Sabtu, 03 Agustus 2013

[FF Song Joong Ki NC] Innocent Bodyguard



Judul  : Innocent Bodyguard (part 1)
Genre : Romantic, naughty(NC), absurd?, family

Cast   :
  • Han Maru (a.k.a Song Joong Ki)
  • Jung Yun-Ki (a.k.a Moon chae won)
  • Shin Jeonghwa (a.k.a Park Bo young)
  • Han Haneul Gi (OC)


Hell-O! mimin balik lagi nih~ /pergi semua/ salam Chilicrab dari Jongup! ~(‘ῳ’~) (~‘ῳ’)~ kali ini mimin mau share FF bias mimin juga, *jeng jeng jeng jeng* pasti dah pada taukan actor yang lagi dimasa puncaknya Song Joong Ki?  Wkwkwk gimana editan mimin? Wkwkwk Cuma ditambahin kacamata doang -…..-“

Buat Ki aile, sama pecinta dua sejoli ini, silahkan menikmati~ Semua cast yang ada milik Tuhan, kecuali Jongup! Milik emaknya!.

And!! Ini ff terinspirasi dari dramanya si Joong Ki ini yang ‘Nice guy’ jadi mianhae*bow* dimaklumi kalau alurnya agak sama, tapi khayalan murni dari otak mimin -_-

Happy Reading~
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tanda-tanda sirine mobil polisi mulai terdengar, Seorang Namja kecil membulatkan matanya tak percaya apa yang iya lihat, gadis kecil yang terlihat lebih dewasa dihadapannya menusuk tubuh Appa kesayangannya “Appa..” rintihnya sambil menahan bulir air mata yang akan segera jatuh.

Sang Ayah dari gadis kecil itu segera mengusap tangan anak yeojanya serta botol soju yang dipegangnya dengan menggunakan kain, untuk menghilangkan bekas bukti noda darah serta sidik jari anaknya.
Namja  kecil itu segera berlari menuju keluar kamar pertemuan, iya segera mencari sosok polisi yang akan menolongnya, disisi lain Sang ayah dari gadis kecil itu menyuruh anak perempuannya untuk pergi ke toilet dan pergi dari sini,

“Appa yang akan menggantikanmu.. Kajja!”
Gadis kecil itu masih menatap sang Appa tak percaya dengan tatapan tertegun, dia mengerti jelas-jelas ini ‘Kasus pembunuhan’ yang dia lakukan.

“Kajja!!”

“Appa mianhae!”

“Aniyo!”

“Jeongmal mianhae!”

“Kajja! Kenapa menangis? Kenapa meminta maaf? Kau melakukan yang benar, kau menyelamatkan Appa dari masalah perusahaan sekarang”

“Mw.. mwo?”

DORRRR

Tembakan polisi kearah langit sudah terdengar, Sang ayah tersenyum senang, gadis itu masih tertegun bingung menatap Appanya,

“Dengarkan Appa, Jadilah yeoja yang kuat, didunia ini tidak ada yang bisa dipercayai, yeoja maupun namja. Jadilah yeoja yang tegar, carilah teman yang banyak yang bisa dipercayai, jangan masuk dalam permainan seseorang tetapi sebaliknya, jangan mudah luluh pada seorang namja dengan mudah, ingatlah ini ‘Jung Yun-Ki’ “

“Tapi.. Appa akan kemana? Eomma sudah tidak ada..”

“Kajja!!!!!”

&&&

Seorang namja telah menyeruput coffee miliknya disebuah Café milik kekasihnya, disaat siang dia selalu bersantai disana sambil mengerjakan tugas sekolahnya. Seorang pelayan yeoja menghampirinya dengan menyungingkan senyum yang lembut terhadapnya.

“eottoke Maru -ya?” Tanya sang pelayan yang kini duduk disamping namja yang bernama Han Maru itu.
“Mwo? Sudah kukatakan bukan? Aku tak suka Coffee kenapa kau terus memaksakan dongsaengmu ini untuk terus menyicipi coffee?!”

“Bukankah rasanya berbeda dari yang kemarin? Jamkkan.. Waeyo dongsaeng? Kitakan hanya beda beberapa tahun dan juga kaukan Namjachinguku!!”

Sekarang semua yeoja yang ada dicafe itu langsung menatap kecewa kearah Maru, karena tentunya mendengar suara sang pelayan tersebut,



“Haa.. ne noona”
Maru mengerjakan tugas-tugasnya kembali, sementara itu yeoja yang ada disebelahnya itu yang diketahui bernama Jeonghwa mempoutkan bibirnya dan kembali tersenyum menatap Namjachingunya yang ada disebelahnya,

“Micheosseo!”

“Waeyo? Aku hanya ingin menatap wajah imut milik namjachinguku!”

“Aku tidak imut”

“Hah! Terserah.. entah mengapa aku sangat bahagia!”

Maru hanya tersenyum melihat tingkah aneh yeojachingunya itu, lalu iya menyuruh Jeonghwa untuk segera kembali bekerja, karena Maru sudah menemaninya bekerja sambil mengerjakan tugas-tugas,

“Kajja! Sebelum ini semua akan terselesaikan..”

“Omo.. Han Maru–ya!” Jeonghwa segera memeluk lengan Maru sambil terus merengek-rengek manja  “Andwaee.. noona”

Jeonghwa masih memeluk lengan Maru, lalu mempoutkan bibirnya lagi. 1, 2, 3. Jeonghwa langsung berdiri dengan tegap dengan cepat dan berkata “O.K” Maru masih terkejut karena yeojachingunya itu langsung berdiri dengan cepat,

“Maru-ya! Sebelum aku kembali bekerja..” Kini Jeonghwa mulai bersuara kembali, namun kata-katanya terputus.

“….”
Maru masih terdiam polos menatap yeojachingunya yang tak segera melanjutkan kata-katanya, dia terus menunggu kelanjutannya, Jeonghwa mengetukkan jari telunjuknya kearah bibirnya sebanyak dua kali dengan perlahan-lahan,



“ppopo..”



Maru menelan salivanya, matanya sedikit membulat dan kembali seperti biasa, mengalihkan pandangannya dan melanjutkan menulis mengerjakan pekerjaan sekolahnya, Jeonghwa dapat melihat wajah Maru yang makin memerah seperti udang rebus, iya hanya menghela nafas kecewa, menundukkan kepala dan memutar badannya untuk kembali ke dapur,
.
.
.
.
“Nanti..”

Langkah Jeonghwa terhenti, iya masih terkejut mendengar suara Maru, menatap kakinya. Senyum indahnya kembali muncul diantara pipinya, wajahnya merona merah dan berbalik arah menatap Maru,

“Kau semakin dewasa ne, Maru-sshi..”

“Hmm..”

“Yeogsog?”

“Hmm..”

&&&

Hari semakin gelap, seorang gadis telah mabuk, iya berjalan gontai sambil terus membawa barang-barang belanjaannya yang banyak. Tak jauh dari itu Maru dan Jeonghwa berjalan bergandengan tangan dengan senyum manis dikeduanya, Jeonghwa berkata iya kelelahan karena jam kerjanya yang sampai malam hanya untuk menjaga toko, Maru hanya tersenyum menangapinya,

“Genapkan janjimu Maru-ya..” Suara Jeonghwa membuat langkah mereka terhenti, Marupun mulai menoleh ke arah Jeonghwa, mereka pun saling bertatapan, lebih dalam dan dalam, hingga Handphone Maru terus bergetar yang menandakan adanya panggilan masuk.

“Nuguya? Mengganggu sekali..”

Maru dengan wajah innocentnya mengangkat bahunya yang mengisyaratkan bahwa iya ‘tidak tahu’
.
.
.
.
“Haneul”


Seru Maru membaca tulisan dilayar Handphonenya, yang ternyata itu adalah panggilan dari adik kesayangannya,

“Adikmu?”

“Ne”


“Cepat angkat..”

“Gwaenchanha?”

“Gwaenchanha, algesseumnida Maru-ya..”

Jeonghwa hanya menunggu Maru yang masih berbincang-bincang dihandphone dengan adiknya Han Haneul Gi, iya dapat mendengar bahwa Haneul menyuruh Maru untuk segera pulang karena ibunya mencemaskannya,



“Arra, Arraseo aku akan pulang sekarang”

Panggilan itu segera ditutup Maru, Jeonghwa hanya tersenyum kecil, sejak dulu kakak beradik ini sangatlah lucu, Jeonghwa mengeratkan genggaman tangannya kepada Maru , merekapun bertatapan kembali dan tersenyum senang, namun seorang yeoja yang telah mabuk langsung jatuh dengan lemas dipelukan Maru,
Jeonghwa terkejut akan hal itu, begitu juga Maru, genggaman tangan mereka masih belum terlepas namun Jeonghwa semakin menggenggam dengan kuat 


“Yak! Nappeun yeoja! Pergi dari namjachinguku!”

Jeonghwa mengeluarkan isak tangisnya, sambil berusaha melepaskan yeoja itu, begitu juga dengan Maru yang mencoba melepaskan pelukan kuat yeoja itu,

“Noona.. jeball lepaskan tanganmu..” “Jangan begini.. anda terlalu mabuk Noona” Pinta Maru dengan lembut pada yeoja itu,

Genggaman tangan mereka terlepas, Jeonghwa kini dengan sekuat tenaga menggunakan kedua tangannya untuk menyingkirkan yeoja yang sedang mabuk tersebut, “Uhh..”
Namun yeoja itu bukannya melepaskan pelukannya iya justru mencium Maru hingga terdorong kepohon yang ada dijalan tersebut, Jeonghwa tercenggang akan hal itu,

“Yak!! Jinjja!!”

Yeoja itu mengalungkan tangannya di leher Maru dengan erat dan semakin mengulum lidah Maru, menghisapnya hingga saliva mereka tertukar dan saling bercampur lalu tak cukup disitu iya merasakan kekenyalan bibir bawah Maru yang merah , Maru terus mendorong yeoja yang sekarang menciumnya,
Jeonghwa terus berteriak meminta tolong, tapi jalanan sudah sepi dan gelap

“Jeball eonni! Itu ciuman pertama yang kau rebut!!”
Maru semakin menguatkan dorongannya hingga akhirnya yeoja itu bisa terlepaskan dan tergeletak dijalan, nafas Maru masih tak beraturan, iya menggunakan tangannya untuk menghapus bekas ciuman itu,

“Maru-ya..”

“Ne, Gwaenchanha”

Jeonghwa dapat melihat jelas pandangan Maru yang tak percaya atas apa yang menimpanya, “Apa kau ingin menolongnya?”

Jeonghwa bertanya kepada Maru, tapi Maru belum memberikan jawaban hanya terdiam dengan tatapan kosong lalu Jeonghwa mencari kartu identitas sang yeoja pemabuk tersebut, iya menemukannya dan membaca nama yeoja tersebut.

“Jung.. Yun-Ki”
.
.
.
.
.
.

Maru teringat sesuatu, iya langsung menoleh kepada yeojachingunya,
 “Jung Yun-Ki?”

Jeonghwa mengangguk lalu memberikan Kartu tersebut kepada Maru, Marupun menerimanya dan mendecik tak percaya “Tak usah kita tolong”

Jeonghwa terkejut bukan main mendengar ucapan Maru, biasanya Maru tak pernah menolak untuk menolong seseorang tetapi kali ini pandangan Maru berbeda, sangat dingin dan kesal.
“Aku tau kau kesal tapi jangan hanya karena itu kau..”

***

Kembali Maru kecil berlari mencari-cari polisi untuk mencari bantuan untuk Appanya, Maru yang belum mengerti apapun tak mengerti appanya yang tak menjawab apapun saat Maru memanggilnya, Appanya hanya terus tertidur tergeletak dibawah, “Ahjussi itu.. waeyo tidak menolong nae Appa?” guman Maru yang menghentikan langkahnya,

Maru kecil yang masih panik tak tau harus kemana kembali berlari menuju kamar dimana Appanya terus tergeletak dan dimana yeoja kecil itu serta ahjussi itu masih disana, Maru kecil kembali menghentikan langkahnya ketika mendengar suara dibalik pintu luar kamar tempat kejadian.


“Dengarkan Appa, Jadilah yeoja yang kuat, didunia ini tidak ada yang bisa dipercayai, yeoja maupun namja. Jadilah yeoja yang tegar, carilah teman yang banyak yang bisa dipercayai, jangan masuk dalam permainan seseorang tetapi sebaliknya, jangan mudah luluh pada seorang namja dengan mudah, ingatlah ini ‘Jung Yun-Ki’

“Jung Yun.. Ki?” Guman Maru kecil yang masih terdiam dalam bisu.

***



“Kajja..”

“Maru-ya! Dia juga manusia”

“Kajja..”


“Aniyo.. kau bukan Maru, Maru selalu mau menolong seseorang!”
.
.
Kira-kira 15 detik mereka terhenti, terdiam dalam sunyinya jalanan, “Aku akan mengantarnya”
Maru langsung berjalan perlahan menghampiri yeoja pemabuk itu, dan menggendong yeoja tersebut yang masih membawa barang-barangnya ditangannya dengan genggaman kuat, untung saja iya tak perlu repot-repot membawanya juga,

“Cihh, menyedihkan bagaimana bisa orang yang sedang mabuk tergulai lemas memegang semua barang-barang tak berguna itu dengan genggaman kuat?” Maru terlihat tersenyum evil dibalik kegelapan malam, Jeonghwa segera menahan baju Maru  “Bukankah kau yang menyuruhku menolongnya noona?”

“Tapi..”

“Kau pulang saja hati-hatilah, jangan khawatir. Aku tidak akan macam-macam, dan tolong.. katakan pada eomma tidak usah mencemaskanku”

Maru mulai melangkah pergi, iya tetap mempertahankan posisinya menggendong yeoja itu dibelakang punggungnya yang hangat, meski berat namun Jeonghwa pasti khawatir jika yeoja ini tak segera ditolongnya.
Jeonghwa masih menatap kepergian Maru yang mulai lama tak terlihat tertutup oleh kegelapan bayangan pohon-pohon dipinggir jalan, iya terus menatap kepergian Maru dengan sedih, “Apakah aku cemburu?”
.
.
.
.
Maru menghentikan langkahnya, punggungnya sangat sakit, iya harus berjalan jauh karena kendaraan sudah tiada, Maru mulai berterimakasih kepada Tuhan karena besok adalah hari Libur jadi iya tak perlu tergesa-gesa untuk berangkat kesekolah,

“Hangat..”

Maru mendengarnya, suara yeoja yang iya gendong “Menyebalkan” seru Maru menanggapi yeoja itu dengan ekspresi kosong sambil terus melangkah berjalan kedepan,



BRAAAKKKKK

Maru terjatuh, kakinya sendari tadi menahan sakit, namun yeoja itu masih tertidur dengan lelapnya. “Menyebalkan..” Umpat Maru dengan merintih, kini hatinya terasa sakit mengingat sesuatu kejadian yang iya benci dari seorang yeoja yang iya tolong, air matanya terjatuh menuju pipi lembutnya,

Tentunya kejadian dimana yeoja yang telah iya tolong tersebut adalah orang yang telah membunuh Appanya dimasa lalu, Ne. Namja kecil itu adalah Han Maru,
Kini Maru mulai mengingat kembali kejadian itu, namun tangannya mencari-cari kunci Apartemen Yun-Ki, iya berhasil menemukannya. Maru mulai menoleh kepada Yun-Ki,

“Kenapa aku.. harus menolongmu..”



“Yun-Ki noona?”





.TBC.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar