Judul :
Innocent Bodyguard (part 2)
Author : Park
Hee Young
Genre :
Romantic, naughty (NC), absurd?, Family
Cast :
·
Song Joong Ki (Han Maru)
·
Park bo young (Shin Jeonghwa)
·
Moon chae won (Jung Yun-Ki)
·
Han Haneul Gi (OC)
Sountrack: B.A.P – What my heart tell me to do
Hell-O! Salam Chilicrab dari Jongup! (~‘-‘)~ ~(‘-‘~) Mimin
mau menegaskan lagi kalau FF ini terinspirasi dari film dan dramanya Song Joong
Ki. A werewolf boy dan Nice guy menjadi satu, oke langsung aja ne? lagi males
bercuap-cuap keladi(?)
Happy Reading~
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kini Maru mulai mengingat kembali
kejadian itu, namun tangannya mencari-cari kunci Apartemen Yun-Ki, iya berhasil
menemukannya. Maru mulai menoleh kepada Yun-Ki,
“Kenapa aku.. harus menolongmu..”
“Yun-Ki noona?”
.
.
.
.
Terlihat Maru
mulai membuka matanya, iya merasa asing dengan tempat yang iya lihat, Maru
mulai mencium bau harumnya makanan yang baru ditaruh dipanggangan
“Kau sudah bangun?..”
Mendengar itu sontak membuat Maru terkejut, baginya suara itu tidak asing lagi
baginya, Maru segera bangkit dari tempat iya terlelap tidur “Nae ga!..” Seru
Maru dengan nada suara yang meninggi.
“Ne.. ternyata
masih ada namja yang baik sepertimu”
Yeoja itu ne,
Yun-Ki. Yun-Ki menyungingkan senyumnya kepada Maru, terlihat dia sudah berganti
pakaian dan mengenakan celemek ditubuhnya. “Apa kau lapar?” Tanya Yun-Ki pada
Maru yang masih terdiam menatapnya dengan wajah innocentnya, sedangkan Yun-Ki
terus mengunyah makanan yang baru saja iya masak,
“Aku baru memasak
bulgogi khusus untukmu, kalau kau mau dimeja makan juga sudah ada Omurice dan
Oh ne! kalau kau haus ada juseu dikulkas. Bukankah ini sarapan pagi yang
nikmat? Dibanding hanya seoles selai yang dioles diroti seperti orang
kebanyakan?”
“Kau menghinaku?”
tanggap Maru lengkap dengan senyuman evil dibibirnya, yang kini mulai menatap
Yun-Ki dengan tatapan yang sangat tajam.
“Mwo? Kau itu..
tampan tapi sangat mengerikan” Yun-Ki masih mengunyah makanannya dengan muka
yang kesal, dia mulai menelan makanannya dan
terlihat sebuah senyuman manis muncul diantara pipinya “Tapi aku suka
namja yang menarik..”
Maru hanya
memalingkan mukanya kebawah, sontak betapa kagetnya Maru mengetahui apa yang
iya lihat pada dirinya,
“Haaaaaaahh!!!? Omo!!!!!
Ige mwoya!!!??“
Yun-Ki mendengar
suara teriakkan Maru, iya sedikit terkejut dan berjalan melangkah menuju Maru
“Waeyo?” Tanya Yun-Ki dengan suara lembutnya, yang kini dia berlutut di samping
ranjang yang Maru tiduri,
“Nampeun yeoja!!
Mw..Mwo? apa yang kau lakukan padaku tadi malam!?”
“Aku?”
Sahut Yun-Ki yang
kini menunjuk dirinya sendiri, entah apa yang dipikirkan Yun-Ki, kini iya mulai
memunculkan senyum yang sama, perlahan-lahan iya mendekati wajah Maru hingga
hanya tersisa beberapa centimeter,
“Aku menjemur
pakaianmu..”
Maru mengangkat
sebelah alisnya, mulutnya mulai terbuka, tangannya mulai tergenggam erat kesal
dan mencoba tersenyum manis pada yeoja dihadapannya yang jelas-jelas iya benci,
“Sampai celana
milikku kah?”
“Keurom!, badanmu
sangat bagus, Maru-ya..” Yun-Ki langsung memunculkan senyum nakalnya, Maru
mendecik tak percaya apa yang menimpanya lagi kali ini “Yak! Kau.. Bagaimana semalam
aku bisa tertidur?”
Maru menunjuk
Yun-Ki yang tetap tersenyum melihat namja dihadapannya yang tak percaya,
“Perempuan jalang..” kata Maru dengan nada pelan. Namun Yun-Ki masih
mendengarnya,
“Menarik..”
“Mwoya!? Waeyo
kau harus melakukan ini padaku?! Memangnya kemarin hujan turun!?”
“Aniyo.. tapi
kemarin aku muntah dipakaianmu.. mianhaeyo..” Yun-Ki masih tersenyum manis
sambil terus menatap Maru, terlihat jelas bahwa iya tak merasa bersalah
sedikitpun.
“Sejujurnya saja,
banyak namja yang mengambil kesempatan bersamaku, namun pada akhirnya mereka
yang terjebak kedalam permainanku.. kurasa kau juga harus ikut?”
“Mwoya? Nae ga
wae? Itu menjijikkan” Seru maru menangapi perkataan dari Yun-Ki yang kini tak
percaya, sebenarnya namja dihadapannya ini sungguh-sungguh atau hanya jual
mahal saja?
Apakah kau sangat tersakiti? Apakah
kau sangat lelah? Apakah aku menyulitkanmu? Aku terbiasa hanya menerima cinta,
sepertinya aku hanya memahami diriku sendiri
Disisi lain, Jeonghwa
sedang menikmati sarapannya bersama dengan keluarga Maru, sang eomma dan sang
dongsaeng Maru, Han Haneul Gi. Mereka menikmatinya dengan mengunyah dengan
nikmatnya, Haneul Gi yang masih mengunyah bertanya pada Jeonghwa eonninya,
mengapa Oppanya Maru tak kunjung pulang semalam?,
“Dia sedang
bersama yeoja lain”
Jeonghwa hanya menjawab
penuh dengan keketusan, iyapun mulai mengaduk-aduk dengan cepat bbimbap yang
sendari tadi iya santap,
“Mwo?!! Jinjjayo
eonni?!” Haneul Gi mulai tersontak kaget, iya mulai menatap ibunya yang hanya
bersantai-santai saja mendengar pembicaraan mereka, “Kenapa eomma tenang-tenang
saja??”
“Eomma percaya
pada Oppamu Maru”
Mendengarnya
Haneul Gi pun berpikiran sama dengan sang eomma, iya mulai kembali melanjutkan
makannya “Benar juga..”
“Bagaimana kalau
mereka melakukannya? Bisa sajakan?” Tanya Jeonghwa yang mulai menghentikan
aktivitas mengunyahnya, dia terlihat sangat khawatir, sedangkan Haneul Gi hanya
menghela nafas.
“Oppa tidak
mungkin seperti itu..”
“Waeyo? Diakan
seorang namja, bisa sajakan? Firasatku buruk Haneul Gi..”
Haneul Gi
mendecik kesal, dia mulai kehilangan selera makannya, dia mulai berkata bahwa
eonninya hanya melebih-lebihkan saja, jelas-jelas Oppanya sangatlah polos,
“Kalaupun
terjadi, itu pasti karena sang yeoja yang memimpin permainannya..”
Jeonghwa terkejut
mendengar ucapan Haneul Gi, iya mulai terlihat ketakutan dan menangis, tak
sengaja Jeonghwa membuat ulah kembali, iya memecahkan gelas Haneul Gi. Mereka
pun langsung menatap gelas tersebut, pikiran merekapun menjadi satu,
‘Apakah itu
benar?’
Aku mengerti perasaanmu, akupun paham,
aku tahu betul cintamu namun sepertinya itu bukan untukku
Kembali pada Maru
yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan hanya tersisakan wajah Maru
yang sangat tembem, Yun-Ki melihatnya dengan lucu, Maru belum menyentuh
makanannya. Yun-Ki terus mengunyah makanannya dengan santai, Iya terus menatap
Maru yang ternyata mulai melangkah mencari pakaiannya yang ternyata sudah
kering,
“Kamar mandi,
eodiseo?”
Yun-Ki mulai
menyungingkan senyum evilnya, dan menunjuk ke arah kamar mandi yang dicari oleh
Maru, kali ini Yun-Ki tak kuasa menahan tawanya “Hahahahahaha!!”
Maru hanya
tersontak kaget dan menoleh kearah meja makan Yun-Ki dan mulai bertanya-tanya,
apa sekarang yeoja ini sudah gila? “Waeyo?”
“Aniyo.. kau
sangat lucu, kenapa kau menutupi tubuhmu begitu dengan selimut? Dan.. dan.. kau
berjalan seperti seorang yang selalu tersandung! Sangat lucu untuk
diperhatikan! Kau seperti hantu yang lucu sekarang!”
“Mworae? Keurom! karena
aku masih punya malu..” “Tidak seperti yeoja jalang sepertimu yang tidak tahu
diri mencium orang seenaknya!”
Kini sekarang
Yun-Ki tersedak, iya segera menunjuk-nunjuk Maru dengan sumpit yang iya gunakan
untuk makan dengan wajah yang marah “Yak! Mworae!? Jangan menuduh seenaknya!
Aku tidak menciumu semalam! Aku hanya melepaskan pakaianmu! Aku bahkan sudah
terbiasa melihat tubuh seorang namja muda sepertimu!”
Maru semakin
tercengang shock tak percaya, yeoja yang ada dihadapannya benar-benar membuat
hidupnya menjadi rumit, “Yak! Yak! Kenapa menatapku seperti itu!?”
“Kau.. Aishhhh
Jinjja!.. kau sudah menciumku, bahkan semalam kau melepaskan pakaianku dengan
tanganmu sendiri??!”
“Sudah kukatakan
aku tidak menciummu!!”
“Kau-men-cium-ku
sa-at kau-ma-buk” tanggap Maru dengan penuh penekanan disetiap katanya, Yun-Ki
terlihat terkejut mendengarnya. “Kau.. noona, kau berhasil membuat kejutan
disetiap detik hidupku!”
Lalu Maru
memasuki kamar mandi, dengan tentunya membanting pintu kamar mandi, Yun-Ki
masih terkejut tak percaya dengan apa yang dikatakan Maru dengan menghela nafas
yang begitu terenggah-engah.
“Kenapa orang
itu? Kenapa ini? Come on Jung Yun-Ki itu hanya sebuah ciuman darimu, tapi
kenapa kau merasakan yang berbeda?”
Aku lebih merasa tersakiti karena
inilah hal yang diinginkan oleh hatiku,
Haneul dan
Jeonghwa mencari-cari dimana Maru, Haneul Gi bertanya kepada Jeonghwa. Kenapa
eonninya begitu bodoh? Sampai-sampai lupa dimana alamat yeoja yang ditolong
oleh namjachingunya sendiri,
“Yak! Nae ga..
dasar bocah tengik!”
“Mwo? Bagaimana
nanti jika eonni dan Maru oppa menikah? Kasihan oppa..”
“Aishhh jinjja..
bocah ini menyebalkan sekali, kami akan menjadi keluarga yang paling bahagia
tentunya dengan membuka toko Roti terenak dikota Seoul. Toko.. Roti Bong”
Haneul Gi yang
mendengar eonninya mulai berkhayal kembali hanya menggeleng-gelengkan kepalanya
tak percaya, “Eonni micheosseo”
“Hongdae!!!” Seru
Jeonghwa, dan merekapun menuju kesana.
“Aaaaaaaaaaaaaa”
Yun-Ki terus berseru dengan nada datar, “apa yang kau lakukan?” Maru mulai
menyentuh makanannya, mukanya hanya menunjukan ekspresi datar dan tatapan mata
yang tajam menatap yeoja dihadapannya. Maru mulai memakai kacamatanya
“entahlahh.. aku
rasa aku sudah menggila karenamu”
Yun-Ki kali ini
tak berbohong, namun iya sengaja mengatakannya dengan nada yang menggoda seakan
iya telah berbohong dan hanya menggoda Maru, “Kau tau? Aku terkenal menjadi Bad
girl dilingkungan sini, dan kau tau? pantas saja aku merasakan bibirku terasa
manis, apa itu karenamu?”
Maru hanya
terdiam, sambil memakan makanan yang ada dihadapannya dengan tenang, Yun-Ki
yang sendari tadi tersenyumpun mulai tak tersenyum lagi “Bicaralah..”
Pinta Yun-Ki pada Maru yang masih mengunyah makanannya. Sekarang Maru menatap Yun-Ki dengan sedikit senyuman.
Pinta Yun-Ki pada Maru yang masih mengunyah makanannya. Sekarang Maru menatap Yun-Ki dengan sedikit senyuman.
“…”
Sangat tenang dan
sunyi diantara mereka, Yun-Ki tak suka suasana ini “Kau masih sekolah?”
“Hmm..”
“Berapa umurmu?”
“…”
“dimana aku bisa
menemukanmu?”
“…”
“Apa kau sudah
memiliki yeojachingu?”
“Hmm..”
“Kenapa kau..”
“Ini bukan
waktunya wawancarakan?” Sahut Maru dengan cepat sebelum Yun-Ki bertanya kembali
padanya, Marupun berdiri dan memberikan bow pada Yun-Ki “Kamsahamida atas
makanannya”
Lalu Maru mulai
beranjak pergi, Yun-Ki yang sendari tadi hanya menatap Maru mulai menahan
tangan Maru, “Jamkkan.. siapa namamu?”
“Han. Maru.”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Jwiseonghaeyo,
Maru-ya.. Ini kali ini ada juseu..”
Kini Jeonghwa meletakan orange juice itu disamping Maru, “Apa yang dia lakukan padamu?”
Kini Jeonghwa meletakan orange juice itu disamping Maru, “Apa yang dia lakukan padamu?”
“Tidak ada”
“Kau sedang tidak
berbohong pada yeojachingumukan?”
“Aniyo.. apa ada
cheesecake?”
“ada..” Jeonghwa
menatap Maru curiga benar-benar curiga hingga membuat Maru tak nyaman dengan
tatapan menusuk Jeonghwa “Jika kau seperti itu pelangan akan pergi”
“Aku tak
mengajarkan namjachinguku untuk berbohong..”
“Aku tak sedang
berbohong..”
Kini mereka
bertatapan, Maru meyakinkan bahwa iya tak berbohong melalui ekspresi wajahnya,
Jeonghwa merasakan cemas yang luar biasa walau sebenarnya iya yakin pada
namjachingunya Maru.
“Changi..”
“Ne?”
“Gwaenchanha..”
Maru pun menyuruh
Jeonghwa duduk disebelahnya, Jeonghwapun mulai duduk disebelah Maru mendekatkan
posisi duduknya sangat dekat dengan Maru, “Tutup matamu noona..”
Jeonghwa yang
masih memeluk nampan didadanyapun mulai menutup matanya seperti yang Maru
katakan, iya mulai merasakan sesuatu yang hangat, deru nafas Maru juga dapat
iya rasakan, sesuatu yang manis dan kenyal. Ciuman lembut Han Maru.
Walau hanya
sebentar tidak lebih dari 5 detik namun seperti tersihir suasana hati Jeonghwa
jauh lebih tenang sekarang, sangat amat tenang, ciuman itu sangat lembut,
meskipun Jeonghwa tak membuka mulutnya, meskipun Maru hanya menempelkan
bibirnya tapi sangat nyaman,
“Sudah merasa
tenang?” Tanya Maru yang membuat Jeonghwa tersadar dari lamunannya,
Jeonghwa
melihat Maru tersenyum manis membuat Jeonghwa merasa tenang kembali,
“Amat sangat
tenang, Han Maru-sshi..”
Maru menatap bingung
Jeonghwa, “Maru-sshi?”
“Ne, Maru yang
dewasa, Maru yang suka menolong orang , Maru yang membuat seseorang merasa
nyaman dan tenang, Maru yang patuh pada orang tuanya, kurasa sudah cukup pantas
untuk dipanggil sshi” Jeonghwa menatap jendela sambil tersenyum tenang,
tangannya mulai menghampiri tangan Maru dan menggenggamnya dengan lembut, dan
meletakkan kepalanya dibahu Maru yang nyaman.
“Aku merasa
beruntung menjadi yeojachingumu, terlebih mereka banyak yang cemburu karena aku
yang berhasil mendapatkan hatimu. Maru-sshi”
“Ternyata kau
juga merasakan hal yang sama denganku, Noona..”
Keduanyapun
tersenyum lembut, diantara cuaca yang begitu dingin, Jeonghwapun tersadar bahwa
iya harus kembali bekerja. Maru mulai mengeluarkan Puppy eyesnya,
“Jangan begitu,
nanti kita pulang bersama lagi oke? Han Maru.. sshi”
“Ne!”
“yeogsog?”
.
.
.
.
“Keurom”
Keduanya pun
mengkaitkan jari kelingking yang telah berjanji untuk mereka pulang bersama
seperti biasanya.
&&&
“Kyaaaaaaaaaa!!
Jinjja!! Kau harus lihat dirimu Maru-sshi!”
“Mwoya?”
“Kau jauh lebih
tampan tanpa kacamata, dan.. jamkkan!”
Tangan Jeonghwa
menyentuh rambut Maru dengan lembut, menatanya dengan sangat hati-hati dan
serius “Nah.. begini jauh lebih baik.. kau terlihat cool”
“Aku belum
terbiasa noona”
“Kau ini masih
saja memanggilku noona! Aku jadi merasa noona-noona tak tau diri yang menjadi
kekasih seorang anak yang lebih muda dibandingku..”
“mianhae.. no..
engg.. changi”
“Gwaenchana,
ini..”
Jeonghwa
menyodorkan lensa kontak kepada Maru dengan senyum manis dibibirnya, berharap
Maru mau menerima dan memakai untuknya.
“Lensa kontak?”
&&&
“Maru!”
Maru mulai
mendengar suara itu lagi, tentu saja yeoja yang sangat iya benci
dikehidupannya. tapi kenapa yeoja itu kembali, apa Maru harus melakukan balas
dendam?
‘Ah, ne balas
dendam’ Seru Maru dalam hatinya, bagaikan orang yang baru mendapatkan ide.
“Ah.. ne”
“Woahhh.. kau
sangat tampan kali ini! Kau mengubah gayamu?” Yun-Ki terkagum-kagum melihat
Maru yang mengubah gayanya sesuai dengan kemauan Jeonghwa, iyapun menepuk-nepuk
pundak Maru dengan bangga. Sedangkan Maru hanya terdiam melihat yeoja gila yang
sekarang ada dihadapannya,
“Mwohaneungeoya
Maru?”
“Pergi”
“eodiseo?”
“Terserah padaku
ingin pergi kemanapun aku suka..”
“Bolehkah aku
ikut?”
Maru tak menjawab
apapun dan hanya berbalik arah dan terus berjalan, Yun-Ki yang tak mendapatkan
jawaban apapun dari Maru hanya berjalan mengejar Maru, tak beberapa lama Maru
tersadar bahwa Yun-Ki mengikutinya.
“Mwohaneungeoya?”
“Mengikutimu”
Maru hanya
mendecak kesal, kenapa dia harus bertemu dengan yeoja yang iya benci ini, dan
lagi sekarang iya mengikutinya pergi ketempat yang sangat Maru suka. Maru mulai
menunggu bus dia mulai duduk disebuah halte bus, Yun-Ki juga tak mau kalah
cepat iya langsung mendudukkan dirinya pada kursi di halte bus.
“Mau naik
mobilku?” Yun-Ki segera menawarkan tawarannya pada Maru, dia menusuk-nusuk
lengan Maru dengan jari telunjuknya,
“Tak butuh”
Tanggap Maru,
sedangkan Yun-Ki terkejut dengan tanggapan Maru yang begitu lama, Bus segera
datang, Maru dengan berjalan santai mulai menaikinya. Sedangkan Yun-Ki hanya
terdiam, Yun-Ki yang tak kehilangan akal sebagai Bad girls pun segera berlari
kearah dimana iya memarkirkan mobilnya,
Sedangkan Haneul
Gi merasa kesal karena kakaknya Maru selalu saja menghilang, kalaupun pergi
jarang sekali mengajaknya untuk pergi, Jeonghwa pun muncul dibalik pintu kamar
Haneul Gi, “Kenapa kau memukul boneka musang itu?” Jeonghwa mulai bertanya pada
Haneul Gi yang sendari tadi memukul-mukul boneka musang miliknya.
“Ini namanya
boneka Han Maru, eonni..”
Jeonghwa segera
melebarkan matanya, mulutnya membentuk huruf O. Dia segera meraih boneka musang
tersebut dan memeluknya dan mengelusnya dengan kasih sayang “Jangan sakiti
Maru!”
Haneul Gi mulai
bercerita pada eonninya kalau akhir-akhir ini kakaknya sangat aneh dan tidak
seakrab dulu dengannya, “Kenapa eonni selalu kesini? Apa eonni tidak punya teman
selain aku, dan Maru oppa?”
“Mworae? Tentu
saja ada!”
“Wae? Eonni tidak
berkencan dengan Maru Oppa?” Jeonghwa hanya terdiam “terkadang aku terlalu
sibuk, aku merasa bersalah pada Oppamu..” Kini Haneul Gi mengambil boneka
musangnya kembali dengan mudah dari Jeonghwa, dan kembali memeluknya.
“Lihat? Sekarang
Maru oppa ada ditanganku (boneka musang), bagaimana bisa eonni melepaskannya
dengan mudah? Kalau eonni terus seperti itu bisa-bisa Maru Oppa dengan mudah
diambil oleh yeoja lain”
“Kau ini bicara
apa..” Jeonghwa hanya menangapinya dengan tatapan kosong, sepertinya iya
memikirkan perkataan Haneul Gi dengan serius. Jeonghwa tak kunjung bicara,
akhirnya iya mulai membuka mulutnya dan bertanya pada Haneul Gi,
“Han Maru.. Han
Maru eodiseo?!”
“Mollayo”
“keurae, tempat
yang iya sering kunjungi sendirian apakah ada? Haneul Gi”
Haneul Gi
terlihat sedang berpikir mengingat-ingat perkataan oppanya, iya teringat satu
tempat yang sangat oppanya sering datangi untuk menenangkan dirinya sendiri
“Bukit
kecoklatan!”
“Mw..Mwo?”
“Apa eonni lupa?
Dulu kalian sering kesana bersama”
&&&
Maru terlihat
sedang berjalan dengan tenang, iya mulai memunculkan senyumnya dengan tenang,
terlihat iya merindukan tempat itu sangat tenang dan damai,
“Han Maru!”
Seseorang
memanggilnya, Maru tak begitu jelas dengan suara orang yang memanggilnya, iya
pun menoleh kearah suara tersebut, senyumnyapun perlahan mulai menghilang.
Aku mencintaimu namun hal yang harus
kulakukan adalah berpisah denganmu
.TBC.
Gak ada yang ke 4 ya?
BalasHapusMian.. hehe belom ada waktu buat lanjutin.. makasih atas kunjungannya^^
Hapus