Judul : I Remember
(Angel Without Wings ver. 2)
Author : @NWmaknae
Genre : Romance, Sad,
misteri
Cast :
·
Moon Jongup (B.A.P)
·
Lee Eun Kyung
Author kembali~ ululululuulululululu hidup
kerang ajaib!*eh..
Uri Babys Yessir!! (‘-‘)7
Wedeyy.. salam “P” (Payah) dari Author and
Chilicrab dari Jonguppie! Biar ngerti baca dulu yang Angel without girl oke?, Kali ini FFnya pake sountrack I remember nya Bang
Yongguk ft Daehyun yoo~ author lebih suka suara di I remember itu Daehyun
dibandingkan akang Pikachu Yang Yoseob._.v hehe #slmPeace, abis kayaknya lebihh
pas gituuuu *menurut Author aja* /author gila ngomong sendiri/ biarin author
gila, lagian kan gak pernah ada yang comment selama ini juga jadi ya ngomong
aja didunia milik sendiri ea gak?*plakkk(--“#)
Woke, Happy Reading~
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Aku percaya, suatu
saat kita akan dilahirkan kembali, aku akan menunggu saat-saat itu”
.
.
.
.
‘Aku percaya, aku akan
menunggumu’
.
.
‘Aku percaya’
Yeah, semua kenangan kita yang seperti neraka~
&&&
“Eun kyung babo yeoja!! Arggghhhh babo babo!!”
Kini seorang gadis telah menyalahkan dirinya sendiri,
memukul pelan kepalanya dan teruh mengumpat dalam hatinya, menyesali sesuatu
yang telah iya perbuat.
“Kau hampir membunuh namjachingumu sendiri!”
Kini memory tentang pertama kali mereka bertemu mulai
terputar dalam ingatan Eun Kyung,
. . .
“Aku mempersembahkan tarian spesialku ini untukmu.. Lee Eun
Kyung!”
Mata Eun Kyung membulat, pipinya merona merah, iya takjub
atas apa yang baru dikatakan seorang namja dari kejauhan tempat iya duduk
sekarang ini, namja itu memberikan dance b-boy nya dengan sangat baik, setelah
music berhenti dia berkata dengan tampang bodohnya,
Orang-orang mulai menatap kearah Eun Kyung, menatap Eun
Kyung dengan tatapan senang, namun ada yang memandang meremehkan dengan wajah
tak suka. Pastinya itu adalah salah satu dari fans namja itu.
“Kyung! Kau harus memberikannya balasan!”
Seru Jieun teman eun Kyung yang ada disisi sebelah kanan
kyung. “Mw..mwoya?” Kyung langsung
menatap teman baiknya tersebut dengan dalam-dalam.
“Kyung!!.. Saranghae!”
Kini dari atas panggung, namja itu mulai berteriak kembali,
dia berputar cepat seperti dance andalannya yang biasanya, lalu membentuk hati.
Semua orang mulai bertepuk tangan, Kyung dapat melihat
seonbaenya yang tidak suka melihat Kyung dengan namja itu, namun rasanya perut
Kyung tetap merasa geli, iya tak bisa menahan tawa sekaligus haru, rasanya
sangat lucu melihat namja keren itu ternyata begitu polos nan lugu. Eun Kyung
mulai memunculkan senyum manis dari bibirnya, tangannya kirinya menutupi satu
matanya, dia benar-benar merasa tertarik dengan namja aneh itu,
“Jinjja.. babo namja..”
Seru Kyung dengan suara pelan, dari kejauhan namja itu
diatas panggung sekarang sedang melambaikan kedua tangannya sebagai tanda
perpisahan, perlahan namun pasti dia mulai memasuki backstage.
. . .
Aku akan mengingat semua hari yang telah berlalu, Kau mempermainkanku,
semua berubah dibelakangku~
“Hahh.. dia sunggung babo, menggingatnya aku sangat senang”
“Tapi bukannya, kau tak biasanya dengan mudah tertarik
dengan namja-namja tengik seperti itu?”
“Dia, bukan namja tengik!, dia.. berbeda”
“Bagaimana bisa seseorang namja seperti dia bisa mendapatkan
hati seorang Lee Eun Kyung? Hahaha”
Kini Jieun sahabat baik Kyung, mengatakan dengan penuh
penekanan, tentunya dengan nada menggoda.
“Dia, tentunya.. tak mudah menyerah. Semuanya butuh proses
panjang, aku bahkan tak tau sudah sampai beberapa lama, sejak saat perpisahan
kelulusan sampai aku menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas dia
tetap bertahan, tatap percaya dan terus menyukaiku.. Kau tau satu hal?”
“Mwo? Katakan padaku.. palli”
“Aku tak akan meninggalkannya”
Kyung tersenyum kecil namun sangat banyak berarti, dia
bahagia masih banyak orang yang mencintainya, bahkan saat keluarganya mulai
meninggalkannya karena tak kuat dengan sikap Kyung yang sangat buruk.
“Kyung.. Bagaimana kalau Jongup yang meninggalkanmu?”
Kepala Kyung yang sendari tadi menunduk, kini menghadap
kedepan, melihat sebuah jalan. Yang menurutnya terdapat kenangan buruk antara
dia dengan Jongup, dia mulai mengingat kembali satu kejadian,
. . .
Bukankah itu Moon Jongup? Kenapa dia melamun? Tetapi iya
terlihat sedang gembira?. Kulihat Jongup terus memunculkan senyum manisnya
tersebut, Ne. Aku sangat suka senyumnya yang itu, benar-benar membuat hatiku
tenang entah mengapa tapi aku suka dengan senyum yang hanya mungkin dia seorang
yang hanya memilikinya.
‘Noona, sebagai gantinya aku akan melindungimu’
“Mwo?”
Aku menghentikan langkah kakiku, aku sungguh terkejut, baru
saja aku merasa mendengar seseorang berbicara padaku, tapi mengapa noona? Hei
umurku baru 16 tahun! Bahkan aku mengenakan seragam sekolah kesukaanku,
sebelumnya tak ada yang pernah memanggilku noona. Aku mulai memalingkan wajahku
dari asal suara tersebut, dan tak ada siapapun.
Yang ada hanya orang-orang asing yang memperhatikanku yang
terlihat kebingungan ditangah keramaian trotoar ini. ‘Mungkinkah itu Jongup?’
“Tak mungkin.. tapi suaranya seperti Jongup”
Aku mulai mencari sosok itu, ya sosok namja aneh itu,
bermuka idiot. 1, 2, 3, aku mulai menghela nafas, harapanku musnah. Dia masih
ada diseberang sana, berarti mungkin aku hanya berhalusinasi, atau mungkin itu
hanya orang lewat yang memanggil noonanya, “tapi.. aku sangat yakin itu benar suara Jongup”
Kumulai memperhatikan namja itu lagi, dia masih asik
menggunakan headsetnya, tapi mengapa iya tak bergerak satu incipun? Disaat
lampu penyebrangan mulai menyala, orang-orang sudah lalu lalang untuk segera
menyebrang, tapi dia tetap tersenyum kecil dan menikmati dentuman alunan music,
walau aku tak tau dia mendengar music apa.
“Jamkkan.. apa dia bisa melihatku dari sini??, maka itu dia
tak menyebrang? Tapi bukannya dia suka padaku?”
ZZZZZZZZTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT
“Mw..mwo? apa yang barusan aku lihat?”
Baru saja, aku melihat sesosok pria dengan pakaian warna
putih mulai melindungi sesosok wanita yang tengah mengambil cincin berinisial
‘J’ di tengah jalan raya. Tapi tidak terlalu jelas, sialnya pria itu tewas
melindungi wanita tersebut dengan berlumuran banyak darah yang menghiasi
dipakaian putih malaikat milik pria tersebut.
Keadaan kembali semula, aku masih dapat kembali kedunia
asalku, aku masih melihat Jongup masih belum berjalan kearah sini, apa dia
menunggu seseorang?
“jamkkan!, Mwo? Waeyo!? Aku tadi bisa melihat hal seperti
itu..”
‘Andwae’
.
.
Lagi-lagi bayangan gambar itu muncul kembali, sekarang jauh
lebih jelas, dimana, kapan, sekarang kejadian ini terjadi? Dimana Jongup yang
kulihat disebrang sana?
“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!”
Aku jatuh berlutut, aku berteriak, sebenarnya apa ini?
Sepertinya kejadiannya sudah cukup lama. Dan yang aku cari sosok itu sudah aku
temukan
‘Jongup’, Ya.. Dia orang
yang tertabrak itu, orang yang memakai pakaian putih itu, dan aku kembali dapat
melihat cincin berinisial ‘J’ tersebut. Wanita yang ada disebelahnya,
mungkinkah itu aku? Dia menangis, berteriak..
“Apa anda baik-baik saja?”
Suara seseorang itu telah menyelamatkan ku dari bayangan
mimpi buruk itu, tidak itu pasti bukan mimpi.
“Anii.. aku baik-baik saja, gumawo”
Aku segera berdiri perlahan-lahan, dan aku mulai memasukkan
tanganku kedalam saku rompi bawahku untuk mengambil ponsel yang ada disaku
rompi bawahku untuk melihat jam, apakah aku akan terlambat kesekolah. Namun aku
menemukan sesuatu, aku mulai meraihnya dan melihatnya,
‘Aku takut’
Kini, cincin berinisial ‘J’ tersebut ada ditanganku, “Apa
ini maksudnya Jongup?” Aku tak pernah memungutnya, atau membelinya. Sekarang
aku mulai paham,
‘Jamkkan…’
“noona, sebagai
gantinya aku akan melindungimu”
“Malaikat tak
bersayap”
“Jebal! Aniyo! Hentikan!”
“Orang bilang kau itu
orang Idiot”
Suara apa ini? Aku mulai memejamkan mataku, aku pusing, aku
mulai menutup telingaku dengan kedua tanganku, tanpa aku sadari kakiku mulai
melangkah, tangan kananku masih menggenggam cincin berinisial ‘J’ tersebut,
“Meski begitu kau
tetap Moon Angel ku”
‘Moon Angel? Apa maksudnya Moon Jongup?’
“Saranghae Noona”
‘Rasanya aku seperti pernah mendengarnya’
“apa kau percaya
reinkarnasi?”
“Aku percaya, suatu
saat kita akan dilahirkan kembali, aku akan menunggu saat-saat itu, dan kita
dapat bersama”
“Saranghaeo Noona Lee..
“Lee Eun Kyung!!!!!!!!!!!!!!!!”
Aku mulai tersadar, aku membuka mataku, aku melihat Jongup
tengah memelukku ,
‘Waeyo Jongup?’
‘Waeyo Jongup?’
Aku mendengar suara klakson sebuah mobil, akupun menoleh
kearah suara tersebut, sebuah truk. Truk yang sama, mataku membulat, sekarang aku
mengerti atas bayangan-bayangan yang baru saja menghantuiku.
Jongup, dia mencoba
melindungiku, aku mencoba mendorong Jongup, sepertinya aku sangat keras
mendorongnya, aku melihat Jongup meringis kesakitan, semoga dia hanya luka
kecil dan tak terbentur apapun,
Cincinnya, Cincin berinisial ‘J’ jatuh kebawah. Aku segera
membungkuk untuk mengambilnya, menutup mataku, membiarkan mobil yang ada
dihadapanku ini menabrakku, membayar semua Jongup yang pernah lakukan dimasa
lalu, tapi..
“Mwo? Wae aku tidak merasakan sakit sedikitpun?”
Aku membuka mataku perlahan-lahan, sekarang truk itu sudah
berhenti, aku jatuh berlutut lemas, “Hoooohhhh!.. Omo.. Tuhan memang baik”
Jantungku masih berdegup kencang, sekarang supir truk itu memarahiku, dan
menggunakan jalur kananku untuk melanjutkan perjalanannya, Jamkkan..
“Jongup!!!!!”
Jongup berteriak, dan terus berteriak kesakitan, iya tak
membuka matanya, Tuhan. Apakah nasibnya dimasa lalu dan sekarang harus terus
seburuk ini? Aku harap kau tetap memberinya keadilan.
. . .
Kedepannya, takkan ada lagi wajahku yang tersenyum cerah seperti
sebelumnya~
“Kyung! Kau mau sampai kapan?”
“Ehh.. apanya?”
“Melamun”
“Ehh.. mi..mianhae, aku mengingat kejadian itu lagi Jieun”
“Huuhh.. Kau harus tabah, aku akan terus berdoa untuk
kebahagianmu”
“Andwae, jangan aku.. selama ini aku Babo, tak sadar akan
orang yang sudah banyak menyayangiku, tapi aku menyia-nyiakan mereka. Dan yang
tersisa hanya kau, aku dan Jongup”
“Eun.. Kyung”
Jieun segera menepuk-nepuk punggung Kyung dengan lembutnya,
itu membuat Kyung merasa lebih baik.
“Geuraeseo?.. Gwaenchanha aku tau, mugeopta..”
“Gumawo Jieun, kau memang sahabatku, ne.. mugeopta”
‘Tapi sekarang akulah
yang akan melindungimu Moon Jongup’
.
.
.
.
.
“Heiiii Lee Eun Kyung!! Kau benar-benar menjijikan!”
Suara itu, sangat tentunya Eun Kyung kenali, suara
Seunbaenya , ‘Park Mi-Ah’. Semua orang yang ada disana mulai memperhatikannya
melangkah kearah Eun Kyung.
PLAAAAAKKKK
Sebuah tamparan mendarat dipipi Kyung, dengan hiasan warna
merah dipipinya, sungguh sangat meremehkan, “Kau harus membayarnya!!”
“Mwohaneungeoya!!??” Kyung segera berdiri, menatap mata
seonbaenya yang ada dihadapannya sangat dalam,
“Memberimu hadiah, Maeume deureo?”
“Mwo?.. mana mungkin aku suka!”
“Kalau begitu, kau harus membayarnya dengan kakimu! Dan
kedua bola matamu!!”
“mworae? Nae ga wae?”
Park Mi-ah mulai tersenyum evil dengan mata sinisnya, kini
embun mulai muncul dibalik hembusan nafas mereka , Ya, ini memang musim dingin.
Tapi hati mereka berdua begitu panas, Jieun hanya bisa menatap mereka dengan
kesedihan.
“Dwaesseo! Tak perlu berpura-pura tak mengerti! Hahaha,
Jinjja tak lucu Lee Eun Kyung”
Setiap katanya, Mi-ah memberikan penekanan pada Eun Kyung,
kini bulir-bulir air mata Kyung sudah terlihat dari pancaran matanya yang mulai
berkaca-kaca, bibirnya mulai bergetar,
“Kau sudah membuat Jongup buta!!!!!!! Dan kakinya? Dia sudah
tak bisa berjalan, lumpuh!”
Min-ah mendorong jidat Kyung dengan penuh penekanan nada
kekesalan, orang-orang yang ada disana mulai pergi dari taman itu, yang tersisa
hanya mereka bertiga, Jieun tentunya masih setia menunggu Kyung.
Air mata Jieun juga
sudah tak terbendungkan lagi, iya menangis dengan isak tangis yang amat kecil.,
namun masih terdengar ditelinga Eun Kyung
“Aku heran.. kenapa dia menyukai orang sepertimu?, jika aku,
tak mungkin akan membuatnya jadi seperti sekarang!”
“Eonni..”
.
.
“ada yang ingin aku
tanyakan padamu”
“Cihh, masih berani bertanya rupanya. Mwo?? Tentang Jongup?
Aku tau segalanya!”
Eun Kyung menggumpalkan tangannya sangat kuat, rasanya iya
ingin menjambak rambut orang yang ada dihadapannya, meski orang itu adalah
seniornya namun tetap saja, dia benar-benar menganggap hina dirinya, tapi iya
tak mau menjadi seorang nappeun yeoja lagi.
Karena pertama kali aku menjadi lebih baik dari siapapun~
“Sebelum terjadi kecelakaan, apa Jongup ingin pergi kesuatu
tempat?”
“Tentunya, kau tau? Itu hal terpenting seumur hidupnya. Iya
direkrut oleh management yang sangat iya tunggu-tunggu, menjadi bintang baru,
dan.. menjadi dancer utama, selama ini dia sudah menunggu belasan tahun!! Tapi
karena kau! Kau.. merusak semuanya!! Dia sudah tak bisa menari lagi!!!!!! Hal
yang paling dia cintai sejak masih Sekolah Dasar!!”
Mendengarnya rasanya Eun Kyung seperti dilempar sebuah batu besar
secara bertubi-tubi, iya pun menagis kembali, Mungkinkah ini sebuah karma yang
harus iya terima?.
Kita memegang teguh kebiasaan-kebiasaan dahulu, Aku sering terjatuh
dalam pikiranmu yang seperti mimpi buruk~
&&&
Aku baru tau, sejak SMA, keluarga Jongup pergi
meninggalkannya pergi jauh keluar negeri, untuk waktu selama itu dia tetap
tersenyum lantas seperti taka da masalah dalam hidupnya, aku sungguh terkesan,
dia dapat hidup sendirian selama ini.
Dan lagi, kami memiliki nasib yang sama, Lantas mengapa
harus Jongup?,
Mengapa harus dia yang sudah mendapatkan kenangan yang buruk dimasa lalu.
Mengapa harus dia yang sudah mendapatkan kenangan yang buruk dimasa lalu.
Aku mulai memasuki ruangan sebuah rumah mewah, yang cukup
luas namun sangat sepi, rumah yang tak banyak dipenuhi dengan barang-barang
bermerek, hanya sebuah berisi barang sederhana. Seorang Butler satu-satunya
yang selama ini menjaga Jongup mulai memberikan hormat padaku, aku mulai
memasuki sebuah ruangan kamar yang sangat bagus, namun sangat sunyi,
Pancaran sinar matahari siang menjelang sore mulai memasuki
ruangan dari sudut balkon, aku menemukannya,
“Jonguppie..”
Aku mulai melangsungkan senyum ku, entah bagaimana rasanya
aku sangat senang bisa melihatnya kembali hari ini,dan mulai berlari kecil
menghampirinya yang sedang duduk dibalkon kamar miliknya, iya benar-benar
seperti orang yang tak bernyawa sekarang ini..
“Sejak kapan kau memanggilku seperti itu Kyung?”
“Umur kitakan sama jadi terserah padaku, jika aku ingin
memanggilmu apa saja hihihi..”
Jongup tersenyum seperti senyum yang sama yang kulihat
berulang-ulang kalinya, senyum khas miliknya.
‘DEG!’
Dadaku terasa sesak, entah sejak kapan aku mulai menangis,
Bagaimana tidak?
Jika kalian lihat sekarang keadaan Jongup. Dia duduk disebuah kursi roda dibalkon kamarnya, layaknya orang yang sedang asyik memandang pemandangan sunset di kota seoul yang indah disore hari. tapi tidak baginya, bola mata safir itu pasti yang hanya terlihat olehnya hanyalah sebuah kegelapan belaka.
Jika kalian lihat sekarang keadaan Jongup. Dia duduk disebuah kursi roda dibalkon kamarnya, layaknya orang yang sedang asyik memandang pemandangan sunset di kota seoul yang indah disore hari. tapi tidak baginya, bola mata safir itu pasti yang hanya terlihat olehnya hanyalah sebuah kegelapan belaka.
“Tidak ada yang bisa dilihat” Ucap Jongup , layaknya orang
yang bisa membaca pikiran seseorang.
“Tapi bisa dirasakan..”
Tanpa sadar aku mengucapkannya, aku mulai memeluk leher
jongup dari belakang, mulai melihat sedikit demi sedikit wajahnya yang Tuhan
ciptakan, dalam hati aku terkekeh ,
“Bffff, Jinjja.. mukamu sangat lucu!”
“biarkan saja, wajahku memang buruk”
“Andwae! Orang-orang yang buta..”
“Aku yang buta Kyung..”
DEG!
Sekali lagi, sungguh amat sesak yang kurasakan, “Kau tidak buta, sesungguhnya kau bisa
melihat dan merasakan kesungguhan hati seseorang, dibandingkan mereka yang
hanya bisa melihat dari sebuah fisik seseorang”
“Seperti biasa kau mulai menceramahiku Kyung..”
“Hahaha.. itu bukan ceramah Moon Jongup, itu kenyataan yang
ada didunia”
Namun karena kaulah yang kucintai, Aku tak akan pernah melupakannya,
ya, aku mengingatnya. Meskipun aku menutup mata, cahaya yang menyinari kita
masih sama~
Aku menjaga waktu-waktu berharga kita, Meskipun rasa sakit datang dalam
banyak kesempatan~
&&&
“Jongup..”
“Jonguppie..?”
“Moon Jongup?”
“Moon Jonguppie?..”
Aku terbelalak begitu mengetahui Jongup tidak ada diseluruh
ruangan kamar, aku mulai melihat keruangan sekitar balkon, melihat keseluruh
sudut dihalaman taman bawah, dan hasilnyapun zero. Aku tak menemukannya
dimana-mana,
“kkamjjakiya!! Jongup eodiseo??!”
Aku segera berlari, Kakiku mulai menginjakkan kaki menuju
pintu kamar Jongup, aku mulai memberi tau sang Butler bahwa Jongup tak ada
dikamarnya. Kami mulai sepakat untuk berpencar mencarinya , Otakku mulai
terngiang dentuman sebuah music milik musisi ternama Bang Yongguk yang berjudul
I Remember, Ne. Jieun sangat tau kalau aku menyukai musiknya yang satu itu,
sungguh lirik yang iya ciptakan benar-benar
‘Daebakida’ aku sampai ingin menangis mendengarkannya yang satu itu.
Tapi ini bukan serial drama yang kutonton, aku harus mencari Jongup!
“Aisshhhhhiii kebiasaan burukku terulang kembali!”
”∞µ≠®µΩ∂∆Ↄ₯~”
Aku membulatkan mataku takjub, mulutku segera bergetar,
tangankupun kukepalkan dengan erat. Aku menoleh kesudut sebuah tangga, “Babo
yeoja! Waeyo aku tidak mencarinya keatas!”
Aku segera berlari menuju sebuah anak tangga dirumah ini,
Apakah itu dia? Suara dentuman piano itu, suara seseorang tak sengaja menyentuh
not piano, tapi nadanya walau hanya sebentar cukup indah dimainkan, tapi
bagaimana dia bisa menaiki semua tangga ini?
.
.
.
.
.
.
“Moon Jongup!!!!!!”
“kkamjjakiya!! Mwohaneungeoya??!”
Kini aku benar-benar terkejut atas apa yang aku lihat, Jongup terjatuh kelantai, tangan kanannya memegang not-not piano, untuk menahan badannya agar tak sepenuhnya terjatuh , Kulihat dia mulai meraba-raba permukaan, dia mulai mencari sesuatu.
Kini aku benar-benar terkejut atas apa yang aku lihat, Jongup terjatuh kelantai, tangan kanannya memegang not-not piano, untuk menahan badannya agar tak sepenuhnya terjatuh , Kulihat dia mulai meraba-raba permukaan, dia mulai mencari sesuatu.
“Aku lumpuh Kyung..”
Dan DEG!
Jongup berseru lirih kepadaku, rasanya seperti mendapat
tamparan keras seribu kalilipat sakit dan perih yang kurasa saat melihatnya
terus mencoba berdiri sendirian, badanku rasanya pun kaku, entah mengapa aku
ingin mengeluarkannya sekarang, ‘Air mata’ sepertinya sudah mengalir sendari
tadi, aku juga ingin membantunya tapi badanku sulit digerakkan
‘Kenapa harus seperti
ini? Disaat Jongup membutuhkan bantuan!!?. Aku.benci.diriku.’
Kulihat dia sudah mendapatkan yang dia cari, sebuah remote.
Ne. remote pemutar audio,
“untuk apa Jongup!??”
“Untukku.. Untuk keinginan hatiku. Kyung..”
Aku mulai memperhatikannya lagi, sinar matahari yang biasanya
menembus memasuki cela-cela kaca jendela pun kini tak hadir diantara kami,
Cuaca dingin semakin menyelimuti ruangan ini, kulihat diantara hela deru nafas
kami berdua, sudah terlihat embun-embun yang menghiasi nafas kami. Aku kembali
fokus memperhatikan apa yang Jongup maksud, dia mulai mencoba berdiri kembali,
Aku mulai mendengar iringan music, kulihat dia mencari lagu yang
pas untuknya, kudengar sebuah lagu yang mungkin tak terlalu asing untukku
“Madcon – Begin”
Seru Jongup diantara lamunanku, kulihat kembali Jongup mulai
mencoba untuk kembali berdiri, 1.2.3, dia akan terjatuh, dengan sigap aku
segera berlari membantunya, entah sejak kapan tubuhku bisa digerakkan kembali,
“I’m beggin, beggin, beggin you, put your loving hand out
baby~”
Musik pun terus berputar, kulihat jongup mencoba
menggerakkan kakinya, namun gagal, tangannya berpegangan padaku, aku terus
menuntunnya, lagi dan terus dia seperti itu, dan..
BRUUKKKKKK
“I’m holdin’on can’t
fall back no one falling I’m just too calm not to fade to black~”
Jongup terjatuh, aku mulai kembali menangis, melihatnya
terbaring, dia mulai berkeringat, memandang langit-langit atas atap dan
menangis kecil, bulir-bulir air mata mulai keluar dari mata indahnya yang
mungkin sekarang sudah tak dapat melihat apa-apa,
“Eun Kyung!!!!!!!”
dia berteriak padaku, aku sungguh terkejut, sebelumnya tak
pernah sekalipun dia berteriak padaku, tapi kali ini dia berteriak dengan keras
memanggil sebagian nama lengkapku,
“Jong..Jonguppie..”
Tanganku mulai gemetar, sekarang pandangan mataku mulai tak
begitu jelas karena terhalang oleh air mataku sendiri, Sungguh, dadaku terasa
sakitttt yang luar biasa hebatnya,
“AKU LUMPUH!!!!!!!”
DEG!
“KAU TAUKAN ITU!!!!??”
“AKU CACAD!!”
DEG DEG!
“RASANYA AKU INGIN MELARIKAN DIRI SEKARANG INI KYUNG! TAPI
AKU TIDAK BISA KYUNG! AKU TAK BISA MENGGERAKKAN KAKIKU SENDIRI”
DEG!
“AKU LELAH KYUNG!!”
“AKU TIDAK BISA MENARI LAGI!!!”
Jongup terus berteriak sambil memejamkan matanya, lagi dan
lagi, banyak duri yang tertancap dihatiku saat ini, sungguh perih, seperti
denyut jantung yang terus berdegub mengeluarkan darah segarnya, sangat sakit
untuk dibayangkan! ‘SAKIT SEKALI’
“Jongup Stop it!!”
Aku mulai mengerti, apa yang dimaksudnya tadi, untuk
keinginan hatinya, aku tak bisa bayangkan jika Jongup mulai tak kuasa menahan
semua ini kembali, ini untuk pertama kalinya dia seperti ini, aku harap ini
juga yang terakhir,
“Jongup.. Uljima, mugeopta”
“…”
Dia hanya terdiam sambil terus mengeluarkan isak tangis
kecil, aku yakin dia menahannya karena kehadiranku,
“Jonguppie.. Nan.. neoyege.. mwoji?”
.
.
.
.
.
.
.
.
“My life”
Mendengarnya, hatiku sekarang merasa terobati, setidaknya
dia mulai membuatku tenang, tapi setengah hatiku masih meragukannya, apa aku
harus meminta kepastiannya? Tapi disaat seperti inikah?
“Apa buktinya?, bahkan kau tak bisa memilih antara cintamu
dan.. Impianmu”
Babo yeoja, itulah aku, bukannya menghibur justru
melemparkan batu dari semua ucapanku untuknya yang sudah terluka justru semakin
terluka.
“Mimpiku.. aku bisa melakukannya saat ini denganmu”
“Mwo??..”
Hari-hari dimana kita berjanji selamanya,
Selama waktu itulah, sampai itulah aku tak akan pernah melupakannya, aku mengingatnya, Aku tak tau apa yang telah kau lakukan padaku, hanya seperti itu,
Selama waktu itulah, sampai itulah aku tak akan pernah melupakannya, aku mengingatnya, Aku tak tau apa yang telah kau lakukan padaku, hanya seperti itu,
Tanpamu lampu sorot menyinari tempat kosong, Artinya aku tak percaya
makna dari mimpi, Aku tergila-gila pada kenyataan yang telah ku buang, Sesuatu
yang kau tinggalkan padaku setelah perpisahan berlanjut, Akhir dimana tak ada
janji selamanya~
Tanpa aku sadari, aku dan Jongup mulai menari dibawah
dentuman lagu Coffee shop – B.A.P, Ne. bisa dibilang tarian ballad atau
berdansa? Perlahan namun pasti Jongup mulai bisa mengiringi langkahku dengan
langkahnya walau sulit namun iya tetap mencoba, iya terus menunduk
“Eottoke?”
“Mw..mwo??”
“Aku bisa memegang teguh keduanyakan?”
Aku terdiam, mulai tersenyum haru diantara kesunyian dan
cuaca yang dingin ini, mataku mulai tak jelas memandang kembali, karena air
mata ini mulai keluar turun mengalir membasahi pipi ini lagi, Aku mengerti
sekarang, Jongup benar. Dia bisa melakukannya sekarang dengan kekurangan yang
sekarang iya miliki sekarang,
“Uljima.. Kyung”
Bibirku mulai terbuka takjub, mataku membulat lagi,
Bagaimana bisa Jongup tahu kalau aku sekarang sedang menangis? Bahkan aku tak
bersuara sedikitpun,
“Ka..kau.. bagaimana bisa?”
“Tentu saja Kyung.. bukankah kau yang mengajariku kemarin”
“Mengajari? Mw.. Mwo?” Lagi-lagi aku terkatup katup, sungguh
aku sangat gugup, meski Jongup tak bisa melihatku, meski dahulu saat dia
menyatakan perasaannya padaku, aku hanya meremehkannya, tapi sekarang semua itu
menyatu menjadi perasaan yang muncul seperti dimasa lalu aku bersama Jongup,
Ne. Aku menyukainya, Andwae.. Menyayanginya, atau mungkin
Mencintainya? Banyak uraian kata yang seperti itu, dia sekarang berada dekat
dihadapanku aku juga dapat merasakan hembusan nafasnya, kehangatan tangannya
juga dapat aku rasakan,
Aku yang dulu seorang
yang nappeun yeoja, kalah terbuai kedalam permainannya, entah sejak kapan aku
mulai menyukainya. tapi apa Jongup pernah menemui bayangan diriku dan dirinya
dimasa lalu seperti aku? Sebelum semua kecelakaan itu terjadi?
.
.
.
.
.
“Sesungguhnya kau bisa melihat dan merasakan kesungguhan
hati seseorang, dibandingkan mereka yang hanya bisa melihat dari sebuah fisik
seseorang”
Aku terkejut atas ucapan Jongup, dia selalu membuat
kejutan-kejutan dihidupku, Jinjja aku sangat senang, tanpa kusadari aku sudah
tersenyum sejak tadi. Memang yang Jongup katakana benar, kemarin aku mengatakan
itu dengan sangat jelas kepadanya.
“Kyung, aku sudah mulai belajar untuk memahami.. seharusnya
aku tak terpuruk seperti ini..”
“Arra.. Algesseumnida, Daebakida Jonguppie!!”
Lagi, dan lagi aku mulai tersenyum kembali, keseimbangan
kami mulai goyah, karena tanpa aku sadari aku melompat kecil sendari tadi,
Kamipun terjatuh diposisi Women on top, ya Jongup berada dibawahku, nafas kami
bersatu, aku sangat terharu hari ini dibuatnya. Lalu kamipun tertawa
bersama-sama,
Aku senang dapat melihat Angelic smile miliknya lagi saat
tertawa seperti ini, sungguh membuat seseorang merasa tenang.
“Kyung..”
“Ne?”
“Maeume deureo?”
“Dengan apa?”
“Moon Jonguppie..”
“Hahahahaha.. Jangan sok imut!”
“Hehe..”
“Tentu saja aku suka! Sangat suka!!!!......... “
“Kyung..”
“Ne..?”
.
.
.
.
.
“Saranghae babo-ya”
Kalau boleh kuberi tau, sekarang aku terkekeh, Jinjja.
Kalian tau? Sebenarnya ini genap pernyataan Jongup yang ke 200 kali, Aku sangat
bahagia.
“Aku tau! Nado Saranghae Moon Jonguppie..”
“Hahahaha, kyung aku tau seharusnya aku juga harus bisa
bersabar, seperti dirimu yang mencintaiku apa adanya, bahkan disaat semua
kelebihanku sudah tak ada”
“jangan mulai lagi.. Jong-Up!”
“baiklah Kyung.. Oh! Ne.. akhir-akhir ini aku melihat sebuah
bayangan kau tau?, sebenarnya aku ingin memberitahumu sejak lama, tapi aku
gugup. Aku tidak tau itu apa Kyung..”
Sontak aku terkejut, aku mulai berharap apa yang Jongup
maksud itu sama seperti bayangan-bayangan yang pernah muncul dipikiranku
sebelumnya.
“Dan aku menemukan sebuah Cincin, aku selalu membawanya,
Jika aku raba itu berinisialkan ‘J’”
Dua kali lilipat aku terkejut, aku segera membulatkan mataku
kembali, mulutku menganga saat Jongup mulai meraba saku celananya, dan dia
mengeluarkan Cincin yang iya maksudkan,
“Kenapa kau .. ci..cincin itu bukankah harusnya ada
ditanganku?”
“Mwo? Kenapa begituu?”
Aku mulai menceritakan semua kejadian yang aku alammi
sebelumnya, dari awal hingga ini semua terjadi, ini benar-benar seperti sebuah
misteri waktu, Sang butler juga turut ikut dalam masalah ini,
Setelah setahun berlalu kami memutuskan untuk melangsungkan sebuah pernikahan,
Setelah setahun berlalu kami memutuskan untuk melangsungkan sebuah pernikahan,
Saat ini, sudah ada seseorang yang mau mendonorkan bola matanya untuk Jongup, aku turut senang karena sedikit demi sedikit luka itu mulai terobati perlahan-lahan, Cincin berinisial ‘J’ itu sekarang berada di genggaman jari manisku, akhirnya aku dapat memakainya dengan hadirnya Jongup dan sebuah anak,
Kami bahagia bersama dengan seorang anak kami ‘Jongin’ ,
memang benar yang orang-orang katakan, Bahagia itu sangat sederhana, dimulai
dari hal-hal kecil yang ada, asal kita dapat merasakannya dan menerimanya
dengan hati yang gembira juga dengan keiklashan hati yang selalu mensyukuri apa
yang kita masih miliki.
Itulah hari yang membuatku setiap kali datang sampai kemari, Hari
dimana kau melepaskanku dengan tanganmu sendiri~
&&&
Sang Butler dan kawan-kawan mulai menangisi sebuah pohon nan
indah, mereka berpakaian hitam, Jieun dan Jongin serta kawan-kawan lainnya juga
datang disana, Sang Eomma, Appa dari kedua belah pihak juga datang, yang selama
ini mereka pergi meninggalkan kedua anak mereka,
Kini mereka sepakat untuk merawat Jongin, Sang Butler juga
Jongin mulai meletakan rangkaian bunga mawar putih dan merah yang disukai kedua
orang tuanya.
Tentunya Jongin menangis dengan histeris, dia berjanji akan
menjadi seorang anak yang hebat seperti ayahnya Moon Jongup dan juga anak yang
sabar seperti eommanya Eun Kyung, Tak lupa Jongin mengubur bersamaan Cincin
kesayangan milik eommanya dimakam tersebut, entah mengapa ini bisa terjadi
bersamaan, Sebelumnya mereka meminta dikuburkan di sebuah bukit di
tengah-tengah pohon cherry tempat dimana pertama kali mereka berbulan madu.
Selamanya aku akan menjaga tempat ini, Meskipun sejenak berjalan
sendirian di jalan ini, aku akan menunjukannya kepadamu semuanya,
Selama waktu itulah, sampai itulah aku tak akan pernah melupakannya, Aku mengingatnya..
Selama waktu itulah, sampai itulah aku tak akan pernah melupakannya, Aku mengingatnya..
-I Remember-
Kini Umur Jongin sudah berumur 17 tahun, dia dan Sang Butler
pergi menemui makam sang Orang tua,
“Eomma, Appa.. aku membawakan Jangmi neun warna kesukaan
kalian”
kini dia melihat kertas yang tertancap disebuah pohon, dari
usia kertas tersebut seperti sudah sangat tua tulisan dikertas itu tak asing
baginya dia mulai memunculkan senyum dibibirnya,
Gumawo Eun Kyung, telah membuat Love History yang
telah engkau jalani bersamaku selama ini, sekarang sudah selesai sampai disini,
Jongin nama itulah yang akan kami buat bersama, sepertinya dibandingkan
tulisanku dimasa lalu, kali ini tulisanku jauh lebih bagus^^ - Moon Jongup
Yak! Babo Jonguppie, apa yang
kau tulis.. Mworae? tulisanmu masih sama buruknya! Jangan aneh-aneh!
- Lee Eun Kyung
- Lee Eun Kyung
Nan hante, Dwaeggeoteun melanjutkan kisah ini
jebal, aku mohon. terlalu sulit untuk dibayangkan, Jongin.
Appa & Eomma
.END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar