Sabtu, 22 Juni 2013

Angel Without Wings




Author : @NWmaknae
Genre  : Sad, Romance
Cast     :
  • Lee Hwan (OC)
  • Moon Jongup (B.A.P)


Haiiiiiiiiiiiii, Ini FF kedua buatan author. Paling gak ada yang mau baca lagi*hangus* Sadnya juga pasti gagal benget-_-
Para readers please ya boleh minta commentnyakan kalo dah baca? Hargain ya.. please kan kasihan Jongupnya nanti sedih kalo gak dikomen(?) *author payah*

JEBALLLL!! Hehe.. yaudah readers.. selamat membaca aja^^

---------------------------------------------------------------------------------------------

Perkenalkan namaku Lee Hwan, umurku 17 tahun. Sekarang aku sedang menjalani masa sekolahku di TS High School, dari namanya kalian pasti juga tahu pemilik sekolah ini adalah pemilik TS Entertainment. “Hahh aku ini bicara apa.. terlalu kefilman diriku ini..”


BRUUKKK

“Heii anda harus berhati-hati noona”
Sekarang orang yang ada dihadapanku malah memarahiku, jelas-jelas saja dia menabrakku!
Dan kamipun menjadi pusat perhatian, seandainya saja dia ada disini pasti aku akan merasa..

‘Aman’

“Hahaha, Wae noona? Aku akan melindungimuuu.. hahahaha”

“Apa maksudmu?..”
 “Bukankah Jongup selalu begitu padamu?” dengan senyum evilnya orang itu menatapku rendah sekali, aku benci ini. Aku hanya bisa balas menatapnya

“Wae wae noona?, kau itu..cantik”

“Geuraeseo?”

“sayang untuk disia-siakan”

“Kau! bukan Jongup"
Dia menggenggam tanganku, dan menarikku untuk berdiri. Aku.. benar-benar tidak suka ini. Jongup Mianhae ‘Mianhaeo!’

“Appo..” aku sedikit mengeluh kesakitan, tapi orang ini tetap tidak peduli dengan rintihanku



&Flashback&

Hari ini hari pertama aku masuk ke Sekolah baruku, dari dulu aku terkenal sulit untuk tersenyum dan sangat suram. Namun otakku sangat pintar, wajahku sangat terbilang oke. Meski pintar banyak yang tidak berani untuk mendekatiku terlebih seorang yeoja.

BRUUKKKK

“Appo..”

“Mi..mi..mianhae noona.. apa kau baik-baik saja?”
“Yak! Apa kau tidak punya mata? Ohh.. pantas matamu hanya segaris”
“ehh.. Mianhae noona, aku sedang terburu-buru”

Lagi dan lagi, orang itu terus meminta maaf sambil membungkuk terus menerus meminta maaf didepanku, ‘Sangat lucu’ kurasa orang ini benar-benar idiot.

“Dwaesseo, jangan terus membungkuk seperti itu!”
“Hehehe.. Hamsahamida”

Dan dalam hitungan satu.dua.dan tiga. Aku rasa jantungku akan turun  kelantai satu. Omo~ dia sangat manis,dia memberikan senyum terbaiknya,aku merasa iri dia dapat tersenyum dengan baik. rasanya hati ini luluh hanya karena sebuah senyuman? Atau inikah yang disebuh cinta pada pandangan kedua? Tapi dengan orang aneh ini?. ‘Aku rasa aku sudah gila’

“Noona..?”

Aigoo.. Aku segera bagun dari lamunanku, sendari tadi ternyata aku melamun? Atau bergurau?, aku mulai memperhatikan dia dari bawah hingga ke atas, Kurasa dia Orang yang baik

“Kau pendek”

Nappeun Yeoja, lagi-lagi mulutku mengatakan hal yang tidak baik lagi seperti ini, bagaimana namja-namja ingin mendekatimu ‘Lee Hwan Babo!’ lagi-lagi aku terus mengumpat dalam hati,

DEG!

“e..eh?”
“ahh mian, tapi.. kenapa kau menggunakan kostum?”
“Ah!! Ne!!, Noona aku pergi dulu ne..”

Dia mulai melompat-lompat kecil karena terlihat jelas dia sedang tergesa-gesa, aku penasaran tentangnya, dan ini untuk pertama kalinya aku penasaran terhadap seseorang. Terlebih seorang namja..

“Ja..Jamkkan! Neon nuguya??..”
“Moon Jongup imnida”

“…”

Dia berteriak sambil terus berlari, dan menghilang dari keramaian sekumpulan siswa dan siswi di koridor sekolah ini.

&Flashback end&




PLAAAKKK

Sebuah tamparan tepat mendarat dipipi seorang namja yang tengah melecehkan Hwan, tangan namja tersebut segera disingkirkan dari lengan Hwan. “Tidak ada yang bisa menjadi dirinya”
Hwan pun pergi dengan tatapan mengerikan, seluruh sekolah pun sudah mendengar kabar ini, merekapun mulai mengundurkan diri untuk melawan Hwan, entah kekuatan dari mana seorang seperti Hwan dapat berubah menjadi manusia yang mengerikan dari pada sebelumnya.
Mata gadis itu sekarang sudah muak dengan semua orang disekolah yang sudah mengucilkan dirinya, menghina jongup, dan memandang rendah dirinya. Sungguh sekarang telah hanyut akan kebencian, sepanjang malam dia terus menyesali kejadian dimasa lampau yang telah mengubah hidupnya.

Kesepian, Menyendiri, dan selalu memiliki dunia sendiri, Iya ingin seseorang memberikan senyum terbaiknya kembali hanya khusus untuknya dan kembali menjaganya dari dunia dingin penuh sandiwara ini,

“Orang bilang kau itu orang Idiot”
“Meski begitu kau tetap Moon Angel ku”
“Kau tau?.. Hanya kau yang tak bersandiwara”

Hwan tertawa evil, disudut balkon kamarnya. Tanpa terasa mengingat semuanya terasa sakit, begitu amat perih, begitu berat. Air mata Hwan mulai mengalir indah perlahan demi perlahan membasahi pipi lembut miliknya,

“Moon Jongup, ini hari keseratus kau telah membuatku menangis, sendirian.. disini”



‘ Uljima ’


Hwan segera membulatkan matanya, dia mendengar seseorang telah membisikkan suatu kata ketelinganya dengan lembut, ‘tapi mana mungkin? Tak ada orang disini, Eomonim dan Obeonim sedang ada dilantai bawah. Mana mungkin bisa mendengar kesedihanku disini’ seru Hwan dalam hatinya terus membuat pertanyaan demi pertanyaan.

“Mwo? Wae.. cuaca menjadi hangat.. padahal tadi sangat dingin?”

Semilir angin, membuat Hwan merasa mengantuk anehnya dia tetap merasa hangat, perlahan namun pasti dia mulai mendekati tempat tidurnya dan dia ambruk tepat ditempat tidurnya tertidur manis diatasnya.

&&&

“Hujan..”
Hwan menatap keluar jendela, dia hanya bisa meratapi rintik-rintik hujan diluar sana.
“Jongup.. aku jadi ingat lagu raind sound milik group milikmu”


“Jongup.. mianhae diluar sana hujan, kenapa harus hujan? Padahal aku ingin melihatmu diatas panggung sekarang menonton aksi konsermu. Eomma pasti juga tak mengizinkan aku pergii”

#Jongup POV#

“Lee Hwan.. Mwohaneungeoya? Dimana kau?”
“Semuanya sudah siap, kali ini tata panggung kalian memang sedikit berubah. Are you ready? Kalian akan muncul dari bawah ke atas panggung setelah lagu Yess sir kalian selesai nyanyikan dari bawah sini, arra?”

Salah satu staff crew pun mulai memberi kembali aba-aba kepada B.A.P,  aku mulai gugup. Apa Hwan noona akan ada diantara para Baby’s?
Sungguh aku ingin aksi kali ini Hwan melihatnya.

“Jongup..?”

“Ahh.. Ne?”
“Apa kau ada masalah?, kulihat kau hanya terdiam saat semua member mulai bersemangat?”
“Ng.. Aniyo.. mian aku hanya gugup”

“Ahh Jinjja? Kau tunjukkan senyum terbaikmu itu sendari tadi harusnya, jadi aku tidak perlu khawatir hahaha..”

Aku hanya tersenyum bodoh. Aku hanya bisa tersenyum. Kata Yongguk Hyeong benar, Seorang Jongup selalu tersenyum saat senang, sedih, marah kapanpun tetap menunjukkan senyumnya, maka tak akan ada yang tahu kapan iya merasa sedih.
“Ne, Seharusnya aku tidak boleh begini… para Baby’s menungguku”

Aku Mulai meraba saku celana kananku, yang terdapat kotak cincin yang tentunya untuk Hwan. Cincin berinisial ‘ J ’

“One.. Two.. Tree.. Four Go!”




BASSSHHHHHH




Aku serta para member lainnya, Youngguk Hyeong, Himchan Hyeong, Daehyun Hyeong serta Youngjae Hyeong dan Zelo muncul dari bawah, Kami bagaikan terbang bebas Seperti malaikat, aku melihat kami membuat para fans kami  berteriak histeris atas kemunculan kami yang luar biasa.
#Jongup POV end#


&&&
Seorang gadis sedang berlari tergesa-gesa sambil terus menerobos hujan yang sangat deras sekarang, orang-orang yang ada ditempat itu hanya melihatnya sambil menatap khawatir. Hujan kali ini sangat parah sehingga tidak ada yang berani untuk menerobosnya.
Hwan menggingat kembali Ucapan Jongup sebelum pulang sekolah yang mengajaknya untuk bertemu. “Setelah Konser selesai, ditaman sungai dekat sekolah pukul 16.00 Jangan lupa ya noona!”

Terlintas bayangan senyum khas Jongup yang berteriak dari jauh, menurut Hwan senyum itu benar-benar membuat hatinya tenang. Entah mengapa atau mungkin dia merasa dirinya terlalu berlebihan, tapi itu yang dia rasakan sekarang ini setelah mengingat Angelic smile milik orang idiot tersebut.

TAP!

Hwan telah sampai ditaman yang sudah dijanjikan, Hwan melihat sosok itu, Jongup yang sudah menunggu sendari tadi. Ya memang. Karena Hwan sudah terlambat 15 menit dari waktu yang sudah ditentukan, Namja itu benar-benar bodoh. Sekarang dia terlihat sangat basah terguyur hujan yang turun, wajahnya sudah pucat, mulutnya menahan untuk tidak mengigil, matanya menatapi sungai indah yang ada didepannya yang sudah bercampur dengan air hujan.

“Moon Jongup..”

Hwan Mulai memanggil Jongup perlahan dan memeluk Jongup yang sedang duduk dari belakang, “Mianhae aku terlambat.. Hujan sangat deras, are you oke?”
“Wasseo ne.. Gwaenchanha, ini untukmu Noona”

“mana mungkin tidak ap..”

Pipi Hwan mulai merona merah, matanya membulat iya tak percaya Jongup sangat terang-terangan memberinya hadiah manis. Rasanya iya ingin menangis terharu, bahkan Jongup masih mengunakan baju seperti malaikat yang dia pakai dikonsernya tadi.

“wae? Noona tidak suka ya? Mianhae aku tidak tahu harus memberi apa..”

Hwan semakin tidak kuat menahan tetesan air mata yang akan turun mengalir kepipinya, Hwan merasa Jongup begitu Bodoh hanya untuk memberikannya sebuah cincin dia mau menunggu sampai basah seperti ini terlebih hingga wajahnya pucat seperti ini.

“Jongup.. tatap aku”
Mendengar itu, Jongup mulai berdiri dan membalikan posisinya kearah belakang untuk menatap Noonanya tersebut. Dengan perlahan Hwan memakai Cincin berinisial ‘ J’ tersebut dan menyentuh keduaa pipi Jongup, Orang-orang yang berteduh disana pun menjadi saksi kisah mereka, Bahkan Jongup maupun Hwan tidak peduli derasnya hujan yang turun membasahi mereka di tengah-tengah taman saat ini.

“Dengarkan aku baik-baik. Kau.. namja yang baik, andwae.. amat sangat baik-
“Jongup.. kau benar-benar begitu polos, kau tidak perlu meminta maaf”

Jongup sangat senang mendengarnya, bahkan ditengah hujan seoperti ini masih bisa memberikan senyum malaikat miliknya seperti biasanya, “Maeume deureo Noona?”

Hwan mulai memberikan senyum terbaiknya dari seumur hidupnya “Ne! tentu saja aku suka”
“Akhirnya kau tersenyum juga, Noona”

“Eh?, iya juga.. rasanya sangat menyenangkan”

“Tapi kenapa aku bisa kalah begini..”

Hwan mulai memasang wajah bingungnya, dan menatap Jongup dengan dalam-dalam.
“Noona bahkan jauh lebih romantic dibanding diriku..” Dengan lucunya, Jongup memasang muka tak puas dengan mengembungkan pipinya dan memasang puppy eyes miliknya.

“Huahahahaha, bueeekk.. kkamjjakiya jinjja aku menelan air hujan!”

Dan mereka pun tertawa bersama, Orang-orang yang melihat itu hanya bertepuk tangan layaknya menonton drama disebuah acara televisi.

“Noona, sebagai gantinya aku akan melindungimu”
“Mwo? Hahaha Gumawo untuk itu”


&&&

“Andwaee!!..”

Hwan berteriak, Jongupun mulai terkejut mendengarnya, “wae noona?”
“ci..cincinnya mengelinding ketengah jalan raya!”


“Jinjja??..”

Dua kali lipat Jongup dibuat terkejut tak percaya oleh Noonanya kali ini, ternyata Noonanya selain pintar dan romantic, juga agak sedikit bodoh ya.

“Ne.. aku akan mengambilnya!”
“Ja.. jangan noona! Berbahaya!”

“Wae? Biarkan saja, aku akan baik-baik saja. Kau tau? Kau sampai basah kuyub seperti itu hanya untuk memberikannya padaku!!”


Jongup terdiam sejenak, yang dikatakan noonanya benar, Cincin itu juga sulit didapatkan, harganya juga cukup terbilang mahal, bahkan untuk memberikannya sudah tertunda selama 2 bulan karena Jongup terlalu Gugup.


“Kita bisa membelinya lagi bersama”


Selama beberapa detik Jongup tak bersuara, kini dia mulai mengeluarkan kata-kata yang membuat Hwan sangat terkesima, Hwan melihat Jongup tak berani memandangnya.

“Ani! Aku suka yang itu!!” Hwan berteriak kearah Jongup sambil menunjuk kearah diamana tadi Cincinya menggelinding, entah perasaan apa tapi rasanya Hwan ingin mengeluarkan air matanya.

Kali ini Jongup mulai menatap Hwan yang mulai melangkah pergi, Hujan diluar sana masih turun walau tidak separah tadi,

“Kajima!!” Jongup mulai menahan lengan Hwan sangat kuat. Dia merasakan rasa yang tak nyaman jika hwan pergi,


“Ap.. APPO!! MOON JONGUP!!”

PLAAAAAKKK

.
.

Hwan menampar Jongup, tanpa iya sadari. Dia mulai mengumpat menyalahkan dirinya lagi dan juga tangan bodohnya, matanya membulat dan langsung berbalik arah, berlari pelan untuk pergi kejalan raya.

“Kalau Noona pergi! Noona Babo!!”

“Mworae??”
Hwan menghentikan langkahnya, mulai berbalik, dan orang-orang disekitar mulai berhenti dan menyaksikan teriakan mereka, yang terus berbalas namun mengartikan sesuatu.

“Nan.. neoyege mwoji?(bagimu aku ini apa)”

Jongup mulai menatap sosok Noonanya itu kembali, suasana hening menatap mereka berdua yang tengah membuat suasana menjadi berdebar, suara kendaraan yang terlintas pun masih dapat didengarkan mengisi keheningan suasana.

15 detik, 

20 detik,

“babo namja”

Hwan segera berlari menuju kearah jalan, mulai diterpanya hujan yang turun, awan menutupi sinar matahari yang harusnya muncul, Jongup segera membulatkan matanya tak percaya, iya mulai segera berlari mengejar Hwan.

“Namja bodoh.. akukan hanya ingin mengambil cincin itu, apa dia pikir aku akan tertabrak salah satu dari kendaraan itu?”




“Noona, sebagai gantinya aku akan melindungimu”


Hwan menginggat perkataan Jongup lalu iya memungut cincin yang sudah berhasil iya temukan, iya tersenyum kecil. Terlihat jelas betapa senangnya iya dapat menemukan benda tersebut.

BRAAAKKKKKKK

Hwan mulai mencari asal suara tersebut, betapa dia terkejutnya kali ini tak dapat dipercaya. Disebelahnya terdapat malaikat yang sedang tertidur, baju putih nya sudah dihiasi warna merah yang menandakan darahnya yang mengalir. Hujan yang turunpun ikut mulai membersihkan noda merahnya yang menempel dibaju malaikat kecil tersebut.

Hwan mulai tak percaya kembali, dia mendekati sosok itu, Orang-orang disekitar pun mulai membantunya, beberapa saksi mengatakan, bahwa orang itu berlari cepat dan seperti tameng sedang memeluk untuk melindungi Gadis itu,


Ya, gadis itu adalah Hwan. Dan Malaikat itu adalah Jongup.


Hwan memeluk Jongup dan terus menangis histeris seperti orang yang sudah menggila

“Babo namja!! Bangun atau aku akan menamparmu kembali!”

“Yak! Moon Jongup! Palli! Bangun!! Jangan bersandiwara seperti yang lainnya sekarang!, Apa kau ingin menjadi malaikat penyelamat sekarang? Jinjja Babo namja!”


&&&

“Malaikat tak bersayap”

Hwan terbangun dari tidurnya, dengan terkejut dan menangis, sudah beberapa bulan terakhir ini, dia terus kembali memimpikan hal yang sama. Kejadian dimasa lalu itu terus terngiang dipikirannya.

“wae? Aku memimpikannya lagi!”
.
.
.
.
.
Dan terlihat jelas disebuah cermin. Sosok jongup yang sedang memakaikan mantel putih berbulu yang iya pakai sebelumnya, dan iya memakaikannya kepundak Hwan dengan muka sedih. Setelah dia memakaikannya iya tersenyum khas milik Moon Jongup seorang.


‘Saranghae Noona’


Dan Jongup menghilang perlahan dari tempat itu, sayangnya Hwan tidak melihatnya. Entah apa Hwan merasa Badannya terasa hangat sekarang, Hujan badai juga sudah mereda saat iya terbangun dari tidurnya.

“Ige mwoya?”

Hwan menemukan sepucuk kertas kecil disaku bawah bajunya. Dia pun mulai membaca dan segera terbelalak tak percaya untuk kesekian kalinya.
.
.
.
.
          Annyeonghaseo Noona, aku selalu mengawasi dan melindungimu. Termasuk saat orang-orang mulai tak berani mengerjaimu lagi sekarang. Aku memberikanmu mantel pelindung untuk kau tetap merasa aman, meski tak terlihat. Namun kau merasa hangat bukan sekarang ini?

Aku tak menyangka kau masih menggunakan cincin itu, aku sangat senang melihatnya. Mianhae aku tak dapat melindungimu lagi, sekarang kau bisa tenagn, aku harus pergi. Aku bukan Tuhan yang bisa memberikan mujizat tapi sekuat tenaga aku berusaha agar bisa menuliskan surat ini, hahaha..

Noona.. apa kau percaya reinkarnasi?
Aku percaya, suatu saat kita akan dilahirkan kembali, aku akan menunggu saat-saat itu, dan kita dapat bersama asal noona tak ceroboh kembali, hahaha

Aku percaya, aku akan menunggumu.
“Saranghaeo Noona Lee Hwan”
                                                                                    Moon Jongup, Babo namja.


“Aku Juga akan menunggumu”



“Aku percaya”



Untuk ketiga kalinya Hwan dapat tersenyum lembut seperti pertama kalinya dia dapat tersenyum senang karena Jongup.

“Nado Saranghae Moon Jongup”

‘Moon Angel Without Wings’          

.END.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar