Jumat, 16 Agustus 2013

Fanfiction | Innocent Bodyguard Part 3




Judul    : Innocent Bodyguard (part 3)
Author  : Park Hee Young
Genre   : Romantis, Naughty (NC), Absurd?, Family
Cast     :
·        Song Joong Ki (Han Maru)
·        Park Bo Young (Shin Jeonghwa)
·        Moon Chae Won ( Jung Yun-Ki)
·        Han Haneul Gi (OC)

Hell-O! Salam Chilicrab dari Jongup! (~‘-‘)~ ~(‘-‘~) Oke kali ini langsung aja oke? Mimin lagi gak mau bercuap-cuap keladi?
Happy Reading~


------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Han Maru!”

Seseorang memanggilnya, Maru tak begitu jelas dengan suara orang yang memanggilnya, iya pun menoleh kearah suara tersebut, senyumnyapun perlahan mulai menghilang.
.
.
.
.

“eottoke?”
“Aniyo”

“Waeyo? Aku sangat membutuhkanmu, aku tak tau harus meminta tolong kepada siapa”
Kini Maru sedang berbicara dengan yeoja yang sangat iya benci, Jung Yun-Ki. Yeoja yang sekarang justru meminta tolong pada Maru,

“Hubungi saja pusatnya”

“Aniyo! Aku tidak percaya pada mereka”

“Nae ga wae?”

“Karena aku percaya padamu Han Maru-ya!”
Maru masih berpikir dalam diam, sejuta kebimbangan hatinya ingin menolak, namun Maru mengingat sesuatu yang menurutnya sangat penting,

“Aku akan mengajimu tiga kali lipat perdetik? Eottoke?”

“Kenapa harus menjadi bodyguardmu?”

“Baik-baik aku akan tambahkan! Tapi.. ada kesepakatan arra? Kau baca saja dulu”
Yun-Ki menyodorkan sebuah kertas persyaratan kepada Maru, Maru sedikit terkejut atas apa yang Yun-Ki lakukan. Rasanya perutnya menjadi mual melihat keanehan yeoja dihadapannya

“Apa-apaan ini?”

Maru mulai membaca semua persyaratan dengan teliti tentunya Maru juga harus mau membantu Yun-Ki, iya semakin tak percaya dengan yeoja gila ini “Bagaimana dengan sekolahku?”

“Itu.. kau bisa pergi untuk waktu yang cepat lalu kau.. pulang kembali kerumahku”

“Rumahmu??!” Maru semakin tak percaya, Maru merasa iya harus membawa yeoja ini kerumah sakit jiwa. Jelas-jelas yeoja ini ada maksud lain, karena ini bukan pekerjaan seorang Bodyguard.

“Ige mwoya?! Jadi aku tinggal dirumahmu?!”

“ke..keurom..”

Yun-Ki dengan senyum yang sedikit khawatir terus beralasan bahwa hidupnya tak tenang dengan semua ahjusshi yang pernah iya temui, mereka selalu mengancam Yun-Ki. Tapi sejujurnya saja Maru tak percaya, Namun hati Maru menuntunnya untuk melakukan balas dendam, meski bukan pembalasan yang besar, tapi cukup permainkan hatinya saja sudah cukup.


“Keurae..”

“Mwo?! Jinjjayo!?? Omona!! Gumawoyo Maru-ya!!”
Tanpa sadar Yun-Ki memeluk tangan Maru yang hangat, Maru sontak terkejut ‘Micheosseo yeoja’ kata-kata itulah yang terngiang dibenak Maru.

“Ya..Yak! itu menjijikkan! Hentikan noona!”

Tak jauh dari mereka, Jeonghwa mulai memperhatikan mereka berdua yang semakin akrab, terlihat mereka mulai beranjak dari tempat duduknya. Jeonghwa mulai berlari menuju Maru

1,

2,

3,

4,

5,

Maru langsung terkejut, Jeonghwa memeluk Maru dengan sangat erat, terlihat jelas iya merasa ketakutan kehilangan Maru, namun Yun-Ki yang melihat itu hanya mendecik kesal,

“Waeyo? Kau bisa ada disini?” Tanya Maru yang menatap wajah cantik Jeonghwa dengan lekat-lekat, Kini Jeonghwa tak kuasa menahan air matanya yang sendari tadi sudah turun membanjiri pipinya. Isak tangispun mulai terdengar 

“Kau berbohong padakuuuu.. Maru-sshi”

Kini Jeonghwa mengingat semua ingatan dimana Jeonghwa dan Maru dulu bersenang-senang disini dibukit kecoklatan tempat mereka selalu bermain bersama dan tak pernah merasa bosan, dimana mereka berlomba lari, Maru mengendongnya saat iya terjatuh, dan dipondok ini dulu Maru mengajarkannya bermain gitar bersama, mengikat tali sepatu bersama, menggosok gigi dan mengerjakan tugas sekolah Maru bersama dipondok ini






Aku meminta maaf dan berterima kasih karena kau telah memberiku cinta







“Mianhae nona, tapi sepertinya aku harus menyita namjachingumu ini..”



Aku punya banyak kekurangan, maafkanlah aku yang meninggalkanmu
Lala larillaril lala larillaril lala larillaril~ la~ a

Yun-Ki pun langsung menarik tangan Maru dan menyeretnya keluar dari pondok itu,Jeonghwa menatap kesal Maru dan yeoja aneh itu,

“Stop it!”

 Maru melepaskan genggaman Yun-Ki, Kini Yun-Ki menatap Maru dengan kesedihan, mereka mulai berjalan-jalan di rerumputan coklat khas disana

“Sepertinya ini bukan bukit kecoklatan lagi”
Maru mulai membuka pembicaraan dengan senyum andalannya, “Karena rerumputan baru yang berwarna hijau mulai tumbuh” tambah Maru yang masih tersenyum, Yun-Ki mulai menoleh menatap Maru, mereka masih melangkah untuk berjalan kedepan



“Ayahku..”

Kini Maru yang mulai menatap Yun-Ki, Maru mulai menyadari wajah Yun-Ki yang pucat dan suara Yun-Ki yang lirih, “Ayahku adalah orang yang gila akan uang..”

Lanjut Yun-Ki yang masih berwajah pucat, kini iya mulai berani untuk mencoba menceritakan tentang keluarganya terhadap seorang namja,
“Dia, tidak peduli seberapa besarnya rintangan, yang penting iya tidak dirugikan atas itu semua, meski aku kagum padanya namun.. aku sangat membencinya.”

“Wae?” Tanggap Maru yang kini mulai angkat bicara.

“Karena dia bukanlah contoh appa yang baik bagi anaknya”

Yun-Ki mulai menyungingkan senyum manisnya pada Maru, masih dengan wajah yang pucat, namun Maru semakin khawatir dengan keadaan Yun-Ki terlebih setelah mendengar pengakuan Yun-Ki.
Giliran Maru yang bercerita, namun Maru masih engan dengan permintaan Yun-Ki namun melihat wajah pucat Yun-ki, Marupun mulai luluh dan mulai bercerita, iya mengusahakan agar Yun-Ki tak mengetahiu bahwa Yun-Ki lah yang dulu membunuh ayahnya.

“Ayahku.. dia sangat memperlakukan keluarganya dengan sangat baik, dan bijak” Degup jantung Maru yang kencang dapat iya rasakan dengan sangat kuat, entah apa yang merasukinya kini tatapannya kembali kosong dan hatinya terdorong untuk menceritakan kebenaran,

“Namun sayang, iya harus pergi terlebih dulu, seorang anak kecil telah membunuhnya, aku bahkan tak percaya. Seorang anak kecil? Huh.. daebak. aku yang masih kecilpun tak mengerti apapun hanya bisa menangis”

Langkah Yun-Ki terhenti, iya sangat terkejut dan mulai merasa iba pada Maru namun sebuah ingatan masa lalu membuatnya teringat kembali, sepertinya iya mulai menyadari yang Maru maksud. “apakah kau..”
Maru hanya memasang wajah tak mengerti, Yun-Ki pun mengurungkan niatnya, iya belum yakin dengan ingatannya.

“Mworago?”  Maru masih penasaran dengan maksud Yun-Ki namun Yun-Ki justru mengajaknya untuk cepat-cepat mengemaskan barang-barangnya untuk segera dipindahkan kerumah Yun-Ki.

&&&

“Seorang namja tak baik tinggal hanya berdua dengan seorang yeoja, terlebih jika mereka belum menikah. Akan banyak gossip yang beredar”

“Eomma..”
“Oppa.. Yang dikatakan eomma itu benar!”

“Maru-sshi..”

“Kalian..”

“Maru..”

“Oppa..”

“Kau tak perlu repot-repot membantu mencari uang Maru”

“Maru-sshi..”

“Cukup! Aishh.. jeongmal”

Maru mulai mendecak kesal kepada Eommanya, dongsaengnya dan terlebih yeojachingunya yang sangat risih mengurusi permasalahan perpindahan ini,

“Oppa.. sebentar lagi Maru oppa akan lulus SMA bukan?”
“Ne..”


“Bagaimana dengan itu? Maru-sshi..”

“Apanya?”

“Apa kau akan pulang?”

“Keurom”
.
.
.
.
.
Terdiam, semuanya pun mulai merenungkan, mereka merasa ini gila dan aneh, mereka mulai tak mengerti jalan pikiran Maru,

“aku mempunyai rencana..”
Kini mereka mulai menatap Maru dengan bingung “Yun-Ki noona.. dialah yang telah membunuh appa”
Semuanya mulai terkejut, berteriak terlebih sang Eomma yang tak menyangka gadis itu kembali ke hidup mereka tentunya ‘Jung Yun-Ki’

“Eomma.. eomma tenang saja, semuanya akan aku selesaikan. Dan kalian tidak perlu ikut dalam permainan ini”

“Bagaimana bisa?” 

Kini Jeonghwa yang mulai menatap Maru tak percaya, “Kenapa dia masih disini? Bukannya harusnya dia ditahan atau diasingkan?”

“ah.. chagia, bukankah sebuah sampah harus dibuang pada tempatnya? Bahkan sampah sekecil apapun harus dibereskan..”

“hmm.. nde.. keurom”

Maru mulai tersenyum dengan evil, berdiri, dan menarik kopernya sebelum itu dia menunduk hormat pada eommanya, iyapun pamit kepada ketiga orang yang sangat iya sayangi tersebut, semuanya pun masih terus menatap kepergian Maru, kecuali Jeonghwa yang tak mau menatap Maru.

&&&

“Han Maru”
.
.
.
.
Yun-Ki menyicipi masakan  Maru yang sudah diletakkan dipiring, iya terkesan karena masakan Maru jauh lebih enak disbanding dengannya iyapun mulai mencibir Maru karena iri “Ya.. ige mwoya!?”

“Waeyo?”

“Makanannya tidak enak!”

“Aku tidak memiliki gelar pembantumu”

“Tapi kau bekerja padaku Han, Maru”

Maru mulai menaikan sebelah alisnya, menyicipi sedikit makanan yang sudah iya letakkan dipiring, “Noona aku tidak tau kalau lidahmu bermasalah.. apa kita harus kerumah sakit?”

Maru mulai tersenyum, Yun-Ki mulai memasang wajah herannya, sedangkan Maru meletakkan telapak tangannya didahi Yun-Ki iya pun mulai berpura-pura terkejut

“kkamjjakiya!! Omo.. kenapa kau suhumu bisa sepanas itu noona?”

Yun-Ki semakin terbelalak, iyapun memeriksa dahinya sendiri, iyapun mulai sadar bahwa Maru berbohong karena dahinya bersuhu normal, “yak! Han Maru! Jangan membohongiku!”

“Kalau begitu, jangan membohongiku juga..” Maru mulai menjitak dahi Yun-Ki dan berbalik untuk memasak makanannya lagi yang hampir hangus,

“Kenapa kau begitu padaku?”

“Waeyo waeyo..”

“Ya.. Han Maru!! Aku bisa saja memecatmu!”

“Pecat saja, sejak awal aku ingin menolaknya bukan? Aku akan sangat berterimakasih jika kau memecatku sekarang juga” “Dan lagi.. aku akan melakukan apa yang orang telah lakukan padaku, jika mereka baik padaku aku juga akan seperti itu”

Yun-Ki mendecak tak percaya, menghela nafas dan menatap punggung Maru yang sedang memasak untuknya, matanya mulai melotot kesal iyapun mulai meninju punggung Maru

 “Ahh!”
Seru Maru yang terkejut atas tinju Yun-Ki “Appo..” Protes Maru dan Yun-Ki semakin membulatkan matanya hingga seperti akan melompat keluar, iya mulai mencubit pinggang Maru dengat kuat 

“ahhh! Noona Ap.. appo!”

Yun-Ki melepaskan cubitannya,
Yun-Ki mulai memajukan langkahnya tanpa ragu iya mendempetkan tubuhnya dengan Maru iya mulai meremas junior Maru yang masih tertutup celana dengan tangan kirinya dan iya melihat masakan yang baru saja selesai dimasak sudah diletakkan dimangkuk iya mulai mengambil satu dengan tangan kanannya dan memakannya

“Uhh..noonahh..henn..hentikannnhh” Yun-Ki mulai meremas junior Maru lebih kuat lagi dan cepat, Maru tersadar dan mendorong Yun-Ki menjauh. Matanya terbelalak dengan apa yang barusan dilakukan yeoja yang ada dihadapannya,

“Eottoke? Bukankah seharusnya kau membalasnya?” Yun-Ki yang masih mengunyah mulai mengambil mangkuk yang berisi makanan tersebut dan meletakkannya dimeja makan, Yun-Ki yang masih membelakangi Maru tak melihat ekspresi Maru yang kosong namun tatapannya membunuh seperti sedang mengintai seseorang,

Yun-Ki mulai merasakan sakit dipunggungnya, tentunya satu pukulan dipunggung Yun-Ki. Mulutnya mulai terbuka iya tak percaya Maru benar-benar membalasnya, terlebih iya mulai tersadar sekarang Maru memojokkannya didinding, wajah Yun-Ki memanas rasanya wajah mereka begitu dekat deru nafas Yun-Ki bercampur dengan hembusan nafas Maru

‘Puuuukk’

Yun-Ki yang memejamkan matanya mulai merasakan cubitan lembut dipipi kirinya, ternyata benar Maru sedang mencubit pipi kenyalnya, Yun-Ki yang mulai tersadar langsung menghempaskan tangan Maru,

“Apa kau benar-benar Bad girl’s?”

Setelah membisikan itu, Maru mulai mencopot celemeknya dan berjalan menjauh dari Yun-Ki dan duduk tenang di kursi meja makan. Sedangkan Yun-Ki masih shock tak percaya yang baru saja iya alami,

“Jeongmal.. kau mau makan tidak?”
Tawar Maru yang mulai menyadarkan Yun-Ki dari lamunanya, lalu Yun-Ki mulai berlarian kecil menuju meja makan,
.
.
.
.
.
Yun-Ki mulai duduk, “Waeyo!!?”

Maru yang akan memasukkan makanannya kedalam mulutnyapun menghentikan aktivitasnya itu dan menatap dengan bingung kearah Yun-Ki,

“Kenapa tidak membalas yang terakhir? Dan kenapa bukan menyubit pinggangku? Tapi justru pipiku?”
Maru hanya tersenyum enggan dan mulai melanjutkan makannya, sedangkan Yun-Ki menenangkan degup jantungnya.


Terkadang hatiku terasa sakit ataupun menyesal namun aku tak akan memperlihatkan hal itu padamu meskipun air mata ini mengalir

Sedangkan Jeonghwa mulai memasukkan Jjang ramyeon kedalam mulutnya dengan menggunakan sumpit yang iya pegang, tapi dapat terlihat tatapan Jeonghwa begitu kosong iya merasa kesepian, Maru yang biasanya memberikan message padanya, kali ini sama sekali tak ada message satupun diponselnya,
Haneul Gi yang dimintai tolong oleh eommanya mengantarkan makanan kerumah Jeonghwa mulai panik melihat rumah eonninya yang sangat gelap, iya mulai melangkah masuk

“Eonni.. eonni..”

Haneul Gi semakin shock ketika melihat keadaan eonninya yang bagaikan tak bernyawa sedang menyantap jjang ramyeon.

“Gukkie! Bbo bbo!”
Seru Maru dan Yun-Ki bersamaan setelah mendapati seekor anak anjing yang baru mereka beli keluar dari kandang kecilnya,

“Ya..” Maru mulai menatap sinis kearah noonanya Yun-Ki, “Mwo? Kitakan membelinya bersama. Terlebih kita patungan untuk membelinya..”

“Jukneunda”

Yun-KI terbelalak atas pernyataan Maru, “Ya, ya! Jeongmal! Mworago? Aku ini majikanmu! Dan.. dan atas dasar apa kau memberinya nama Gukkie? Waeyo haruskah namanya Gukkie hah!?”

“Karena dia seperti berkata ‘Guk’ karena aku menganggapnya sebagai warga Negara korea aku menambahkan ‘Kie’ maka itu namanya Gukkie”

Yun-Ki tertawa mendengar penjelasan dari namja yang ada dihadapannya, tak lama kemudian raut mukanya menjadi datar.

“Bbo bbo.. dia mengingatkanku pada Shin dongho!”

“Mwo?”

“Apa kau tak punya idola? Apa kau tak pernah menonton film? Atau drama?”

“Kalau begitu kenapa tidak sekalian kau beri nama ddangkoma saja noona?”
“Maksudmu kura-kura yesung yang sudah wafat itu?”

“Memangnya dia sudah mati?”

Maru mulai memunculkan muka polosnya, yang kini membuat Yun-Ki menahan tawanya “Kau itu kuno sekali.. bagaimana kalau gaho? Seperti anjing milih Kwon Jiyong..”

“Kwon jiyong? Maksud noona G-dragon?”

“Atau Choco, seperti milik minzy?”

“Atau dasom”
.
.
.
.
“Kau pikir iya personil sistar huh!?”
Mereka pun terdiam, tak lama setelah itu mereka berdua tertawa bersama-sama membayangkan anjing kecil yang ada dihadapannya adalah personil sistar

“Hahahahahahaha kau bodoh Maru-ya!”

“Hahahahaha Noona juga tak kalah bodoh”



“Nawa!!”

“Mwo!?”

“Bodyguard berjaga diluar.. Nawa!”

Maru mulai mendengus kesal, iya mulai melangkahkan kakinya keluar, sedangkan Yun-Ki mulai berguman kembali menenangkan dirinya yang tentunya jantungnya kembali berdegup kencang, “Aku ini kenapa?”
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Oppa..”
Mata Maru membulat, iya mulai menatap seseorang yang ada dihadapannya, Dongsaengnya ‘Haneul Gi’ yang terlihat lelah sehabis berlari. “apheuda..” Kata Haneul Gi dengan suara yang bergetar.

“Apheuda? Nuguji?”

“Eonni..”

***

Haneul Gi menggoyang goyangkan bahu Jeonghwa yang masing memakan Jjjang ramyeonnya, tapi tetap saja Jeonghwa tak berkata apapun, bibirnya semakin pucat, Air matanya mulai mengalir menuju pipinya. Haneul Gi semakin bingung dengan keadaan eonninya, seperti orang yang benar-benar merasa frustasi “Eonni.. eonni!”

Sekali lagi iya mengguncangkan lengan eonninya Jeonghwa namun taka da jawaban, Haneul Gi mulai menyalakan lampu diruang tengah tersebut,



“Maru..”

Haneul Gi menatap eonninya yang mulai berbicara namun tetap dengan tatapan kosongnya, Haneul Gi mulai berlutut dihadapan Jeonghwa yang tetap duduk, “Eo?”


“Han Maru..”

Kata Jeonghwa yang bersuara serak, Haneul Gi memegang dahi eonninya itu, panas. Haneul Gi langsung melihat keringat Jeonghwa yang mulai semakin banyak,

“Chuwo.. Haneul Gi, chuwo.. apheuda..”
Haneul Gi yang bingung harus melakukan apa mulai berlari keluar untuk menghampiri Maru Oppanya.


Maki aku sesuka hatimu, sepertinya ini lebih mudah bagimu, aku tak akan beralasan yang bukan-bukan, seperti inilah aku




.TBC.



Selasa, 06 Agustus 2013

FF Innocent Bodyguard Part 2




Judul    : Innocent Bodyguard (part 2)
Author  : Park Hee Young
Genre   : Romantic, naughty (NC), absurd?, Family
Cast     :
·        Song Joong Ki (Han Maru)
·        Park bo young (Shin Jeonghwa)
·        Moon chae won (Jung Yun-Ki)
·        Han Haneul Gi (OC)

Sountrack: B.A.P – What my heart tell me to do

Hell-O! Salam Chilicrab dari Jongup! (~‘-‘)~ ~(‘-‘~) Mimin mau menegaskan lagi kalau FF ini terinspirasi dari film dan dramanya Song Joong Ki. A werewolf boy dan Nice guy menjadi satu, oke langsung aja ne? lagi males bercuap-cuap keladi(?)

Happy Reading~

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kini Maru mulai mengingat kembali kejadian itu, namun tangannya mencari-cari kunci Apartemen Yun-Ki, iya berhasil menemukannya. Maru mulai menoleh kepada Yun-Ki,
“Kenapa aku.. harus menolongmu..”

“Yun-Ki noona?”
.
.
.
.

Terlihat Maru mulai membuka matanya, iya merasa asing dengan tempat yang iya lihat, Maru mulai mencium bau harumnya makanan yang baru ditaruh dipanggangan

“Kau sudah bangun?..”


Mendengar itu sontak membuat Maru terkejut, baginya suara itu tidak asing lagi baginya, Maru segera bangkit dari tempat iya terlelap tidur “Nae ga!..” Seru Maru dengan nada suara yang meninggi.

“Ne.. ternyata masih ada namja yang baik sepertimu”

Yeoja itu ne, Yun-Ki. Yun-Ki menyungingkan senyumnya kepada Maru, terlihat dia sudah berganti pakaian dan mengenakan celemek ditubuhnya. “Apa kau lapar?” Tanya Yun-Ki pada Maru yang masih terdiam menatapnya dengan wajah innocentnya, sedangkan Yun-Ki terus mengunyah makanan yang baru saja iya masak,

“Aku baru memasak bulgogi khusus untukmu, kalau kau mau dimeja makan juga sudah ada Omurice dan Oh ne! kalau kau haus ada juseu dikulkas. Bukankah ini sarapan pagi yang nikmat? Dibanding hanya seoles selai yang dioles diroti seperti orang kebanyakan?”

“Kau menghinaku?” tanggap Maru lengkap dengan senyuman evil dibibirnya, yang kini mulai menatap Yun-Ki dengan tatapan yang sangat tajam.

“Mwo? Kau itu.. tampan tapi sangat mengerikan” Yun-Ki masih mengunyah makanannya dengan muka yang kesal, dia mulai menelan makanannya dan  terlihat sebuah senyuman manis muncul diantara pipinya “Tapi aku suka namja yang menarik..”

Maru hanya memalingkan mukanya kebawah, sontak betapa kagetnya Maru mengetahui apa yang iya lihat pada dirinya,
“Haaaaaaahh!!!? Omo!!!!! Ige mwoya!!!??“



Yun-Ki mendengar suara teriakkan Maru, iya sedikit terkejut dan berjalan melangkah menuju Maru “Waeyo?” Tanya Yun-Ki dengan suara lembutnya, yang kini dia berlutut di samping ranjang yang Maru tiduri,
“Nampeun yeoja!! Mw..Mwo? apa yang kau lakukan padaku tadi malam!?”

“Aku?”
Sahut Yun-Ki yang kini menunjuk dirinya sendiri, entah apa yang dipikirkan Yun-Ki, kini iya mulai memunculkan senyum yang sama, perlahan-lahan iya mendekati wajah Maru hingga hanya tersisa beberapa centimeter,

“Aku menjemur pakaianmu..”

Maru mengangkat sebelah alisnya, mulutnya mulai terbuka, tangannya mulai tergenggam erat kesal dan mencoba tersenyum manis pada yeoja dihadapannya yang jelas-jelas iya benci,

“Sampai celana milikku kah?”

“Keurom!, badanmu sangat bagus, Maru-ya..” Yun-Ki langsung memunculkan senyum nakalnya, Maru mendecik tak percaya apa yang menimpanya lagi kali ini “Yak! Kau.. Bagaimana semalam aku bisa tertidur?”

Maru menunjuk Yun-Ki yang tetap tersenyum melihat namja dihadapannya yang tak percaya, 

“Perempuan jalang..” kata Maru dengan nada pelan. Namun Yun-Ki masih mendengarnya,

“Menarik..”


“Mwoya!? Waeyo kau harus melakukan ini padaku?! Memangnya kemarin hujan turun!?”

“Aniyo.. tapi kemarin aku muntah dipakaianmu.. mianhaeyo..” Yun-Ki masih tersenyum manis sambil terus menatap Maru, terlihat jelas bahwa iya tak merasa bersalah sedikitpun.

“Sejujurnya saja, banyak namja yang mengambil kesempatan bersamaku, namun pada akhirnya mereka yang terjebak kedalam permainanku.. kurasa kau juga harus ikut?”

“Mwoya? Nae ga wae? Itu menjijikkan” Seru maru menangapi perkataan dari Yun-Ki yang kini tak percaya, sebenarnya namja dihadapannya ini sungguh-sungguh atau hanya jual mahal saja?

Apakah kau sangat tersakiti? Apakah kau sangat lelah? Apakah aku menyulitkanmu? Aku terbiasa hanya menerima cinta, sepertinya aku hanya memahami diriku sendiri


Disisi lain, Jeonghwa sedang menikmati sarapannya bersama dengan keluarga Maru, sang eomma dan sang dongsaeng Maru, Han Haneul Gi. Mereka menikmatinya dengan mengunyah dengan nikmatnya, Haneul Gi yang masih mengunyah bertanya pada Jeonghwa eonninya, mengapa Oppanya Maru tak kunjung pulang semalam?,

“Dia sedang bersama yeoja lain”
Jeonghwa hanya menjawab penuh dengan keketusan, iyapun mulai mengaduk-aduk dengan cepat bbimbap yang sendari tadi iya santap,

“Mwo?!! Jinjjayo eonni?!” Haneul Gi mulai tersontak kaget, iya mulai menatap ibunya yang hanya bersantai-santai saja mendengar pembicaraan mereka, “Kenapa eomma tenang-tenang saja??”

“Eomma percaya pada Oppamu Maru”
Mendengarnya Haneul Gi pun berpikiran sama dengan sang eomma, iya mulai kembali melanjutkan makannya “Benar juga..”

“Bagaimana kalau mereka melakukannya? Bisa sajakan?” Tanya Jeonghwa yang mulai menghentikan aktivitas mengunyahnya, dia terlihat sangat khawatir, sedangkan Haneul Gi hanya menghela nafas.

“Oppa tidak mungkin seperti itu..”

“Waeyo? Diakan seorang namja, bisa sajakan? Firasatku buruk Haneul Gi..”
Haneul Gi mendecik kesal, dia mulai kehilangan selera makannya, dia mulai berkata bahwa eonninya hanya melebih-lebihkan saja, jelas-jelas Oppanya sangatlah polos,

“Kalaupun terjadi, itu pasti karena sang yeoja yang memimpin permainannya..”
Jeonghwa terkejut mendengar ucapan Haneul Gi, iya mulai terlihat ketakutan dan menangis, tak sengaja Jeonghwa membuat ulah kembali, iya memecahkan gelas Haneul Gi. Mereka pun langsung menatap gelas tersebut, pikiran merekapun menjadi satu,
‘Apakah itu benar?’

Aku mengerti perasaanmu, akupun paham, aku tahu betul cintamu namun sepertinya itu bukan untukku


Kembali pada Maru yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan hanya tersisakan wajah Maru yang sangat tembem, Yun-Ki melihatnya dengan lucu, Maru belum menyentuh makanannya. Yun-Ki terus mengunyah makanannya dengan santai, Iya terus menatap Maru yang ternyata mulai melangkah mencari pakaiannya yang ternyata sudah kering,

“Kamar mandi, eodiseo?”

Yun-Ki mulai menyungingkan senyum evilnya, dan menunjuk ke arah kamar mandi yang dicari oleh Maru, kali ini Yun-Ki tak kuasa menahan tawanya “Hahahahahaha!!”
Maru hanya tersontak kaget dan menoleh kearah meja makan Yun-Ki dan mulai bertanya-tanya, apa sekarang yeoja ini sudah gila? “Waeyo?”

“Aniyo.. kau sangat lucu, kenapa kau menutupi tubuhmu begitu dengan selimut? Dan.. dan.. kau berjalan seperti seorang yang selalu tersandung! Sangat lucu untuk diperhatikan! Kau seperti hantu yang lucu sekarang!”

“Mworae? Keurom! karena aku masih punya malu..” “Tidak seperti yeoja jalang sepertimu yang tidak tahu diri mencium orang seenaknya!”

Kini sekarang Yun-Ki tersedak, iya segera menunjuk-nunjuk Maru dengan sumpit yang iya gunakan untuk makan dengan wajah yang marah “Yak! Mworae!? Jangan menuduh seenaknya! Aku tidak menciumu semalam! Aku hanya melepaskan pakaianmu! Aku bahkan sudah terbiasa melihat tubuh seorang namja muda sepertimu!”
Maru semakin tercengang shock tak percaya, yeoja yang ada dihadapannya benar-benar membuat hidupnya menjadi rumit, “Yak! Yak! Kenapa menatapku seperti itu!?”

“Kau.. Aishhhh Jinjja!.. kau sudah menciumku, bahkan semalam kau melepaskan pakaianku dengan tanganmu sendiri??!”

“Sudah kukatakan aku tidak menciummu!!”

“Kau-men-cium-ku sa-at kau-ma-buk” tanggap Maru dengan penuh penekanan disetiap katanya, Yun-Ki terlihat terkejut mendengarnya. “Kau.. noona, kau berhasil membuat kejutan disetiap detik hidupku!”

Lalu Maru memasuki kamar mandi, dengan tentunya membanting pintu kamar mandi, Yun-Ki masih terkejut tak percaya dengan apa yang dikatakan Maru dengan menghela nafas yang begitu terenggah-engah.

“Kenapa orang itu? Kenapa ini? Come on Jung Yun-Ki itu hanya sebuah ciuman darimu, tapi kenapa kau merasakan yang berbeda?”

Aku lebih merasa tersakiti karena inilah hal yang diinginkan oleh hatiku,

Haneul dan Jeonghwa mencari-cari dimana Maru, Haneul Gi bertanya kepada Jeonghwa. Kenapa eonninya begitu bodoh? Sampai-sampai lupa dimana alamat yeoja yang ditolong oleh namjachingunya sendiri,

“Yak! Nae ga.. dasar bocah tengik!”

“Mwo? Bagaimana nanti jika eonni dan Maru oppa menikah? Kasihan oppa..”

“Aishhh jinjja.. bocah ini menyebalkan sekali, kami akan menjadi keluarga yang paling bahagia tentunya dengan membuka toko Roti terenak dikota Seoul. Toko.. Roti Bong”
Haneul Gi yang mendengar eonninya mulai berkhayal kembali hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya, “Eonni micheosseo”

“Hongdae!!!” Seru Jeonghwa, dan merekapun menuju kesana.



“Aaaaaaaaaaaaaa” Yun-Ki terus berseru dengan nada datar, “apa yang kau lakukan?” Maru mulai menyentuh makanannya, mukanya hanya menunjukan ekspresi datar dan tatapan mata yang tajam menatap yeoja dihadapannya. Maru mulai memakai kacamatanya

“entahlahh.. aku rasa aku sudah menggila karenamu”
Yun-Ki kali ini tak berbohong, namun iya sengaja mengatakannya dengan nada yang menggoda seakan iya telah berbohong dan hanya menggoda Maru, “Kau tau? Aku terkenal menjadi Bad girl dilingkungan sini, dan kau tau? pantas saja aku merasakan bibirku terasa manis, apa itu karenamu?”

Maru hanya terdiam, sambil memakan makanan yang ada dihadapannya dengan tenang, Yun-Ki yang sendari tadi tersenyumpun mulai tak tersenyum lagi “Bicaralah..”
Pinta Yun-Ki pada Maru yang masih mengunyah makanannya. Sekarang Maru menatap Yun-Ki dengan sedikit senyuman.

“…”

Sangat tenang dan sunyi diantara mereka, Yun-Ki tak suka suasana ini “Kau masih sekolah?”

“Hmm..”

“Berapa umurmu?”

“…”

“dimana aku bisa menemukanmu?”

“…”

“Apa kau sudah memiliki yeojachingu?”

“Hmm..”

“Kenapa kau..”

“Ini bukan waktunya wawancarakan?” Sahut Maru dengan cepat sebelum Yun-Ki bertanya kembali padanya, Marupun berdiri dan memberikan bow pada Yun-Ki “Kamsahamida atas makanannya”

Lalu Maru mulai beranjak pergi, Yun-Ki yang sendari tadi hanya menatap Maru mulai menahan tangan Maru, “Jamkkan.. siapa namamu?”
“Han. Maru.”
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Jwiseonghaeyo, Maru-ya.. Ini kali ini ada juseu..”
Kini Jeonghwa meletakan orange juice itu disamping Maru, “Apa yang dia lakukan padamu?”

“Tidak ada”

“Kau sedang tidak berbohong pada yeojachingumukan?”
“Aniyo.. apa ada cheesecake?”

“ada..” Jeonghwa menatap Maru curiga benar-benar curiga hingga membuat Maru tak nyaman dengan tatapan menusuk Jeonghwa “Jika kau seperti itu pelangan akan pergi”

“Aku tak mengajarkan namjachinguku untuk berbohong..”

“Aku tak sedang berbohong..”
Kini mereka bertatapan, Maru meyakinkan bahwa iya tak berbohong melalui ekspresi wajahnya, Jeonghwa merasakan cemas yang luar biasa walau sebenarnya iya yakin pada namjachingunya Maru.

“Changi..”

“Ne?”

“Gwaenchanha..”

Maru pun menyuruh Jeonghwa duduk disebelahnya, Jeonghwapun mulai duduk disebelah Maru mendekatkan posisi duduknya sangat dekat dengan Maru, “Tutup matamu noona..”

Jeonghwa yang masih memeluk nampan didadanyapun mulai menutup matanya seperti yang Maru katakan, iya mulai merasakan sesuatu yang hangat, deru nafas Maru juga dapat iya rasakan, sesuatu yang manis dan kenyal. Ciuman lembut Han Maru.

Walau hanya sebentar tidak lebih dari 5 detik namun seperti tersihir suasana hati Jeonghwa jauh lebih tenang sekarang, sangat amat tenang, ciuman itu sangat lembut, meskipun Jeonghwa tak membuka mulutnya, meskipun Maru hanya menempelkan bibirnya tapi sangat nyaman,
“Sudah merasa tenang?” Tanya Maru yang membuat Jeonghwa tersadar dari lamunannya, 

Jeonghwa melihat Maru tersenyum manis membuat Jeonghwa merasa tenang kembali,
“Amat sangat tenang, Han Maru-sshi..”

Maru menatap bingung Jeonghwa, “Maru-sshi?”

“Ne, Maru yang dewasa, Maru yang suka menolong orang , Maru yang membuat seseorang merasa nyaman dan tenang, Maru yang patuh pada orang tuanya, kurasa sudah cukup pantas untuk dipanggil sshi” Jeonghwa menatap jendela sambil tersenyum tenang, tangannya mulai menghampiri tangan Maru dan menggenggamnya dengan lembut, dan meletakkan kepalanya dibahu Maru yang nyaman.

“Aku merasa beruntung menjadi yeojachingumu, terlebih mereka banyak yang cemburu karena aku yang berhasil mendapatkan hatimu. Maru-sshi”

“Ternyata kau juga merasakan hal yang sama denganku, Noona..”
Keduanyapun tersenyum lembut, diantara cuaca yang begitu dingin, Jeonghwapun tersadar bahwa iya harus kembali bekerja. Maru mulai mengeluarkan Puppy eyesnya,

“Jangan begitu, nanti kita pulang bersama lagi oke? Han Maru.. sshi”

“Ne!”

“yeogsog?”
.
.
.
.

“Keurom”
Keduanya pun mengkaitkan jari kelingking yang telah berjanji untuk mereka pulang bersama seperti biasanya.


&&&

“Kyaaaaaaaaaa!! Jinjja!! Kau harus lihat dirimu Maru-sshi!”
“Mwoya?”

“Kau jauh lebih tampan tanpa kacamata, dan.. jamkkan!”
Tangan Jeonghwa menyentuh rambut Maru dengan lembut, menatanya dengan sangat hati-hati dan serius “Nah.. begini jauh lebih baik.. kau terlihat cool”

“Aku belum terbiasa noona”

“Kau ini masih saja memanggilku noona! Aku jadi merasa noona-noona tak tau diri yang menjadi kekasih seorang anak yang lebih muda dibandingku..”

“mianhae.. no.. engg.. changi”

“Gwaenchana, ini..”

Jeonghwa menyodorkan lensa kontak kepada Maru dengan senyum manis dibibirnya, berharap Maru mau menerima dan memakai untuknya.


“Lensa kontak?”

 &&&

“Maru!”

Maru mulai mendengar suara itu lagi, tentu saja yeoja yang sangat iya benci dikehidupannya. tapi kenapa yeoja itu kembali, apa Maru harus melakukan balas dendam?
‘Ah, ne balas dendam’ Seru Maru dalam hatinya, bagaikan orang yang baru mendapatkan ide.

“Ah.. ne”



“Woahhh.. kau sangat tampan kali ini! Kau mengubah gayamu?” Yun-Ki terkagum-kagum melihat Maru yang mengubah gayanya sesuai dengan kemauan Jeonghwa, iyapun menepuk-nepuk pundak Maru dengan bangga. Sedangkan Maru hanya terdiam melihat yeoja gila yang sekarang ada dihadapannya,

“Mwohaneungeoya Maru?”

“Pergi”


“eodiseo?”

“Terserah padaku ingin pergi kemanapun aku suka..”

“Bolehkah aku ikut?”

Maru tak menjawab apapun dan hanya berbalik arah dan terus berjalan, Yun-Ki yang tak mendapatkan jawaban apapun dari Maru hanya berjalan mengejar Maru, tak beberapa lama Maru tersadar bahwa Yun-Ki mengikutinya.

“Mwohaneungeoya?”

“Mengikutimu”
Maru hanya mendecak kesal, kenapa dia harus bertemu dengan yeoja yang iya benci ini, dan lagi sekarang iya mengikutinya pergi ketempat yang sangat Maru suka. Maru mulai menunggu bus dia mulai duduk disebuah halte bus, Yun-Ki juga tak mau kalah cepat iya langsung mendudukkan dirinya pada kursi di halte bus.

“Mau naik mobilku?” Yun-Ki segera menawarkan tawarannya pada Maru, dia menusuk-nusuk lengan Maru dengan jari telunjuknya,

“Tak butuh”

Tanggap Maru, sedangkan Yun-Ki terkejut dengan tanggapan Maru yang begitu lama, Bus segera datang, Maru dengan berjalan santai mulai menaikinya. Sedangkan Yun-Ki hanya terdiam, Yun-Ki yang tak kehilangan akal sebagai Bad girls pun segera berlari kearah dimana iya memarkirkan mobilnya,

Sedangkan Haneul Gi merasa kesal karena kakaknya Maru selalu saja menghilang, kalaupun pergi jarang sekali mengajaknya untuk pergi, Jeonghwa pun muncul dibalik pintu kamar Haneul Gi, “Kenapa kau memukul boneka musang itu?” Jeonghwa mulai bertanya pada Haneul Gi yang sendari tadi memukul-mukul boneka musang miliknya.

“Ini namanya boneka Han Maru, eonni..”

Jeonghwa segera melebarkan matanya, mulutnya membentuk huruf O. Dia segera meraih boneka musang tersebut dan memeluknya dan mengelusnya dengan kasih sayang “Jangan sakiti Maru!”

Haneul Gi mulai bercerita pada eonninya kalau akhir-akhir ini kakaknya sangat aneh dan tidak seakrab dulu dengannya, “Kenapa eonni selalu kesini? Apa eonni tidak punya teman selain aku, dan Maru oppa?”

“Mworae? Tentu saja ada!”

“Wae? Eonni tidak berkencan dengan Maru Oppa?” Jeonghwa hanya terdiam “terkadang aku terlalu sibuk, aku merasa bersalah pada Oppamu..” Kini Haneul Gi mengambil boneka musangnya kembali dengan mudah dari Jeonghwa, dan kembali memeluknya.

“Lihat? Sekarang Maru oppa ada ditanganku (boneka musang), bagaimana bisa eonni melepaskannya dengan mudah? Kalau eonni terus seperti itu bisa-bisa Maru Oppa dengan mudah diambil oleh yeoja lain”

“Kau ini bicara apa..” Jeonghwa hanya menangapinya dengan tatapan kosong, sepertinya iya memikirkan perkataan Haneul Gi dengan serius. Jeonghwa tak kunjung bicara, akhirnya iya mulai membuka mulutnya dan bertanya pada Haneul Gi,

“Han Maru.. Han Maru eodiseo?!”
“Mollayo”

“keurae, tempat yang iya sering kunjungi sendirian apakah ada? Haneul Gi”

Haneul Gi terlihat sedang berpikir mengingat-ingat perkataan oppanya, iya teringat satu tempat yang sangat oppanya sering datangi untuk menenangkan dirinya sendiri

“Bukit kecoklatan!”
“Mw..Mwo?”

“Apa eonni lupa? Dulu kalian sering kesana bersama”

&&&

Maru terlihat sedang berjalan dengan tenang, iya mulai memunculkan senyumnya dengan tenang, terlihat iya merindukan tempat itu sangat tenang dan damai,
“Han Maru!”



Seseorang memanggilnya, Maru tak begitu jelas dengan suara orang yang memanggilnya, iya pun menoleh kearah suara tersebut, senyumnyapun perlahan mulai menghilang.
Aku mencintaimu namun hal yang harus kulakukan adalah berpisah denganmu


.TBC.

Yun-Ki atau Jeonghwa?