Selasa, 06 Agustus 2013

FF Innocent Bodyguard Part 2




Judul    : Innocent Bodyguard (part 2)
Author  : Park Hee Young
Genre   : Romantic, naughty (NC), absurd?, Family
Cast     :
·        Song Joong Ki (Han Maru)
·        Park bo young (Shin Jeonghwa)
·        Moon chae won (Jung Yun-Ki)
·        Han Haneul Gi (OC)

Sountrack: B.A.P – What my heart tell me to do

Hell-O! Salam Chilicrab dari Jongup! (~‘-‘)~ ~(‘-‘~) Mimin mau menegaskan lagi kalau FF ini terinspirasi dari film dan dramanya Song Joong Ki. A werewolf boy dan Nice guy menjadi satu, oke langsung aja ne? lagi males bercuap-cuap keladi(?)

Happy Reading~

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kini Maru mulai mengingat kembali kejadian itu, namun tangannya mencari-cari kunci Apartemen Yun-Ki, iya berhasil menemukannya. Maru mulai menoleh kepada Yun-Ki,
“Kenapa aku.. harus menolongmu..”

“Yun-Ki noona?”
.
.
.
.

Terlihat Maru mulai membuka matanya, iya merasa asing dengan tempat yang iya lihat, Maru mulai mencium bau harumnya makanan yang baru ditaruh dipanggangan

“Kau sudah bangun?..”


Mendengar itu sontak membuat Maru terkejut, baginya suara itu tidak asing lagi baginya, Maru segera bangkit dari tempat iya terlelap tidur “Nae ga!..” Seru Maru dengan nada suara yang meninggi.

“Ne.. ternyata masih ada namja yang baik sepertimu”

Yeoja itu ne, Yun-Ki. Yun-Ki menyungingkan senyumnya kepada Maru, terlihat dia sudah berganti pakaian dan mengenakan celemek ditubuhnya. “Apa kau lapar?” Tanya Yun-Ki pada Maru yang masih terdiam menatapnya dengan wajah innocentnya, sedangkan Yun-Ki terus mengunyah makanan yang baru saja iya masak,

“Aku baru memasak bulgogi khusus untukmu, kalau kau mau dimeja makan juga sudah ada Omurice dan Oh ne! kalau kau haus ada juseu dikulkas. Bukankah ini sarapan pagi yang nikmat? Dibanding hanya seoles selai yang dioles diroti seperti orang kebanyakan?”

“Kau menghinaku?” tanggap Maru lengkap dengan senyuman evil dibibirnya, yang kini mulai menatap Yun-Ki dengan tatapan yang sangat tajam.

“Mwo? Kau itu.. tampan tapi sangat mengerikan” Yun-Ki masih mengunyah makanannya dengan muka yang kesal, dia mulai menelan makanannya dan  terlihat sebuah senyuman manis muncul diantara pipinya “Tapi aku suka namja yang menarik..”

Maru hanya memalingkan mukanya kebawah, sontak betapa kagetnya Maru mengetahui apa yang iya lihat pada dirinya,
“Haaaaaaahh!!!? Omo!!!!! Ige mwoya!!!??“



Yun-Ki mendengar suara teriakkan Maru, iya sedikit terkejut dan berjalan melangkah menuju Maru “Waeyo?” Tanya Yun-Ki dengan suara lembutnya, yang kini dia berlutut di samping ranjang yang Maru tiduri,
“Nampeun yeoja!! Mw..Mwo? apa yang kau lakukan padaku tadi malam!?”

“Aku?”
Sahut Yun-Ki yang kini menunjuk dirinya sendiri, entah apa yang dipikirkan Yun-Ki, kini iya mulai memunculkan senyum yang sama, perlahan-lahan iya mendekati wajah Maru hingga hanya tersisa beberapa centimeter,

“Aku menjemur pakaianmu..”

Maru mengangkat sebelah alisnya, mulutnya mulai terbuka, tangannya mulai tergenggam erat kesal dan mencoba tersenyum manis pada yeoja dihadapannya yang jelas-jelas iya benci,

“Sampai celana milikku kah?”

“Keurom!, badanmu sangat bagus, Maru-ya..” Yun-Ki langsung memunculkan senyum nakalnya, Maru mendecik tak percaya apa yang menimpanya lagi kali ini “Yak! Kau.. Bagaimana semalam aku bisa tertidur?”

Maru menunjuk Yun-Ki yang tetap tersenyum melihat namja dihadapannya yang tak percaya, 

“Perempuan jalang..” kata Maru dengan nada pelan. Namun Yun-Ki masih mendengarnya,

“Menarik..”


“Mwoya!? Waeyo kau harus melakukan ini padaku?! Memangnya kemarin hujan turun!?”

“Aniyo.. tapi kemarin aku muntah dipakaianmu.. mianhaeyo..” Yun-Ki masih tersenyum manis sambil terus menatap Maru, terlihat jelas bahwa iya tak merasa bersalah sedikitpun.

“Sejujurnya saja, banyak namja yang mengambil kesempatan bersamaku, namun pada akhirnya mereka yang terjebak kedalam permainanku.. kurasa kau juga harus ikut?”

“Mwoya? Nae ga wae? Itu menjijikkan” Seru maru menangapi perkataan dari Yun-Ki yang kini tak percaya, sebenarnya namja dihadapannya ini sungguh-sungguh atau hanya jual mahal saja?

Apakah kau sangat tersakiti? Apakah kau sangat lelah? Apakah aku menyulitkanmu? Aku terbiasa hanya menerima cinta, sepertinya aku hanya memahami diriku sendiri


Disisi lain, Jeonghwa sedang menikmati sarapannya bersama dengan keluarga Maru, sang eomma dan sang dongsaeng Maru, Han Haneul Gi. Mereka menikmatinya dengan mengunyah dengan nikmatnya, Haneul Gi yang masih mengunyah bertanya pada Jeonghwa eonninya, mengapa Oppanya Maru tak kunjung pulang semalam?,

“Dia sedang bersama yeoja lain”
Jeonghwa hanya menjawab penuh dengan keketusan, iyapun mulai mengaduk-aduk dengan cepat bbimbap yang sendari tadi iya santap,

“Mwo?!! Jinjjayo eonni?!” Haneul Gi mulai tersontak kaget, iya mulai menatap ibunya yang hanya bersantai-santai saja mendengar pembicaraan mereka, “Kenapa eomma tenang-tenang saja??”

“Eomma percaya pada Oppamu Maru”
Mendengarnya Haneul Gi pun berpikiran sama dengan sang eomma, iya mulai kembali melanjutkan makannya “Benar juga..”

“Bagaimana kalau mereka melakukannya? Bisa sajakan?” Tanya Jeonghwa yang mulai menghentikan aktivitas mengunyahnya, dia terlihat sangat khawatir, sedangkan Haneul Gi hanya menghela nafas.

“Oppa tidak mungkin seperti itu..”

“Waeyo? Diakan seorang namja, bisa sajakan? Firasatku buruk Haneul Gi..”
Haneul Gi mendecik kesal, dia mulai kehilangan selera makannya, dia mulai berkata bahwa eonninya hanya melebih-lebihkan saja, jelas-jelas Oppanya sangatlah polos,

“Kalaupun terjadi, itu pasti karena sang yeoja yang memimpin permainannya..”
Jeonghwa terkejut mendengar ucapan Haneul Gi, iya mulai terlihat ketakutan dan menangis, tak sengaja Jeonghwa membuat ulah kembali, iya memecahkan gelas Haneul Gi. Mereka pun langsung menatap gelas tersebut, pikiran merekapun menjadi satu,
‘Apakah itu benar?’

Aku mengerti perasaanmu, akupun paham, aku tahu betul cintamu namun sepertinya itu bukan untukku


Kembali pada Maru yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan hanya tersisakan wajah Maru yang sangat tembem, Yun-Ki melihatnya dengan lucu, Maru belum menyentuh makanannya. Yun-Ki terus mengunyah makanannya dengan santai, Iya terus menatap Maru yang ternyata mulai melangkah mencari pakaiannya yang ternyata sudah kering,

“Kamar mandi, eodiseo?”

Yun-Ki mulai menyungingkan senyum evilnya, dan menunjuk ke arah kamar mandi yang dicari oleh Maru, kali ini Yun-Ki tak kuasa menahan tawanya “Hahahahahaha!!”
Maru hanya tersontak kaget dan menoleh kearah meja makan Yun-Ki dan mulai bertanya-tanya, apa sekarang yeoja ini sudah gila? “Waeyo?”

“Aniyo.. kau sangat lucu, kenapa kau menutupi tubuhmu begitu dengan selimut? Dan.. dan.. kau berjalan seperti seorang yang selalu tersandung! Sangat lucu untuk diperhatikan! Kau seperti hantu yang lucu sekarang!”

“Mworae? Keurom! karena aku masih punya malu..” “Tidak seperti yeoja jalang sepertimu yang tidak tahu diri mencium orang seenaknya!”

Kini sekarang Yun-Ki tersedak, iya segera menunjuk-nunjuk Maru dengan sumpit yang iya gunakan untuk makan dengan wajah yang marah “Yak! Mworae!? Jangan menuduh seenaknya! Aku tidak menciumu semalam! Aku hanya melepaskan pakaianmu! Aku bahkan sudah terbiasa melihat tubuh seorang namja muda sepertimu!”
Maru semakin tercengang shock tak percaya, yeoja yang ada dihadapannya benar-benar membuat hidupnya menjadi rumit, “Yak! Yak! Kenapa menatapku seperti itu!?”

“Kau.. Aishhhh Jinjja!.. kau sudah menciumku, bahkan semalam kau melepaskan pakaianku dengan tanganmu sendiri??!”

“Sudah kukatakan aku tidak menciummu!!”

“Kau-men-cium-ku sa-at kau-ma-buk” tanggap Maru dengan penuh penekanan disetiap katanya, Yun-Ki terlihat terkejut mendengarnya. “Kau.. noona, kau berhasil membuat kejutan disetiap detik hidupku!”

Lalu Maru memasuki kamar mandi, dengan tentunya membanting pintu kamar mandi, Yun-Ki masih terkejut tak percaya dengan apa yang dikatakan Maru dengan menghela nafas yang begitu terenggah-engah.

“Kenapa orang itu? Kenapa ini? Come on Jung Yun-Ki itu hanya sebuah ciuman darimu, tapi kenapa kau merasakan yang berbeda?”

Aku lebih merasa tersakiti karena inilah hal yang diinginkan oleh hatiku,

Haneul dan Jeonghwa mencari-cari dimana Maru, Haneul Gi bertanya kepada Jeonghwa. Kenapa eonninya begitu bodoh? Sampai-sampai lupa dimana alamat yeoja yang ditolong oleh namjachingunya sendiri,

“Yak! Nae ga.. dasar bocah tengik!”

“Mwo? Bagaimana nanti jika eonni dan Maru oppa menikah? Kasihan oppa..”

“Aishhh jinjja.. bocah ini menyebalkan sekali, kami akan menjadi keluarga yang paling bahagia tentunya dengan membuka toko Roti terenak dikota Seoul. Toko.. Roti Bong”
Haneul Gi yang mendengar eonninya mulai berkhayal kembali hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya, “Eonni micheosseo”

“Hongdae!!!” Seru Jeonghwa, dan merekapun menuju kesana.



“Aaaaaaaaaaaaaa” Yun-Ki terus berseru dengan nada datar, “apa yang kau lakukan?” Maru mulai menyentuh makanannya, mukanya hanya menunjukan ekspresi datar dan tatapan mata yang tajam menatap yeoja dihadapannya. Maru mulai memakai kacamatanya

“entahlahh.. aku rasa aku sudah menggila karenamu”
Yun-Ki kali ini tak berbohong, namun iya sengaja mengatakannya dengan nada yang menggoda seakan iya telah berbohong dan hanya menggoda Maru, “Kau tau? Aku terkenal menjadi Bad girl dilingkungan sini, dan kau tau? pantas saja aku merasakan bibirku terasa manis, apa itu karenamu?”

Maru hanya terdiam, sambil memakan makanan yang ada dihadapannya dengan tenang, Yun-Ki yang sendari tadi tersenyumpun mulai tak tersenyum lagi “Bicaralah..”
Pinta Yun-Ki pada Maru yang masih mengunyah makanannya. Sekarang Maru menatap Yun-Ki dengan sedikit senyuman.

“…”

Sangat tenang dan sunyi diantara mereka, Yun-Ki tak suka suasana ini “Kau masih sekolah?”

“Hmm..”

“Berapa umurmu?”

“…”

“dimana aku bisa menemukanmu?”

“…”

“Apa kau sudah memiliki yeojachingu?”

“Hmm..”

“Kenapa kau..”

“Ini bukan waktunya wawancarakan?” Sahut Maru dengan cepat sebelum Yun-Ki bertanya kembali padanya, Marupun berdiri dan memberikan bow pada Yun-Ki “Kamsahamida atas makanannya”

Lalu Maru mulai beranjak pergi, Yun-Ki yang sendari tadi hanya menatap Maru mulai menahan tangan Maru, “Jamkkan.. siapa namamu?”
“Han. Maru.”
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Jwiseonghaeyo, Maru-ya.. Ini kali ini ada juseu..”
Kini Jeonghwa meletakan orange juice itu disamping Maru, “Apa yang dia lakukan padamu?”

“Tidak ada”

“Kau sedang tidak berbohong pada yeojachingumukan?”
“Aniyo.. apa ada cheesecake?”

“ada..” Jeonghwa menatap Maru curiga benar-benar curiga hingga membuat Maru tak nyaman dengan tatapan menusuk Jeonghwa “Jika kau seperti itu pelangan akan pergi”

“Aku tak mengajarkan namjachinguku untuk berbohong..”

“Aku tak sedang berbohong..”
Kini mereka bertatapan, Maru meyakinkan bahwa iya tak berbohong melalui ekspresi wajahnya, Jeonghwa merasakan cemas yang luar biasa walau sebenarnya iya yakin pada namjachingunya Maru.

“Changi..”

“Ne?”

“Gwaenchanha..”

Maru pun menyuruh Jeonghwa duduk disebelahnya, Jeonghwapun mulai duduk disebelah Maru mendekatkan posisi duduknya sangat dekat dengan Maru, “Tutup matamu noona..”

Jeonghwa yang masih memeluk nampan didadanyapun mulai menutup matanya seperti yang Maru katakan, iya mulai merasakan sesuatu yang hangat, deru nafas Maru juga dapat iya rasakan, sesuatu yang manis dan kenyal. Ciuman lembut Han Maru.

Walau hanya sebentar tidak lebih dari 5 detik namun seperti tersihir suasana hati Jeonghwa jauh lebih tenang sekarang, sangat amat tenang, ciuman itu sangat lembut, meskipun Jeonghwa tak membuka mulutnya, meskipun Maru hanya menempelkan bibirnya tapi sangat nyaman,
“Sudah merasa tenang?” Tanya Maru yang membuat Jeonghwa tersadar dari lamunannya, 

Jeonghwa melihat Maru tersenyum manis membuat Jeonghwa merasa tenang kembali,
“Amat sangat tenang, Han Maru-sshi..”

Maru menatap bingung Jeonghwa, “Maru-sshi?”

“Ne, Maru yang dewasa, Maru yang suka menolong orang , Maru yang membuat seseorang merasa nyaman dan tenang, Maru yang patuh pada orang tuanya, kurasa sudah cukup pantas untuk dipanggil sshi” Jeonghwa menatap jendela sambil tersenyum tenang, tangannya mulai menghampiri tangan Maru dan menggenggamnya dengan lembut, dan meletakkan kepalanya dibahu Maru yang nyaman.

“Aku merasa beruntung menjadi yeojachingumu, terlebih mereka banyak yang cemburu karena aku yang berhasil mendapatkan hatimu. Maru-sshi”

“Ternyata kau juga merasakan hal yang sama denganku, Noona..”
Keduanyapun tersenyum lembut, diantara cuaca yang begitu dingin, Jeonghwapun tersadar bahwa iya harus kembali bekerja. Maru mulai mengeluarkan Puppy eyesnya,

“Jangan begitu, nanti kita pulang bersama lagi oke? Han Maru.. sshi”

“Ne!”

“yeogsog?”
.
.
.
.

“Keurom”
Keduanya pun mengkaitkan jari kelingking yang telah berjanji untuk mereka pulang bersama seperti biasanya.


&&&

“Kyaaaaaaaaaa!! Jinjja!! Kau harus lihat dirimu Maru-sshi!”
“Mwoya?”

“Kau jauh lebih tampan tanpa kacamata, dan.. jamkkan!”
Tangan Jeonghwa menyentuh rambut Maru dengan lembut, menatanya dengan sangat hati-hati dan serius “Nah.. begini jauh lebih baik.. kau terlihat cool”

“Aku belum terbiasa noona”

“Kau ini masih saja memanggilku noona! Aku jadi merasa noona-noona tak tau diri yang menjadi kekasih seorang anak yang lebih muda dibandingku..”

“mianhae.. no.. engg.. changi”

“Gwaenchana, ini..”

Jeonghwa menyodorkan lensa kontak kepada Maru dengan senyum manis dibibirnya, berharap Maru mau menerima dan memakai untuknya.


“Lensa kontak?”

 &&&

“Maru!”

Maru mulai mendengar suara itu lagi, tentu saja yeoja yang sangat iya benci dikehidupannya. tapi kenapa yeoja itu kembali, apa Maru harus melakukan balas dendam?
‘Ah, ne balas dendam’ Seru Maru dalam hatinya, bagaikan orang yang baru mendapatkan ide.

“Ah.. ne”



“Woahhh.. kau sangat tampan kali ini! Kau mengubah gayamu?” Yun-Ki terkagum-kagum melihat Maru yang mengubah gayanya sesuai dengan kemauan Jeonghwa, iyapun menepuk-nepuk pundak Maru dengan bangga. Sedangkan Maru hanya terdiam melihat yeoja gila yang sekarang ada dihadapannya,

“Mwohaneungeoya Maru?”

“Pergi”


“eodiseo?”

“Terserah padaku ingin pergi kemanapun aku suka..”

“Bolehkah aku ikut?”

Maru tak menjawab apapun dan hanya berbalik arah dan terus berjalan, Yun-Ki yang tak mendapatkan jawaban apapun dari Maru hanya berjalan mengejar Maru, tak beberapa lama Maru tersadar bahwa Yun-Ki mengikutinya.

“Mwohaneungeoya?”

“Mengikutimu”
Maru hanya mendecak kesal, kenapa dia harus bertemu dengan yeoja yang iya benci ini, dan lagi sekarang iya mengikutinya pergi ketempat yang sangat Maru suka. Maru mulai menunggu bus dia mulai duduk disebuah halte bus, Yun-Ki juga tak mau kalah cepat iya langsung mendudukkan dirinya pada kursi di halte bus.

“Mau naik mobilku?” Yun-Ki segera menawarkan tawarannya pada Maru, dia menusuk-nusuk lengan Maru dengan jari telunjuknya,

“Tak butuh”

Tanggap Maru, sedangkan Yun-Ki terkejut dengan tanggapan Maru yang begitu lama, Bus segera datang, Maru dengan berjalan santai mulai menaikinya. Sedangkan Yun-Ki hanya terdiam, Yun-Ki yang tak kehilangan akal sebagai Bad girls pun segera berlari kearah dimana iya memarkirkan mobilnya,

Sedangkan Haneul Gi merasa kesal karena kakaknya Maru selalu saja menghilang, kalaupun pergi jarang sekali mengajaknya untuk pergi, Jeonghwa pun muncul dibalik pintu kamar Haneul Gi, “Kenapa kau memukul boneka musang itu?” Jeonghwa mulai bertanya pada Haneul Gi yang sendari tadi memukul-mukul boneka musang miliknya.

“Ini namanya boneka Han Maru, eonni..”

Jeonghwa segera melebarkan matanya, mulutnya membentuk huruf O. Dia segera meraih boneka musang tersebut dan memeluknya dan mengelusnya dengan kasih sayang “Jangan sakiti Maru!”

Haneul Gi mulai bercerita pada eonninya kalau akhir-akhir ini kakaknya sangat aneh dan tidak seakrab dulu dengannya, “Kenapa eonni selalu kesini? Apa eonni tidak punya teman selain aku, dan Maru oppa?”

“Mworae? Tentu saja ada!”

“Wae? Eonni tidak berkencan dengan Maru Oppa?” Jeonghwa hanya terdiam “terkadang aku terlalu sibuk, aku merasa bersalah pada Oppamu..” Kini Haneul Gi mengambil boneka musangnya kembali dengan mudah dari Jeonghwa, dan kembali memeluknya.

“Lihat? Sekarang Maru oppa ada ditanganku (boneka musang), bagaimana bisa eonni melepaskannya dengan mudah? Kalau eonni terus seperti itu bisa-bisa Maru Oppa dengan mudah diambil oleh yeoja lain”

“Kau ini bicara apa..” Jeonghwa hanya menangapinya dengan tatapan kosong, sepertinya iya memikirkan perkataan Haneul Gi dengan serius. Jeonghwa tak kunjung bicara, akhirnya iya mulai membuka mulutnya dan bertanya pada Haneul Gi,

“Han Maru.. Han Maru eodiseo?!”
“Mollayo”

“keurae, tempat yang iya sering kunjungi sendirian apakah ada? Haneul Gi”

Haneul Gi terlihat sedang berpikir mengingat-ingat perkataan oppanya, iya teringat satu tempat yang sangat oppanya sering datangi untuk menenangkan dirinya sendiri

“Bukit kecoklatan!”
“Mw..Mwo?”

“Apa eonni lupa? Dulu kalian sering kesana bersama”

&&&

Maru terlihat sedang berjalan dengan tenang, iya mulai memunculkan senyumnya dengan tenang, terlihat iya merindukan tempat itu sangat tenang dan damai,
“Han Maru!”



Seseorang memanggilnya, Maru tak begitu jelas dengan suara orang yang memanggilnya, iya pun menoleh kearah suara tersebut, senyumnyapun perlahan mulai menghilang.
Aku mencintaimu namun hal yang harus kulakukan adalah berpisah denganmu


.TBC.

Yun-Ki atau Jeonghwa?


2 komentar:

  1. Balasan
    1. Mian.. hehe belom ada waktu buat lanjutin.. makasih atas kunjungannya^^

      Hapus