Jumat, 16 Agustus 2013

Fanfiction | Innocent Bodyguard Part 3




Judul    : Innocent Bodyguard (part 3)
Author  : Park Hee Young
Genre   : Romantis, Naughty (NC), Absurd?, Family
Cast     :
·        Song Joong Ki (Han Maru)
·        Park Bo Young (Shin Jeonghwa)
·        Moon Chae Won ( Jung Yun-Ki)
·        Han Haneul Gi (OC)

Hell-O! Salam Chilicrab dari Jongup! (~‘-‘)~ ~(‘-‘~) Oke kali ini langsung aja oke? Mimin lagi gak mau bercuap-cuap keladi?
Happy Reading~


------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Han Maru!”

Seseorang memanggilnya, Maru tak begitu jelas dengan suara orang yang memanggilnya, iya pun menoleh kearah suara tersebut, senyumnyapun perlahan mulai menghilang.
.
.
.
.

“eottoke?”
“Aniyo”

“Waeyo? Aku sangat membutuhkanmu, aku tak tau harus meminta tolong kepada siapa”
Kini Maru sedang berbicara dengan yeoja yang sangat iya benci, Jung Yun-Ki. Yeoja yang sekarang justru meminta tolong pada Maru,

“Hubungi saja pusatnya”

“Aniyo! Aku tidak percaya pada mereka”

“Nae ga wae?”

“Karena aku percaya padamu Han Maru-ya!”
Maru masih berpikir dalam diam, sejuta kebimbangan hatinya ingin menolak, namun Maru mengingat sesuatu yang menurutnya sangat penting,

“Aku akan mengajimu tiga kali lipat perdetik? Eottoke?”

“Kenapa harus menjadi bodyguardmu?”

“Baik-baik aku akan tambahkan! Tapi.. ada kesepakatan arra? Kau baca saja dulu”
Yun-Ki menyodorkan sebuah kertas persyaratan kepada Maru, Maru sedikit terkejut atas apa yang Yun-Ki lakukan. Rasanya perutnya menjadi mual melihat keanehan yeoja dihadapannya

“Apa-apaan ini?”

Maru mulai membaca semua persyaratan dengan teliti tentunya Maru juga harus mau membantu Yun-Ki, iya semakin tak percaya dengan yeoja gila ini “Bagaimana dengan sekolahku?”

“Itu.. kau bisa pergi untuk waktu yang cepat lalu kau.. pulang kembali kerumahku”

“Rumahmu??!” Maru semakin tak percaya, Maru merasa iya harus membawa yeoja ini kerumah sakit jiwa. Jelas-jelas yeoja ini ada maksud lain, karena ini bukan pekerjaan seorang Bodyguard.

“Ige mwoya?! Jadi aku tinggal dirumahmu?!”

“ke..keurom..”

Yun-Ki dengan senyum yang sedikit khawatir terus beralasan bahwa hidupnya tak tenang dengan semua ahjusshi yang pernah iya temui, mereka selalu mengancam Yun-Ki. Tapi sejujurnya saja Maru tak percaya, Namun hati Maru menuntunnya untuk melakukan balas dendam, meski bukan pembalasan yang besar, tapi cukup permainkan hatinya saja sudah cukup.


“Keurae..”

“Mwo?! Jinjjayo!?? Omona!! Gumawoyo Maru-ya!!”
Tanpa sadar Yun-Ki memeluk tangan Maru yang hangat, Maru sontak terkejut ‘Micheosseo yeoja’ kata-kata itulah yang terngiang dibenak Maru.

“Ya..Yak! itu menjijikkan! Hentikan noona!”

Tak jauh dari mereka, Jeonghwa mulai memperhatikan mereka berdua yang semakin akrab, terlihat mereka mulai beranjak dari tempat duduknya. Jeonghwa mulai berlari menuju Maru

1,

2,

3,

4,

5,

Maru langsung terkejut, Jeonghwa memeluk Maru dengan sangat erat, terlihat jelas iya merasa ketakutan kehilangan Maru, namun Yun-Ki yang melihat itu hanya mendecik kesal,

“Waeyo? Kau bisa ada disini?” Tanya Maru yang menatap wajah cantik Jeonghwa dengan lekat-lekat, Kini Jeonghwa tak kuasa menahan air matanya yang sendari tadi sudah turun membanjiri pipinya. Isak tangispun mulai terdengar 

“Kau berbohong padakuuuu.. Maru-sshi”

Kini Jeonghwa mengingat semua ingatan dimana Jeonghwa dan Maru dulu bersenang-senang disini dibukit kecoklatan tempat mereka selalu bermain bersama dan tak pernah merasa bosan, dimana mereka berlomba lari, Maru mengendongnya saat iya terjatuh, dan dipondok ini dulu Maru mengajarkannya bermain gitar bersama, mengikat tali sepatu bersama, menggosok gigi dan mengerjakan tugas sekolah Maru bersama dipondok ini






Aku meminta maaf dan berterima kasih karena kau telah memberiku cinta







“Mianhae nona, tapi sepertinya aku harus menyita namjachingumu ini..”



Aku punya banyak kekurangan, maafkanlah aku yang meninggalkanmu
Lala larillaril lala larillaril lala larillaril~ la~ a

Yun-Ki pun langsung menarik tangan Maru dan menyeretnya keluar dari pondok itu,Jeonghwa menatap kesal Maru dan yeoja aneh itu,

“Stop it!”

 Maru melepaskan genggaman Yun-Ki, Kini Yun-Ki menatap Maru dengan kesedihan, mereka mulai berjalan-jalan di rerumputan coklat khas disana

“Sepertinya ini bukan bukit kecoklatan lagi”
Maru mulai membuka pembicaraan dengan senyum andalannya, “Karena rerumputan baru yang berwarna hijau mulai tumbuh” tambah Maru yang masih tersenyum, Yun-Ki mulai menoleh menatap Maru, mereka masih melangkah untuk berjalan kedepan



“Ayahku..”

Kini Maru yang mulai menatap Yun-Ki, Maru mulai menyadari wajah Yun-Ki yang pucat dan suara Yun-Ki yang lirih, “Ayahku adalah orang yang gila akan uang..”

Lanjut Yun-Ki yang masih berwajah pucat, kini iya mulai berani untuk mencoba menceritakan tentang keluarganya terhadap seorang namja,
“Dia, tidak peduli seberapa besarnya rintangan, yang penting iya tidak dirugikan atas itu semua, meski aku kagum padanya namun.. aku sangat membencinya.”

“Wae?” Tanggap Maru yang kini mulai angkat bicara.

“Karena dia bukanlah contoh appa yang baik bagi anaknya”

Yun-Ki mulai menyungingkan senyum manisnya pada Maru, masih dengan wajah yang pucat, namun Maru semakin khawatir dengan keadaan Yun-Ki terlebih setelah mendengar pengakuan Yun-Ki.
Giliran Maru yang bercerita, namun Maru masih engan dengan permintaan Yun-Ki namun melihat wajah pucat Yun-ki, Marupun mulai luluh dan mulai bercerita, iya mengusahakan agar Yun-Ki tak mengetahiu bahwa Yun-Ki lah yang dulu membunuh ayahnya.

“Ayahku.. dia sangat memperlakukan keluarganya dengan sangat baik, dan bijak” Degup jantung Maru yang kencang dapat iya rasakan dengan sangat kuat, entah apa yang merasukinya kini tatapannya kembali kosong dan hatinya terdorong untuk menceritakan kebenaran,

“Namun sayang, iya harus pergi terlebih dulu, seorang anak kecil telah membunuhnya, aku bahkan tak percaya. Seorang anak kecil? Huh.. daebak. aku yang masih kecilpun tak mengerti apapun hanya bisa menangis”

Langkah Yun-Ki terhenti, iya sangat terkejut dan mulai merasa iba pada Maru namun sebuah ingatan masa lalu membuatnya teringat kembali, sepertinya iya mulai menyadari yang Maru maksud. “apakah kau..”
Maru hanya memasang wajah tak mengerti, Yun-Ki pun mengurungkan niatnya, iya belum yakin dengan ingatannya.

“Mworago?”  Maru masih penasaran dengan maksud Yun-Ki namun Yun-Ki justru mengajaknya untuk cepat-cepat mengemaskan barang-barangnya untuk segera dipindahkan kerumah Yun-Ki.

&&&

“Seorang namja tak baik tinggal hanya berdua dengan seorang yeoja, terlebih jika mereka belum menikah. Akan banyak gossip yang beredar”

“Eomma..”
“Oppa.. Yang dikatakan eomma itu benar!”

“Maru-sshi..”

“Kalian..”

“Maru..”

“Oppa..”

“Kau tak perlu repot-repot membantu mencari uang Maru”

“Maru-sshi..”

“Cukup! Aishh.. jeongmal”

Maru mulai mendecak kesal kepada Eommanya, dongsaengnya dan terlebih yeojachingunya yang sangat risih mengurusi permasalahan perpindahan ini,

“Oppa.. sebentar lagi Maru oppa akan lulus SMA bukan?”
“Ne..”


“Bagaimana dengan itu? Maru-sshi..”

“Apanya?”

“Apa kau akan pulang?”

“Keurom”
.
.
.
.
.
Terdiam, semuanya pun mulai merenungkan, mereka merasa ini gila dan aneh, mereka mulai tak mengerti jalan pikiran Maru,

“aku mempunyai rencana..”
Kini mereka mulai menatap Maru dengan bingung “Yun-Ki noona.. dialah yang telah membunuh appa”
Semuanya mulai terkejut, berteriak terlebih sang Eomma yang tak menyangka gadis itu kembali ke hidup mereka tentunya ‘Jung Yun-Ki’

“Eomma.. eomma tenang saja, semuanya akan aku selesaikan. Dan kalian tidak perlu ikut dalam permainan ini”

“Bagaimana bisa?” 

Kini Jeonghwa yang mulai menatap Maru tak percaya, “Kenapa dia masih disini? Bukannya harusnya dia ditahan atau diasingkan?”

“ah.. chagia, bukankah sebuah sampah harus dibuang pada tempatnya? Bahkan sampah sekecil apapun harus dibereskan..”

“hmm.. nde.. keurom”

Maru mulai tersenyum dengan evil, berdiri, dan menarik kopernya sebelum itu dia menunduk hormat pada eommanya, iyapun pamit kepada ketiga orang yang sangat iya sayangi tersebut, semuanya pun masih terus menatap kepergian Maru, kecuali Jeonghwa yang tak mau menatap Maru.

&&&

“Han Maru”
.
.
.
.
Yun-Ki menyicipi masakan  Maru yang sudah diletakkan dipiring, iya terkesan karena masakan Maru jauh lebih enak disbanding dengannya iyapun mulai mencibir Maru karena iri “Ya.. ige mwoya!?”

“Waeyo?”

“Makanannya tidak enak!”

“Aku tidak memiliki gelar pembantumu”

“Tapi kau bekerja padaku Han, Maru”

Maru mulai menaikan sebelah alisnya, menyicipi sedikit makanan yang sudah iya letakkan dipiring, “Noona aku tidak tau kalau lidahmu bermasalah.. apa kita harus kerumah sakit?”

Maru mulai tersenyum, Yun-Ki mulai memasang wajah herannya, sedangkan Maru meletakkan telapak tangannya didahi Yun-Ki iya pun mulai berpura-pura terkejut

“kkamjjakiya!! Omo.. kenapa kau suhumu bisa sepanas itu noona?”

Yun-Ki semakin terbelalak, iyapun memeriksa dahinya sendiri, iyapun mulai sadar bahwa Maru berbohong karena dahinya bersuhu normal, “yak! Han Maru! Jangan membohongiku!”

“Kalau begitu, jangan membohongiku juga..” Maru mulai menjitak dahi Yun-Ki dan berbalik untuk memasak makanannya lagi yang hampir hangus,

“Kenapa kau begitu padaku?”

“Waeyo waeyo..”

“Ya.. Han Maru!! Aku bisa saja memecatmu!”

“Pecat saja, sejak awal aku ingin menolaknya bukan? Aku akan sangat berterimakasih jika kau memecatku sekarang juga” “Dan lagi.. aku akan melakukan apa yang orang telah lakukan padaku, jika mereka baik padaku aku juga akan seperti itu”

Yun-Ki mendecak tak percaya, menghela nafas dan menatap punggung Maru yang sedang memasak untuknya, matanya mulai melotot kesal iyapun mulai meninju punggung Maru

 “Ahh!”
Seru Maru yang terkejut atas tinju Yun-Ki “Appo..” Protes Maru dan Yun-Ki semakin membulatkan matanya hingga seperti akan melompat keluar, iya mulai mencubit pinggang Maru dengat kuat 

“ahhh! Noona Ap.. appo!”

Yun-Ki melepaskan cubitannya,
Yun-Ki mulai memajukan langkahnya tanpa ragu iya mendempetkan tubuhnya dengan Maru iya mulai meremas junior Maru yang masih tertutup celana dengan tangan kirinya dan iya melihat masakan yang baru saja selesai dimasak sudah diletakkan dimangkuk iya mulai mengambil satu dengan tangan kanannya dan memakannya

“Uhh..noonahh..henn..hentikannnhh” Yun-Ki mulai meremas junior Maru lebih kuat lagi dan cepat, Maru tersadar dan mendorong Yun-Ki menjauh. Matanya terbelalak dengan apa yang barusan dilakukan yeoja yang ada dihadapannya,

“Eottoke? Bukankah seharusnya kau membalasnya?” Yun-Ki yang masih mengunyah mulai mengambil mangkuk yang berisi makanan tersebut dan meletakkannya dimeja makan, Yun-Ki yang masih membelakangi Maru tak melihat ekspresi Maru yang kosong namun tatapannya membunuh seperti sedang mengintai seseorang,

Yun-Ki mulai merasakan sakit dipunggungnya, tentunya satu pukulan dipunggung Yun-Ki. Mulutnya mulai terbuka iya tak percaya Maru benar-benar membalasnya, terlebih iya mulai tersadar sekarang Maru memojokkannya didinding, wajah Yun-Ki memanas rasanya wajah mereka begitu dekat deru nafas Yun-Ki bercampur dengan hembusan nafas Maru

‘Puuuukk’

Yun-Ki yang memejamkan matanya mulai merasakan cubitan lembut dipipi kirinya, ternyata benar Maru sedang mencubit pipi kenyalnya, Yun-Ki yang mulai tersadar langsung menghempaskan tangan Maru,

“Apa kau benar-benar Bad girl’s?”

Setelah membisikan itu, Maru mulai mencopot celemeknya dan berjalan menjauh dari Yun-Ki dan duduk tenang di kursi meja makan. Sedangkan Yun-Ki masih shock tak percaya yang baru saja iya alami,

“Jeongmal.. kau mau makan tidak?”
Tawar Maru yang mulai menyadarkan Yun-Ki dari lamunanya, lalu Yun-Ki mulai berlarian kecil menuju meja makan,
.
.
.
.
.
Yun-Ki mulai duduk, “Waeyo!!?”

Maru yang akan memasukkan makanannya kedalam mulutnyapun menghentikan aktivitasnya itu dan menatap dengan bingung kearah Yun-Ki,

“Kenapa tidak membalas yang terakhir? Dan kenapa bukan menyubit pinggangku? Tapi justru pipiku?”
Maru hanya tersenyum enggan dan mulai melanjutkan makannya, sedangkan Yun-Ki menenangkan degup jantungnya.


Terkadang hatiku terasa sakit ataupun menyesal namun aku tak akan memperlihatkan hal itu padamu meskipun air mata ini mengalir

Sedangkan Jeonghwa mulai memasukkan Jjang ramyeon kedalam mulutnya dengan menggunakan sumpit yang iya pegang, tapi dapat terlihat tatapan Jeonghwa begitu kosong iya merasa kesepian, Maru yang biasanya memberikan message padanya, kali ini sama sekali tak ada message satupun diponselnya,
Haneul Gi yang dimintai tolong oleh eommanya mengantarkan makanan kerumah Jeonghwa mulai panik melihat rumah eonninya yang sangat gelap, iya mulai melangkah masuk

“Eonni.. eonni..”

Haneul Gi semakin shock ketika melihat keadaan eonninya yang bagaikan tak bernyawa sedang menyantap jjang ramyeon.

“Gukkie! Bbo bbo!”
Seru Maru dan Yun-Ki bersamaan setelah mendapati seekor anak anjing yang baru mereka beli keluar dari kandang kecilnya,

“Ya..” Maru mulai menatap sinis kearah noonanya Yun-Ki, “Mwo? Kitakan membelinya bersama. Terlebih kita patungan untuk membelinya..”

“Jukneunda”

Yun-KI terbelalak atas pernyataan Maru, “Ya, ya! Jeongmal! Mworago? Aku ini majikanmu! Dan.. dan atas dasar apa kau memberinya nama Gukkie? Waeyo haruskah namanya Gukkie hah!?”

“Karena dia seperti berkata ‘Guk’ karena aku menganggapnya sebagai warga Negara korea aku menambahkan ‘Kie’ maka itu namanya Gukkie”

Yun-Ki tertawa mendengar penjelasan dari namja yang ada dihadapannya, tak lama kemudian raut mukanya menjadi datar.

“Bbo bbo.. dia mengingatkanku pada Shin dongho!”

“Mwo?”

“Apa kau tak punya idola? Apa kau tak pernah menonton film? Atau drama?”

“Kalau begitu kenapa tidak sekalian kau beri nama ddangkoma saja noona?”
“Maksudmu kura-kura yesung yang sudah wafat itu?”

“Memangnya dia sudah mati?”

Maru mulai memunculkan muka polosnya, yang kini membuat Yun-Ki menahan tawanya “Kau itu kuno sekali.. bagaimana kalau gaho? Seperti anjing milih Kwon Jiyong..”

“Kwon jiyong? Maksud noona G-dragon?”

“Atau Choco, seperti milik minzy?”

“Atau dasom”
.
.
.
.
“Kau pikir iya personil sistar huh!?”
Mereka pun terdiam, tak lama setelah itu mereka berdua tertawa bersama-sama membayangkan anjing kecil yang ada dihadapannya adalah personil sistar

“Hahahahahahaha kau bodoh Maru-ya!”

“Hahahahaha Noona juga tak kalah bodoh”



“Nawa!!”

“Mwo!?”

“Bodyguard berjaga diluar.. Nawa!”

Maru mulai mendengus kesal, iya mulai melangkahkan kakinya keluar, sedangkan Yun-Ki mulai berguman kembali menenangkan dirinya yang tentunya jantungnya kembali berdegup kencang, “Aku ini kenapa?”
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Oppa..”
Mata Maru membulat, iya mulai menatap seseorang yang ada dihadapannya, Dongsaengnya ‘Haneul Gi’ yang terlihat lelah sehabis berlari. “apheuda..” Kata Haneul Gi dengan suara yang bergetar.

“Apheuda? Nuguji?”

“Eonni..”

***

Haneul Gi menggoyang goyangkan bahu Jeonghwa yang masing memakan Jjjang ramyeonnya, tapi tetap saja Jeonghwa tak berkata apapun, bibirnya semakin pucat, Air matanya mulai mengalir menuju pipinya. Haneul Gi semakin bingung dengan keadaan eonninya, seperti orang yang benar-benar merasa frustasi “Eonni.. eonni!”

Sekali lagi iya mengguncangkan lengan eonninya Jeonghwa namun taka da jawaban, Haneul Gi mulai menyalakan lampu diruang tengah tersebut,



“Maru..”

Haneul Gi menatap eonninya yang mulai berbicara namun tetap dengan tatapan kosongnya, Haneul Gi mulai berlutut dihadapan Jeonghwa yang tetap duduk, “Eo?”


“Han Maru..”

Kata Jeonghwa yang bersuara serak, Haneul Gi memegang dahi eonninya itu, panas. Haneul Gi langsung melihat keringat Jeonghwa yang mulai semakin banyak,

“Chuwo.. Haneul Gi, chuwo.. apheuda..”
Haneul Gi yang bingung harus melakukan apa mulai berlari keluar untuk menghampiri Maru Oppanya.


Maki aku sesuka hatimu, sepertinya ini lebih mudah bagimu, aku tak akan beralasan yang bukan-bukan, seperti inilah aku




.TBC.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar