakin
dewasa ne, Maru-sshi..”
“Hmm..”
“Yeogsog?”
“Hmm..”
&&&
Hari semakin
gelap, seorang gadis telah mabuk, iya berjalan gontai sambil terus membawa
barang-barang belanjaannya yang banyak. Tak jauh dari itu Maru dan Jeonghwa
berjalan bergandengan tangan dengan senyum manis dikeduanya, Jeonghwa berkata
iya kelelahan karena jam kerjanya yang sampai malam hanya untuk menjaga toko,
Maru hanya tersenyum menangapinya,
“Genapkan
janjimu Maru-ya..” Suara Jeonghwa membuat langkah mereka terhenti, Marupun
mulai menoleh ke arah Jeonghwa, mereka pun saling bertatapan, lebih dalam dan
dalam, hingga Handphone Maru terus bergetar yang menandakan adanya panggilan
masuk.
“Nuguya?
Mengganggu sekali..”
Maru dengan
wajah innocentnya mengangkat bahunya yang mengisyaratkan bahwa iya ‘tidak tahu’
.
.
.
.
“Haneul”
Seru Maru
membaca tulisan dilayar Handphonenya, yang ternyata itu adalah panggilan dari
adik kesayangannya,
“Adikmu?”
“Ne”
“Cepat
angkat..”
“Gwaenchanha?”
“Gwaenchanha,
algesseumnida Maru-ya..”
Jeonghwa
hanya menunggu Maru yang masih berbincang-bincang dihandphone dengan adiknya
Han Haneul Gi, iya dapat mendengar bahwa Haneul menyuruh Maru untuk segera
pulang karena ibunya mencemaskannya,
“Arra,
Arraseo aku akan pulang sekarang”
Panggilan
itu segera ditutup Maru, Jeonghwa hanya tersenyum kecil, sejak dulu kakak
beradik ini sangatlah lucu, Jeonghwa mengeratkan genggaman tangannya kepada
Maru , merekapun bertatapan kembali dan tersenyum senang, namun seorang yeoja
yang telah mabuk langsung jatuh dengan lemas dipelukan Maru,
Jeonghwa
terkejut akan hal itu, begitu juga Maru, genggaman tangan mereka masih belum
terlepas namun Jeonghwa semakin menggenggam dengan kuat
“Yak! Nappeun yeoja!
Pergi dari namjachinguku!”
Jeonghwa
mengeluarkan isak tangisnya, sambil berusaha melepaskan yeoja itu, begitu juga
dengan Maru yang mencoba melepaskan pelukan kuat yeoja itu,
“Noona..
jeball lepaskan tanganmu..” “Jangan begini.. anda terlalu mabuk Noona” Pinta
Maru dengan lembut pada yeoja itu,
Genggaman
tangan mereka terlepas, Jeonghwa kini dengan sekuat tenaga menggunakan kedua
tangannya untuk menyingkirkan yeoja yang sedang mabuk tersebut, “Uhh..”
Namun yeoja itu bukannya melepaskan pelukannya iya justru mencium Maru hingga terdorong kepohon yang ada dijalan tersebut, Jeonghwa tercenggang akan hal itu,
Namun yeoja itu bukannya melepaskan pelukannya iya justru mencium Maru hingga terdorong kepohon yang ada dijalan tersebut, Jeonghwa tercenggang akan hal itu,
“Yak!!
Jinjja!!”
Yeoja itu mengalungkan
tangannya di leher Maru dengan erat dan semakin mengulum lidah Maru,
menghisapnya hingga saliva mereka tertukar dan saling bercampur lalu tak cukup
disitu iya merasakan kekenyalan bibir bawah Maru yang merah , Maru terus
mendorong yeoja yang sekarang menciumnya,
Jeonghwa
terus berteriak meminta tolong, tapi jalanan sudah sepi dan gelap
“Jeball
eonni! Itu ciuman pertama yang kau rebut!!”
Maru semakin
menguatkan dorongannya hingga akhirnya yeoja itu bisa terlepaskan dan
tergeletak dijalan, nafas Maru masih tak beraturan, iya menggunakan tangannya
untuk menghapus bekas ciuman itu,
“Maru-ya..”
“Ne,
Gwaenchanha”
Jeonghwa
dapat melihat jelas pandangan Maru yang tak percaya atas apa yang menimpanya,
“Apa kau ingin menolongnya?”
Jeonghwa
bertanya kepada Maru, tapi Maru belum memberikan jawaban hanya terdiam dengan
tatapan kosong lalu Jeonghwa mencari kartu identitas sang yeoja pemabuk
tersebut, iya menemukannya dan membaca nama yeoja tersebut.
“Jung..
Yun-Ki”
.
.
.
.
.
.
Maru
teringat sesuatu, iya langsung menoleh kepada yeojachingunya,
“Jung Yun-Ki?”
Jeonghwa
mengangguk lalu memberikan Kartu tersebut kepada Maru, Marupun menerimanya dan
mendecik tak percaya “Tak usah kita tolong”
Jeonghwa
terkejut bukan main mendengar ucapan Maru, biasanya Maru tak pernah menolak
untuk menolong seseorang tetapi kali ini pandangan Maru berbeda, sangat dingin
dan kesal.
“Aku tau kau
kesal tapi jangan hanya karena itu kau..”
***
Kembali Maru
kecil berlari mencari-cari polisi untuk mencari bantuan untuk Appanya, Maru
yang belum mengerti apapun tak mengerti appanya yang tak menjawab apapun saat
Maru memanggilnya, Appanya hanya terus tertidur tergeletak dibawah, “Ahjussi
itu.. waeyo tidak menolong nae Appa?” guman Maru yang menghentikan langkahnya,
Maru kecil
yang masih panik tak tau harus kemana kembali berlari menuju kamar dimana
Appanya terus tergeletak dan dimana yeoja kecil itu serta ahjussi itu masih
disana, Maru kecil kembali menghentikan langkahnya ketika mendengar suara
dibalik pintu luar kamar tempat kejadian.
“Dengarkan Appa, Jadilah yeoja yang
kuat, didunia ini tidak ada yang bisa dipercayai, yeoja maupun namja. Jadilah
yeoja yang tegar, carilah teman yang banyak yang bisa dipercayai, jangan masuk
dalam permainan seseorang tetapi sebaliknya, jangan mudah luluh pada seorang
namja dengan mudah, ingatlah ini ‘Jung
Yun-Ki’ “
“Jung Yun..
Ki?” Guman Maru kecil yang masih terdiam dalam bisu.
***
“Kajja..”
“Maru-ya! Dia juga manusia”
“Kajja..”
“Aniyo.. kau
bukan Maru, Maru selalu mau menolong seseorang!”
.
.
Kira-kira 15
detik mereka terhenti, terdiam dalam sunyinya jalanan, “Aku akan mengantarnya”
Maru langsung
berjalan perlahan menghampiri yeoja pemabuk itu, dan menggendong yeoja tersebut
yang masih membawa barang-barangnya ditangannya dengan genggaman kuat, untung
saja iya tak perlu repot-repot membawanya juga,
“Cihh, menyedihkan
bagaimana bisa orang yang sedang mabuk tergulai lemas memegang semua
barang-barang tak berguna itu dengan genggaman kuat?” Maru terlihat tersenyum
evil dibalik kegelapan malam, Jeonghwa segera menahan baju Maru “Bukankah kau yang menyuruhku menolongnya
noona?”
“Tapi..”
“Kau pulang
saja hati-hatilah, jangan khawatir. Aku tidak akan macam-macam, dan tolong..
katakan pada eomma tidak usah mencemaskanku”
Maru mulai
melangkah pergi, iya tetap mempertahankan posisinya menggendong yeoja itu
dibelakang punggungnya yang hangat, meski berat namun Jeonghwa pasti khawatir
jika yeoja ini tak segera ditolongnya.
Jeonghwa
masih menatap kepergian Maru yang mulai lama tak terlihat tertutup oleh
kegelapan bayangan pohon-pohon dipinggir jalan, iya terus menatap kepergian
Maru dengan sedih, “Apakah aku cemburu?”
.
.
.
.
Maru
menghentikan langkahnya, punggungnya sangat sakit, iya harus berjalan jauh karena
kendaraan sudah tiada, Maru mulai berterimakasih kepada Tuhan karena besok
adalah hari Libur jadi iya tak perlu tergesa-gesa untuk berangkat kesekolah,
“Hangat..”
Maru
mendengarnya, suara yeoja yang iya gendong “Menyebalkan” seru Maru menanggapi
yeoja itu dengan ekspresi kosong sambil terus melangkah berjalan kedepan,
BRAAAKKKKK
Maru
terjatuh, kakinya sendari tadi menahan sakit, namun yeoja itu masih tertidur
dengan lelapnya. “Menyebalkan..” Umpat Maru dengan merintih, kini hatinya
terasa sakit mengingat sesuatu kejadian yang iya benci dari seorang yeoja yang
iya tolong, air matanya terjatuh menuju pipi lembutnya,
Tentunya
kejadian dimana yeoja yang telah iya tolong tersebut adalah orang yang telah
membunuh Appanya dimasa lalu, Ne. Namja kecil itu adalah Han Maru,
Kini Maru
mulai mengingat kembali kejadian itu, namun tangannya mencari-cari kunci Apartemen
Yun-Ki, iya berhasil menemukannya. Maru mulai menoleh kepada Yun-Ki,
“Kenapa
aku.. harus menolongmu..”
“Yun-Ki
noona?”
.TBC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar