Jumat, 05 Juli 2013

Funfiction - Only One Chance 3



Author: @NWmaknae
Cast:

  1. Kwon Ji-An(OC)
  2. Kwon Jiyong
  3. Jung Yun Kyung(OC)
  4. Jung Daehyun
  5. Park Bom
  6. Moon Jongup

Genre: Romantic drama, Sad, gaje?


Kucoba merasakan Jenis-jenis Coffee yang lainnya, kurasa ada satu rasa yang menurutku sangat menarik..

Jiyong terus memeluk Bom yang sedang mengigil, dibalik itu terlihat dibayangan kegelapan ruangan Jiyong tersenyum evil.
 “Neon Neun Naeggoya.. Park Bommie”

“Apa kita pernah bertemu?”

“Kau..  Sungguh mengerikan..”
Tangap seorang Gadis yang terlihat Tomboy, Ne itu Yun Kyung. Mereka semakin dekat setelah berkenalan, namun mereka mengisi saling dengan kata-kata yang ketus.
“Oh, omo.. Yeoja Babo”

“Mwoya?, apa katamu? Kau ini! Coba katakan sekali lagi!!”

“Yeoja..
.
.
.
.
.
Babo!”

“Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.. yak! Nappeun namja!”
Yun Kyung pun menghajar Ji-an dengan segenap kekuatannya, namun karena ini masih dalam jam pelajaran  Jongup pun tidak tahan lagi mendengar ocehan bocah-bocah tengik dihadapaannya.

“Shikkeureowo! Dwaesseo..” seru Jongup sambil menghentakkan kakinya
“uh! Mianhae Hyung..”

“Ji-an- ah~ bukannya kau kesini untuk mengetahui tentang entertainment? Kau harus ingat ini bukan tempat asalmu. Tolong jaga image mu..”
“Nae ga wae??” Ji-an menatap hyungnya, hatinya tidak terima disalahkan atas semua kehebohan diruangan ini. Terlihat jelas Yun kyung tersenyum puas menanggapinya.

“Hahaha namja babo!”

“Cih”

&&&

Orang itu bener-benar berubah, Kenapa kau jadi seperti ini Kwon Ji-an?. Seperti orang lain saja, apa maksudmu?, ternyata kau benar-benar lupa kepadaku, Bukankah katamu hanya ada..
‘Kau dan aku’
.
.
.

“Jonguppie!”

“He? Yak Kwon Ji-an rupanya”
“Ini gogi untukmu hyung..”

Jongup melihat kantung plastik yang dibawa Ji-an untuknya, ada masakan daging kesukaannya dan minuman cola untuknya serta lengkap dengan bonus burger kesukaannya ada disana, Jongup menanggapinya dengan smile angelic khas miliknya.

“Kau ini tahu saja apa yang aku suka..”

Mendengar masukan itu dari mulut hyung kesayangannya sangat membuat Ji-an senang, iya pun mengembangkan senyum tipis yang tulus di wajahnya. “I - ni  sebagai per – min - taan ma - af telah mem - buat keribut - an diruanganmu ta - di..” sahut Ji-an dengan berbisik kepada jongup hyungnya.
Tak mau kalah dari canda Ji-an, di juga berbisik kepada Ji-an “Ohh.. jadi begi – tu, arraseo Kwon – ji – an Gumawo”
Dan pandangan mata disekitar mereka, melihat mereka dengan muka curiga. Dan tepat mereka dilihat seperti orang yang berpikiran yadong oleh orang-orang sekitar,
Mengetahui itu mereka hanya saling tertawa satu sama lain, Mereka benar-benar bodoh.

&&&

Hari demi hari berlalu, netizen semakin penasaran atas apa yang telah terjadi dengan artis andalan mereka yaitu Kwon Ji-an. Mereka sudah merencanakan untuk membututi Ji-an yang selalu menghampiri TS Entertainment padahal kegiatan tentang pembelajaran entertainment di management TS sudah berlalu beberapa bulan yang lalu.

Pagi ini Ji-an seperti biasanya selalu mendatangi gedung TS entertainment untuk menemui hyung kesayangannya Moon Jongup.

“Apa-apaan kau?..”
“apanya?”

Suara perlawanan mulai terjadi di lorong TS entertainment.  Ne itu suara Daehyun dan Ji-an yang sedang memperdebatkan masalah kehadiran Ji-an.
Daehyun berusaha berbicara lembut dengan Ji-an, untuk memperingati dan menyadarkan posisinya “Jangan kesini lagi”

“Hyung yang kejam”

Tanggapan itu keluar begitu saja dari mulut Ji-an, dia menjawab benar-benar ketus terhadap pengusiran dirinya di tempat ini. “aku hanya ingin bermain”

“uhh.. Ji-an bukan maksudku, tapi kapan kau mengerti ini bukan taman bermain!”
“aku tau itu!, Aku hanya ingin bertemu dengan Jongup hyung!”

“aaakhh.. Mworae? Banmal hajimaseyo”

“Keurae.. aku minta maaf! Mianhae hyungie”

“Oke, tapi kau bisa bertemu dengannya kapan saja dan dimana saja..”
“Tapi.. bagiku dia adalah Hyung kandungku”

“Nawa!!”

Ji-an menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, dia benar-benar risih karena Daehyun hyungnya selalu menghalangi jalannya, mulai dari dengan kebersamaannya dengan noonanya Park Bom hingga hyung kesayangannya Moon Jongup.

“Hh…”

Wajah Ji-an pucat, dia menghela nafas panjang, rasanya hidupnya benar-benar tidak ada yang istimewa. Membosankan, tidak tahu harus kemana, bahkan hyung kandungnya sendiri Kwon Jiyong tidak mengakuinya. Dari kecil orang tuanya meninggalkan dia dengan kakak yang tidak bertanggung jawab atas kehidupannya.

Ji-an menyandarkan kepalanya kedinding disebelah kanannya, dia amat lemas menggingat masa lalunya yang sering dihajar oleh Appanya sewaktu kecil hanya karena pengakuan yang bohong dari hyungnya yang selalu memutar balikkan fakta yang sesungguhnya,
Daehyun khawatir melihat keadaan Ji-an yang sekarang, dia hanya bisa terus melihat Ji-an yang entah sedang berfikir apa dalam pikirannya dalam situasi hening dalam keduanya.

Ji-an memutar kembali ingatannya pada masa lalu, Eommanya hanya bisa mengikuti kemauan Appanya yang terlalu kasar, Dia menutup matanya mencoba mengingat kenangan lebih jauh lagi sebelum semua itu terjadi,
Keluarganya sangat baik, dia masih berumur  10 tahun semuanya sangat berjalan dengan baik, hyungnya juga sangat menyayanginya. Dia masih ingat hyungnya sampai mengancam teman-temannya yang berani menyakitinya, harus berhadapan dengan hyungnya. Tapi itu hanya masa lalu entah apa yang telah merasuki Hyungnya sekarang bukan seperti manusia.

Mengingat itu Ji—an tersenyum sinis untuk dirinya sendiri dan membuka matanya, menatap lantai yang ada dibawah dengan pandangan berkaca-kaca “Jinjja.. aku ini anak siapa?”


DEG!

Daehyun semakin khawatir, tidak seharusnya dia mengusir Ji-an karena dia masihh menyimpan kekesalan terhadap Ji-an karena masalah cintanya dengan park Bom.
‘Ne. Daehyun Babo. Ji-an tidak salah tetapi Park Bom noona sendiri yang salah Ji-an hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa’  dalam batinnya Daehyun terus menyalahkan dirinya.
Sesegera mungkin Daehyun mengejar Ji-an yang berjalan lesu menuju ke pintu keluar TS Entertainment.


“Kwon Ji-an !!..  Mwohaneungeoya?”

Langkahnya terhenti tepat diluar gedung TS, dan berada ditaman luar TS entertainment. Ji-an menoleh dan melontarkan senyum lembut pada Hyung busannya tersebut  “museun soriya?”
Kini Daehyun benar-benar tak mengerti dia memegang kedua bahu Ji-an dan menghadapkan Ji-an agar menghadap dengannya ,

“Kau kenapa? Kau kan tidak mabuk! Jangan begini Ji-an aku mohon Jeball aku minta maaf kalau aku tengah mengusirmu, aku hanya harus menjagamu” Daehyun masih ingat benar permintaan park bom untuknya agar menjaga Ji-an sebagai sahabat juga.

“Kau bilang aku harus keluar”
“Ani.. aniyo, Dwaeggeoteun!”

Daehyun segera menarik tangan Ji-an kembali menuju kedalam gedung, namun terlambat. Ji-an tidak bergerak sedikitpun, matanya sudah terarah pada satu tujuan yang bisa dia harapkan. Daehyun masih menghadap depan diambang mulut pintu gedung TS Entertainment, ia bingung kenapa Ji-an tidak mau jalan mengikutinya.

“A..ada apa?” Tanya Daehyun kepada Ji-an, dan tepat saat Daehyun menoleh kearah wajah Ji-an. Ji-an mulai membuka mulutnya
.
.
“Noona?”

“Ji-an?.. kau disini rupanya”

Tak asing lagi bagi Daehyun, suara tersebut suara yang dia rindukan selama sebulan ini ‘Park Bom Noona’
“Bommie..” Ucap Daehyun, matanya membulat melihat sosok itu hadir disini sekarang. Dadanya sesak melihat dua orang itu saling bertemu, apa yang akan mereka lakukan didepannya.

BRUUUUUK!

Kau datang membawakanku  taburan gula dan toping-toping manis itu dan memasukkannya kedalam Coffee milikku..

“Ahahaha..” Ji-an ayo kita kedanau!
“Arrasseo! Kyu..”

Apa ini.. aku berlarian dengan seorang gadis, umur kami sekitar masih berusia 10 tahun.
Aku dan gadis itu menemukan danau yang ada disebuah bukit terpencil. “Aku menemukannya” “Good! Ji-an! Lihat ada pantulan kita berdua!”

“Kau lihat Kyu~”
“Ha?”

“You and I”

“Mwo aku tak mengerti Ji-an..”

Aku menunjuk diriku dan gadis yang kupanggil kyu itu,
“Selamanya hanya ada kau dan aku, bukan Park Bom noona atau siapapun. Dia hanya sahabat baikku, percayalah..”

“Ng..”
“Dia sudah sadar..”

‘Tadi itu hanya mimpi?’ Tanya Ji-an dalam batinnya. Namun iya masih bingung siapa gadis yang bersamanya yang iya panggil Kyu tersebut, dan rasanya iya memang pernah kedanau itu waktu berumur sepuluh tahun.
Ji-an tersadar kembali dalam lamunannya, dia mengucek matanya yang masih buram tersebut, Iya tersadar dia sedang berada dirumah Park Bom noonanya.

“Kau pasti bingung, tadi kau pingsan dipelukanku Ji-an..”

Mendengar penjelasan singkat dari Park Bom, seketika muka Ji-an langsung memerah seperti kepiting rebus, iya segera menyembunyikan wajahnya agar tak terlihat noonanya tersebut.
Park bom langsung menelepon  Daehyun agar tidak cemas lagi terhadap insiden ini.

“Kau sakit. Badanmu panas. Aku akan merawatmu”

PRAAAAANGG!


Ji-an memecahkan gelas yang ada disamping tempat tidurnya, Suara itu.. menurutnya adalah suara yang mengerikan baginya, Suara itu benar-benar tak asing lagi baginya ‘Kwon Jiyong’
Entah apa yang dirasakannya sekarang, Ji-an langsung membulatkan matanya, mukanya pucat, dan memundurkan duduknya hingga mentok keujung tempat tidur, dia benar-benar terlihat ketakutan, nafasnya terengah-engah bagaikan orang yang habis berolahraga. Melihat itu Park Bom merasa cemas iya rasanya ingin menyuruh Jiyong pergi.


“Wae?”
Tanya Jiyong kembali dengan wajah santai bagaikan tak pernah terjadi apa-apa, Park Bom yang sangat tau masalah Ji-an tak tega melihatnya seperti itu langsung masuk kembali kedalam ruangan kamarnya, Ji-an bagaikan rubah yang terjebak didalam Goa Naga seorang diri,

“Biar aku yang menjaganya, Kau tak akan bisa, biarkan dia disini sampai iya benar-benar pulih maupun Jiwa dan raganya”
“Hahh!, mworae? Geurae?”

“Hanya..ng..  Keunyang”
“Oke fine, arra arra.. Algesseumnida”

Lalu Jiyong pergi keluar tetap menatap Ji-an dengan tatapan menusuk , iya pulang menuju rumahnya dengan penuh aura suram dari dirinya.
Ji-an sudah tidak tegang lagi, kini dia terduduk lemas dan menghela nafas dalam-dalam sambil mencengkram selimut diranjang tersebut “Aku pikir aku akan mati”

&&&

Daehyun dan Jongup baru saja mengunjungi rumah Park Bom Noona untuk melihat keadaan Ji-an, dan mereka merasa ada keanehan tersendiri “Dia seperti trauma..”
Seru Jongup menanggapi pembicaraan mereka, Daehyun yang masih terkesima dengan isi rumah Park Bom langsung tersadar akan tujuan utamanya lalu segera memulai pembicaraan serius “Sebenarnya apa yang terjadi? Kau bisa percayakan kami Noona..”

Jantung Bom berdegup kencang iya bingung, benarkah harus menceritakannya? Namun iya rasa kedua Hyung dari Ji-an ini dapat diandalkan, terlebih Ji-an Pernah berkata bahwa dia sudah menganggap Jongup seperti Hyung kandungnya, dan Daehyun adalah hyung yang dapat diandalkan terlebih sekarang iya sendiri tengah dekat dengan Daehyun..
Bom pun memulai ceritanya meski masih takut akan bayangan Jiyong.
.
.
.
.
“Jiyong!!??”
“Kwon Jiyong!!?”

Mereka pun shock mendengar kenyataan ini, ternyata dugaan para netizen dan wartawan itu memang ada benarnya yang mengatakan Kwon Jiyong adalah kakak dari Kwon Ji-an.
Kenapa kau hanya memberikan gula dan toping manis didalam Coffee milikku?, bagaimana dengan Coffee yang lainnya?

&&&


Setelah Jongup dan Daehyun pergi dari rumahnya, Bom masih ingin melihat keadaan Ji-an. Iya pun mulai memasuki kamarnya, tapi dalam hitungan perdetik Ji-an langsung memberikan pertanyaan yang mengejutkan.
Tap!

“Kenapa Hyungku bisa ada dirumahmu? Noona..”

Bom hanya bisa menghentikan langkahnya, matanya semakin membulat menunduk melihat lantai yang sekarang sedang iya injak.

“Kalian.. ada hubungan apa?”
“Anii.. Aniyo Ji-an-ah!”

Bom sekali langi semakin membulatkan matanya, iya menggeleng dan terus memberi kalimat penolakan, untuk meyakinkan Ji-an. Dan kini air matanya tidak bisa ditahannya lagi mengalir dipipi lembut milik Bom.
Melihat itu Ji-an hanya bisa tersenyum kecil, rasanya sekarang hatinya benar-benar sakit disbanding tubuhnya yang sedang tidak sehat sekarang ,

“Aku harap..    Noona berkata jujur padaku”
Dan Wala, dugaan Ji-an tepat pada sasarannya, Bom menatap sedih kepada Ji-an. Tentunya dia berfikir sekarang dia benar-benar merasa bodoh mana mungkin Ji-an tidak tau kapan saja dia bisa berbohong.

“Mian.. aku-”

Brakkkkkkkkkkkkkkkk

Mendengar sedikit ucapan kata dari Noonanya Ji-an langsung mengerti dan segera membereskan selimut yang menutupi tubuhnya.
“Cukup Noona. Gamsahamida”

Ji-an langsung berjalan cepat keluar dari kamar Bom, Bom hanya tak tau harus berkata apa, Tubuhnya kaku. Iya ingin menjelaskan yang sebenarnya kepada Ji-an. Iya tidak ingin Ji-an pergi

“Kajima!..”

Bom langsung menahan tangan Ji-an.
“kkamjjakiya! Badanmu panas sekali Ji-an-ah!”

“Mw.. mwohaneungeoya!?..”
“Memelukmu Ji-an-ah..”

“Jangan memelukku dari belakang begini!”
“Maeume deureo? Kau harus berbagi suhu badanmu denganku!”

Hening. Park Bom, dia menyandarkan kepalanya di punggung Ji-an, Iya merasa nyaman. Amat sangat nyaman, iya setidaknya harus mengurangi suhu panas yang ada ditubuh Ji-an agar Ji-an bisa cepat sembuh, Iya tidak mengerti harus memilih siapa antara kakak beradik tersebut. Iya ingin seperti ini terus bersama Ji-an, Tapi seharusnya dia mengembalikan setengah ingatan milik Ji-an yang hilang karena sebuah insiden beberapa tahun yang lalu.

Mereka berdua sangat menikmati pelukkan keduanya,  Sedangkan Ji-an tidak tau harus bagaimana lagi persaannya sekarang ini sangat kacau, tapi iya merasa sekarang suhu badannya semakin panas’ rasanya kepalanya sangat sakit, sepertinya dia terlalu lelah dengan semua ini,

“Cukup!! Aku bukan anak kecil lagi Noona! Ini percuma! Jangan permainkan aku lagi!!”

Ji-an melepaskan pelukan tangan Bom dipingangnya, dan pergi secepatnya dari rumah milik Bom, Bom yang masih terkejut hanya bisa jatuh tertunduk dibawah lantai, rasanya sangat perih melihat Ji-an yang sebelumnya tidak pernah membantahnya, namun sekarang sepertinya dia sudah cukup dewasa
‘Ne’

“Kau benar Ji-an.. Mianhae telah mempermainkanmu, Mianhae mianhae!!”


&&&

“Yeoboseo?”

“Jonguppie, apa Ji-an ada disana?”
“Ji-an? Apa terjadi sesuatu? Dia tidak kesini”

“Jinjja? Jinjjayo?! Mianhae aku akan menghubungi yang lain dulu”
“Keurae.. aku juga akan mencarinya”

“Gumawo Jonguppie”

“Yeoboseo Daehyunnie?”
“Ne noona..”

Kurasa Coffee yang kau berikan kepadaku sudah mulai dingin noona..

“Kwon Ji-an?”

“Kyu?”


Bersambung..






FF Jongup - I Remember


Judul     : I Remember (Angel Without Wings ver. 2)
Author  : @NWmaknae
Genre   : Romance, Sad, misteri
Cast     :
·         Moon Jongup (B.A.P)
·         Lee Eun Kyung

Author kembali~ ululululuulululululu hidup kerang ajaib!*eh..
Uri Babys Yessir!! (‘-‘)7 
Wedeyy.. salam “P” (Payah) dari Author and Chilicrab dari Jonguppie! Biar ngerti baca dulu yang Angel without girl oke?, Kali ini FFnya pake sountrack I remember nya Bang Yongguk ft Daehyun yoo~ author lebih suka suara di I remember itu Daehyun dibandingkan akang Pikachu Yang Yoseob._.v hehe #slmPeace, abis kayaknya lebihh pas gituuuu *menurut Author aja* /author gila ngomong sendiri/ biarin author gila, lagian kan gak pernah ada yang comment selama ini juga jadi ya ngomong aja didunia milik sendiri ea gak?*plakkk(--“#)
Woke, Happy Reading~
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




“Aku percaya, suatu saat kita akan dilahirkan kembali, aku akan menunggu saat-saat itu”
.
.
.
.
Aku percaya, aku akan menunggumu
.
.
‘Aku percaya’

Yeah, semua kenangan kita yang seperti neraka~


&&&

“Eun kyung babo yeoja!! Arggghhhh babo babo!!”
Kini seorang gadis telah menyalahkan dirinya sendiri, memukul pelan kepalanya dan teruh mengumpat dalam hatinya, menyesali sesuatu yang telah iya perbuat.
“Kau hampir membunuh namjachingumu sendiri!”

Kini memory tentang pertama kali mereka bertemu mulai terputar dalam ingatan Eun Kyung,
. . .

“Aku mempersembahkan tarian spesialku ini untukmu.. Lee Eun Kyung!”

Mata Eun Kyung membulat, pipinya merona merah, iya takjub atas apa yang baru dikatakan seorang namja dari kejauhan tempat iya duduk sekarang ini, namja itu memberikan dance b-boy nya dengan sangat baik, setelah music berhenti dia berkata dengan tampang bodohnya,
Orang-orang mulai menatap kearah Eun Kyung, menatap Eun Kyung dengan tatapan senang, namun ada yang memandang meremehkan dengan wajah tak suka. Pastinya itu adalah salah satu dari fans namja itu.

“Kyung! Kau harus memberikannya balasan!”

Seru Jieun teman eun Kyung yang ada disisi sebelah kanan kyung. “Mw..mwoya?”  Kyung langsung menatap teman baiknya tersebut dengan dalam-dalam.

“Kyung!!.. Saranghae!”

Kini dari atas panggung, namja itu mulai berteriak kembali, dia berputar cepat seperti dance andalannya yang biasanya, lalu membentuk hati.
Semua orang mulai bertepuk tangan, Kyung dapat melihat seonbaenya yang tidak suka melihat Kyung dengan namja itu, namun rasanya perut Kyung tetap merasa geli, iya tak bisa menahan tawa sekaligus haru, rasanya sangat lucu melihat namja keren itu ternyata begitu polos nan lugu. Eun Kyung mulai memunculkan senyum manis dari bibirnya, tangannya kirinya menutupi satu matanya, dia benar-benar merasa tertarik dengan namja aneh itu,

“Jinjja.. babo namja..”

Seru Kyung dengan suara pelan, dari kejauhan namja itu diatas panggung sekarang sedang melambaikan kedua tangannya sebagai tanda perpisahan, perlahan namun pasti dia mulai memasuki backstage.

. . .
Aku akan mengingat semua hari yang telah berlalu, Kau mempermainkanku, semua berubah dibelakangku~


“Hahh.. dia sunggung babo, menggingatnya aku sangat senang”

“Tapi bukannya, kau tak biasanya dengan mudah tertarik dengan namja-namja tengik seperti itu?”
“Dia, bukan namja tengik!, dia.. berbeda”

“Bagaimana bisa seseorang namja seperti dia bisa mendapatkan hati seorang Lee Eun Kyung? Hahaha”
Kini Jieun sahabat baik Kyung, mengatakan dengan penuh penekanan, tentunya dengan nada menggoda.

“Dia, tentunya.. tak mudah menyerah. Semuanya butuh proses panjang, aku bahkan tak tau sudah sampai beberapa lama, sejak saat perpisahan kelulusan sampai aku menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas dia tetap bertahan, tatap percaya dan terus menyukaiku.. Kau tau satu hal?”
“Mwo? Katakan padaku.. palli”

“Aku tak akan meninggalkannya”

Kyung tersenyum kecil namun sangat banyak berarti, dia bahagia masih banyak orang yang mencintainya, bahkan saat keluarganya mulai meninggalkannya karena tak kuat dengan sikap Kyung yang sangat buruk.

“Kyung.. Bagaimana kalau Jongup yang meninggalkanmu?”

Kepala Kyung yang sendari tadi menunduk, kini menghadap kedepan, melihat sebuah jalan. Yang menurutnya terdapat kenangan buruk antara dia dengan Jongup, dia mulai mengingat kembali satu kejadian,
. . .

Bukankah itu Moon Jongup? Kenapa dia melamun? Tetapi iya terlihat sedang gembira?. Kulihat Jongup terus memunculkan senyum manisnya tersebut, Ne. Aku sangat suka senyumnya yang itu, benar-benar membuat hatiku tenang entah mengapa tapi aku suka dengan senyum yang hanya mungkin dia seorang yang hanya memilikinya.

‘Noona, sebagai gantinya aku akan melindungimu’
“Mwo?”

Aku menghentikan langkah kakiku, aku sungguh terkejut, baru saja aku merasa mendengar seseorang berbicara padaku, tapi mengapa noona? Hei umurku baru 16 tahun! Bahkan aku mengenakan seragam sekolah kesukaanku, sebelumnya tak ada yang pernah memanggilku noona. Aku mulai memalingkan wajahku dari asal suara tersebut, dan tak ada siapapun.
Yang ada hanya orang-orang asing yang memperhatikanku yang terlihat kebingungan ditangah keramaian trotoar ini. ‘Mungkinkah itu Jongup?’

“Tak mungkin.. tapi suaranya seperti Jongup”

Aku mulai mencari sosok itu, ya sosok namja aneh itu, bermuka idiot. 1, 2, 3, aku mulai menghela nafas, harapanku musnah. Dia masih ada diseberang sana, berarti mungkin aku hanya berhalusinasi, atau mungkin itu hanya orang lewat yang memanggil noonanya, “tapi..  aku sangat yakin itu benar suara Jongup”

Kumulai memperhatikan namja itu lagi, dia masih asik menggunakan headsetnya, tapi mengapa iya tak bergerak satu incipun? Disaat lampu penyebrangan mulai menyala, orang-orang sudah lalu lalang untuk segera menyebrang, tapi dia tetap tersenyum kecil dan menikmati dentuman alunan music, walau aku tak tau dia mendengar music apa.
“Jamkkan.. apa dia bisa melihatku dari sini??, maka itu dia tak menyebrang? Tapi bukannya dia suka padaku?”

ZZZZZZZZTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT

“Mw..mwo? apa yang barusan aku lihat?”

Baru saja, aku melihat sesosok pria dengan pakaian warna putih mulai melindungi sesosok wanita yang tengah mengambil cincin berinisial ‘J’ di tengah jalan raya. Tapi tidak terlalu jelas, sialnya pria itu tewas melindungi wanita tersebut dengan berlumuran banyak darah yang menghiasi dipakaian putih malaikat milik pria tersebut.
Keadaan kembali semula, aku masih dapat kembali kedunia asalku, aku masih melihat Jongup masih belum berjalan kearah sini, apa dia menunggu seseorang?

“jamkkan!, Mwo? Waeyo!? Aku tadi bisa melihat hal seperti itu..”
‘Andwae’
.
.
Lagi-lagi bayangan gambar itu muncul kembali, sekarang jauh lebih jelas, dimana, kapan, sekarang kejadian ini terjadi? Dimana Jongup yang kulihat disebrang sana?

“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!”

Aku jatuh berlutut, aku berteriak, sebenarnya apa ini? Sepertinya kejadiannya sudah cukup lama. Dan yang aku cari sosok itu sudah aku temukan
 ‘Jongup’, Ya.. Dia orang yang tertabrak itu, orang yang memakai pakaian putih itu, dan aku kembali dapat melihat cincin berinisial ‘J’ tersebut. Wanita yang ada disebelahnya, mungkinkah itu aku? Dia menangis, berteriak..

“Apa anda baik-baik saja?”
Suara seseorang itu telah menyelamatkan ku dari bayangan mimpi buruk itu, tidak itu pasti bukan mimpi.

“Anii.. aku baik-baik saja, gumawo”
Aku segera berdiri perlahan-lahan, dan aku mulai memasukkan tanganku kedalam saku rompi bawahku untuk mengambil ponsel yang ada disaku rompi bawahku untuk melihat jam, apakah aku akan terlambat kesekolah. Namun aku menemukan sesuatu, aku mulai meraihnya dan melihatnya,



‘Aku takut’
Kini, cincin berinisial ‘J’ tersebut ada ditanganku, “Apa ini maksudnya Jongup?” Aku tak pernah memungutnya, atau membelinya. Sekarang aku mulai paham,

‘Jamkkan…’

“noona, sebagai gantinya aku akan melindungimu”
“Malaikat tak bersayap”


“Jebal! Aniyo! Hentikan!”

“Orang bilang kau itu orang Idiot”

Suara apa ini? Aku mulai memejamkan mataku, aku pusing, aku mulai menutup telingaku dengan kedua tanganku, tanpa aku sadari kakiku mulai melangkah, tangan kananku masih menggenggam cincin berinisial ‘J’ tersebut,

“Meski begitu kau tetap Moon Angel ku”


‘Moon Angel? Apa maksudnya Moon Jongup?’

“Saranghae Noona”

‘Rasanya aku seperti pernah mendengarnya’

“apa kau percaya reinkarnasi?”

“Aku percaya, suatu saat kita akan dilahirkan kembali, aku akan menunggu saat-saat itu, dan kita dapat bersama”


“Saranghaeo Noona Lee..
 “Lee Eun Kyung!!!!!!!!!!!!!!!!”

Aku mulai tersadar, aku membuka mataku, aku melihat Jongup tengah memelukku ,
‘Waeyo Jongup?’

Aku mendengar suara klakson sebuah mobil, akupun menoleh kearah suara tersebut, sebuah truk. Truk yang sama, mataku membulat, sekarang aku mengerti atas bayangan-bayangan yang baru saja menghantuiku.
 Jongup, dia mencoba melindungiku, aku mencoba mendorong Jongup, sepertinya aku sangat keras mendorongnya, aku melihat Jongup meringis kesakitan, semoga dia hanya luka kecil dan tak terbentur apapun,
Cincinnya, Cincin berinisial ‘J’ jatuh kebawah. Aku segera membungkuk untuk mengambilnya, menutup mataku, membiarkan mobil yang ada dihadapanku ini menabrakku, membayar semua Jongup yang pernah lakukan dimasa lalu, tapi..


“Mwo? Wae aku tidak merasakan sakit sedikitpun?”

Aku membuka mataku perlahan-lahan, sekarang truk itu sudah berhenti, aku jatuh berlutut lemas, “Hoooohhhh!.. Omo.. Tuhan memang baik” Jantungku masih berdegup kencang, sekarang supir truk itu memarahiku, dan menggunakan jalur kananku untuk melanjutkan perjalanannya, Jamkkan..

“Jongup!!!!!”

Jongup berteriak, dan terus berteriak kesakitan, iya tak membuka matanya, Tuhan. Apakah nasibnya dimasa lalu dan sekarang harus terus seburuk ini? Aku harap kau tetap memberinya keadilan.
. . .

Kedepannya, takkan ada lagi wajahku yang tersenyum cerah seperti sebelumnya~

“Kyung! Kau mau sampai kapan?”
“Ehh.. apanya?”

“Melamun”
“Ehh.. mi..mianhae, aku mengingat kejadian itu lagi Jieun”

“Huuhh.. Kau harus tabah, aku akan terus berdoa untuk kebahagianmu”

“Andwae, jangan aku.. selama ini aku Babo, tak sadar akan orang yang sudah banyak menyayangiku, tapi aku menyia-nyiakan mereka. Dan yang tersisa hanya kau, aku dan Jongup”

“Eun.. Kyung”

Jieun segera menepuk-nepuk punggung Kyung dengan lembutnya, itu membuat Kyung merasa lebih baik.
“Geuraeseo?.. Gwaenchanha aku tau, mugeopta..”

“Gumawo Jieun, kau memang sahabatku, ne.. mugeopta”

‘Tapi sekarang akulah yang akan melindungimu Moon Jongup’
.
.
.
.
.
“Heiiii Lee Eun Kyung!! Kau benar-benar menjijikan!”
Suara itu, sangat tentunya Eun Kyung kenali, suara Seunbaenya , ‘Park Mi-Ah’. Semua orang yang ada disana mulai memperhatikannya melangkah kearah Eun Kyung.

PLAAAAAKKKK

Sebuah tamparan mendarat dipipi Kyung, dengan hiasan warna merah dipipinya, sungguh sangat meremehkan, “Kau harus membayarnya!!”

“Mwohaneungeoya!!??” Kyung segera berdiri, menatap mata seonbaenya yang ada dihadapannya sangat dalam,
“Memberimu hadiah, Maeume deureo?”

“Mwo?.. mana mungkin aku suka!”

“Kalau begitu, kau harus membayarnya dengan kakimu! Dan kedua bola matamu!!”

“mworae? Nae ga wae?”

Park Mi-ah mulai tersenyum evil dengan mata sinisnya, kini embun mulai muncul dibalik hembusan nafas mereka , Ya, ini memang musim dingin. Tapi hati mereka berdua begitu panas, Jieun hanya bisa menatap mereka dengan kesedihan.
“Dwaesseo! Tak perlu berpura-pura tak mengerti! Hahaha, Jinjja tak lucu Lee Eun Kyung”
Setiap katanya, Mi-ah memberikan penekanan pada Eun Kyung, kini bulir-bulir air mata Kyung sudah terlihat dari pancaran matanya yang mulai berkaca-kaca, bibirnya mulai bergetar,



“Kau sudah membuat Jongup buta!!!!!!! Dan kakinya? Dia sudah tak bisa berjalan, lumpuh!”

Min-ah mendorong jidat Kyung dengan penuh penekanan nada kekesalan, orang-orang yang ada disana mulai pergi dari taman itu, yang tersisa hanya mereka bertiga, Jieun tentunya masih setia menunggu Kyung.
 Air mata Jieun juga sudah tak terbendungkan lagi, iya menangis dengan isak tangis yang amat kecil., namun masih terdengar ditelinga Eun Kyung

“Aku heran.. kenapa dia menyukai orang sepertimu?, jika aku, tak mungkin akan membuatnya jadi seperti sekarang!”


“Eonni..”
.
.
 “ada yang ingin aku tanyakan padamu”

“Cihh, masih berani bertanya rupanya. Mwo?? Tentang Jongup? Aku tau segalanya!”
Eun Kyung menggumpalkan tangannya sangat kuat, rasanya iya ingin menjambak rambut orang yang ada dihadapannya, meski orang itu adalah seniornya namun tetap saja, dia benar-benar menganggap hina dirinya, tapi iya tak mau menjadi seorang nappeun yeoja lagi.

Karena pertama kali aku menjadi lebih baik dari siapapun~

“Sebelum terjadi kecelakaan, apa Jongup ingin pergi kesuatu tempat?”

“Tentunya, kau tau? Itu hal terpenting seumur hidupnya. Iya direkrut oleh management yang sangat iya tunggu-tunggu, menjadi bintang baru, dan.. menjadi dancer utama, selama ini dia sudah menunggu belasan tahun!! Tapi karena kau! Kau.. merusak semuanya!! Dia sudah tak bisa menari lagi!!!!!! Hal yang paling dia cintai sejak masih Sekolah Dasar!!”

Mendengarnya rasanya Eun Kyung seperti dilempar sebuah batu besar secara bertubi-tubi, iya pun menagis kembali, Mungkinkah ini sebuah karma yang harus iya terima?.

Kita memegang teguh kebiasaan-kebiasaan dahulu, Aku sering terjatuh dalam pikiranmu yang seperti mimpi buruk~

&&&

Aku baru tau, sejak SMA, keluarga Jongup pergi meninggalkannya pergi jauh keluar negeri, untuk waktu selama itu dia tetap tersenyum lantas seperti taka da masalah dalam hidupnya, aku sungguh terkesan, dia dapat hidup sendirian selama ini.
Dan lagi, kami memiliki nasib yang sama, Lantas mengapa harus Jongup?,
Mengapa harus dia yang sudah mendapatkan kenangan yang buruk dimasa lalu.

Aku mulai memasuki ruangan sebuah rumah mewah, yang cukup luas namun sangat sepi, rumah yang tak banyak dipenuhi dengan barang-barang bermerek, hanya sebuah berisi barang sederhana. Seorang Butler satu-satunya yang selama ini menjaga Jongup mulai memberikan hormat padaku, aku mulai memasuki sebuah ruangan kamar yang sangat bagus, namun sangat sunyi,
Pancaran sinar matahari siang menjelang sore mulai memasuki ruangan dari sudut balkon, aku menemukannya,


“Jonguppie..”


Aku mulai melangsungkan senyum ku, entah bagaimana rasanya aku sangat senang bisa melihatnya kembali hari ini,dan mulai berlari kecil menghampirinya yang sedang duduk dibalkon kamar miliknya, iya benar-benar seperti orang yang tak bernyawa sekarang ini..


“Sejak kapan kau memanggilku seperti itu Kyung?”
“Umur kitakan sama jadi terserah padaku, jika aku ingin memanggilmu apa saja hihihi..”

Jongup tersenyum seperti senyum yang sama yang kulihat berulang-ulang kalinya, senyum khas miliknya.
‘DEG!’

Dadaku terasa sesak, entah sejak kapan aku mulai menangis, Bagaimana tidak?
Jika kalian lihat sekarang keadaan Jongup. Dia duduk disebuah kursi roda dibalkon kamarnya, layaknya orang yang sedang asyik memandang pemandangan sunset di kota seoul yang indah disore hari. tapi tidak baginya, bola mata safir itu pasti yang hanya terlihat olehnya hanyalah sebuah kegelapan belaka.

“Tidak ada yang bisa dilihat” Ucap Jongup , layaknya orang yang bisa membaca pikiran seseorang.

“Tapi bisa dirasakan..”

Tanpa sadar aku mengucapkannya, aku mulai memeluk leher jongup dari belakang, mulai melihat sedikit demi sedikit wajahnya yang Tuhan ciptakan, dalam hati aku terkekeh ,

“Bffff, Jinjja.. mukamu sangat lucu!”

“biarkan saja, wajahku memang buruk”
“Andwae! Orang-orang yang buta..”

“Aku yang buta Kyung..”
DEG!

Sekali lagi, sungguh amat sesak yang kurasakan,  “Kau tidak buta, sesungguhnya kau bisa melihat dan merasakan kesungguhan hati seseorang, dibandingkan mereka yang hanya bisa melihat dari sebuah fisik seseorang”
“Seperti biasa kau mulai menceramahiku Kyung..”

“Hahaha.. itu bukan ceramah Moon Jongup, itu kenyataan yang ada didunia”

Namun karena kaulah yang kucintai, Aku tak akan pernah melupakannya, ya, aku mengingatnya. Meskipun aku menutup mata, cahaya yang menyinari kita masih sama~
Aku menjaga waktu-waktu berharga kita, Meskipun rasa sakit datang dalam banyak kesempatan~

&&&

“Jongup..”



“Jonguppie..?”

“Moon Jongup?”

  
“Moon Jonguppie?..”

Aku terbelalak begitu mengetahui Jongup tidak ada diseluruh ruangan kamar, aku mulai melihat keruangan sekitar balkon, melihat keseluruh sudut dihalaman taman bawah, dan hasilnyapun zero. Aku tak menemukannya dimana-mana,

“kkamjjakiya!! Jongup eodiseo??!”

Aku segera berlari, Kakiku mulai menginjakkan kaki menuju pintu kamar Jongup, aku mulai memberi tau sang Butler bahwa Jongup tak ada dikamarnya. Kami mulai sepakat untuk berpencar mencarinya , Otakku mulai terngiang dentuman sebuah music milik musisi ternama Bang Yongguk yang berjudul I Remember, Ne. Jieun sangat tau kalau aku menyukai musiknya yang satu itu, sungguh lirik yang iya ciptakan benar-benar  ‘Daebakida’ aku sampai ingin menangis mendengarkannya yang satu itu. Tapi ini bukan serial drama yang kutonton, aku harus mencari Jongup!
“Aisshhhhhiii kebiasaan burukku terulang kembali!”

 ”∞µ≠®µΩ∂∆Ↄ₯~”

Aku membulatkan mataku takjub, mulutku segera bergetar, tangankupun kukepalkan dengan erat. Aku menoleh kesudut sebuah tangga, “Babo yeoja! Waeyo aku tidak mencarinya keatas!”
Aku segera berlari menuju sebuah anak tangga dirumah ini, Apakah itu dia? Suara dentuman piano itu, suara seseorang tak sengaja menyentuh not piano, tapi nadanya walau hanya sebentar cukup indah dimainkan, tapi bagaimana dia bisa menaiki semua tangga ini?
.
.
.
.
.
.
“Moon Jongup!!!!!!”

“kkamjjakiya!! Mwohaneungeoya??!”
Kini aku benar-benar terkejut atas apa yang aku lihat, Jongup terjatuh kelantai, tangan kanannya memegang not-not piano, untuk menahan badannya agar tak sepenuhnya terjatuh , Kulihat dia mulai meraba-raba permukaan, dia mulai mencari sesuatu.


“Aku lumpuh Kyung..”

Dan DEG!
Jongup berseru lirih kepadaku, rasanya seperti mendapat tamparan keras seribu kalilipat sakit dan perih yang kurasa saat melihatnya terus mencoba berdiri sendirian, badanku rasanya pun kaku, entah mengapa aku ingin mengeluarkannya sekarang, ‘Air mata’ sepertinya sudah mengalir sendari tadi, aku juga ingin membantunya tapi badanku sulit digerakkan

 ‘Kenapa harus seperti ini? Disaat Jongup membutuhkan bantuan!!?. Aku.benci.diriku.’

Kulihat dia sudah mendapatkan yang dia cari, sebuah remote. Ne. remote pemutar audio,

“untuk apa Jongup!??”
“Untukku.. Untuk keinginan hatiku. Kyung..”

Aku mulai memperhatikannya lagi, sinar matahari yang biasanya menembus memasuki cela-cela kaca jendela pun kini tak hadir diantara kami, Cuaca dingin semakin menyelimuti ruangan ini, kulihat diantara hela deru nafas kami berdua, sudah terlihat embun-embun yang menghiasi nafas kami. Aku kembali fokus memperhatikan apa yang Jongup maksud, dia mulai mencoba berdiri kembali,
Aku mulai mendengar iringan music, kulihat dia mencari lagu yang pas untuknya,  kudengar sebuah lagu yang mungkin tak terlalu asing untukku

“Madcon – Begin”

Seru Jongup diantara lamunanku, kulihat kembali Jongup mulai mencoba untuk kembali berdiri, 1.2.3, dia akan terjatuh, dengan sigap aku segera berlari membantunya, entah sejak kapan tubuhku bisa digerakkan kembali,

“I’m beggin,  beggin, beggin you, put your loving hand out baby~”

Musik pun terus berputar, kulihat jongup mencoba menggerakkan kakinya, namun gagal, tangannya berpegangan padaku, aku terus menuntunnya, lagi dan terus dia seperti itu, dan..


BRUUKKKKKK

“I’m holdin’on can’t fall back no one falling I’m just too calm not to fade to black~”

Jongup terjatuh, aku mulai kembali menangis, melihatnya terbaring, dia mulai berkeringat, memandang langit-langit atas atap dan menangis kecil, bulir-bulir air mata mulai keluar dari mata indahnya yang mungkin sekarang sudah tak dapat melihat apa-apa,

“Eun Kyung!!!!!!!”
dia berteriak padaku, aku sungguh terkejut, sebelumnya tak pernah sekalipun dia berteriak padaku, tapi kali ini dia berteriak dengan keras memanggil sebagian nama lengkapku,

“Jong..Jonguppie..”

Tanganku mulai gemetar, sekarang pandangan mataku mulai tak begitu jelas karena terhalang oleh air mataku sendiri, Sungguh, dadaku terasa sakitttt yang luar biasa hebatnya,

“AKU LUMPUH!!!!!!!”

DEG!

“KAU TAUKAN ITU!!!!??”
“AKU CACAD!!”

DEG DEG!

“RASANYA AKU INGIN MELARIKAN DIRI SEKARANG INI KYUNG! TAPI AKU TIDAK BISA KYUNG! AKU TAK BISA MENGGERAKKAN KAKIKU SENDIRI”
DEG!


“AKU LELAH KYUNG!!”

“AKU TIDAK BISA MENARI LAGI!!!”

Jongup terus berteriak sambil memejamkan matanya, lagi dan lagi, banyak duri yang tertancap dihatiku saat ini, sungguh perih, seperti denyut jantung yang terus berdegub mengeluarkan darah segarnya, sangat sakit untuk dibayangkan! ‘SAKIT SEKALI’
“Jongup Stop it!!”

Aku mulai mengerti, apa yang dimaksudnya tadi, untuk keinginan hatinya, aku tak bisa bayangkan jika Jongup mulai tak kuasa menahan semua ini kembali, ini untuk pertama kalinya dia seperti ini, aku harap ini juga yang terakhir,

“Jongup..  Uljima, mugeopta”
“…”

Dia hanya terdiam sambil terus mengeluarkan isak tangis kecil, aku yakin dia menahannya karena kehadiranku,
“Jonguppie.. Nan.. neoyege.. mwoji?”
.
.
.
.
.
.
.
.
“My life”

Mendengarnya, hatiku sekarang merasa terobati, setidaknya dia mulai membuatku tenang, tapi setengah hatiku masih meragukannya, apa aku harus meminta kepastiannya? Tapi disaat seperti inikah?

“Apa buktinya?, bahkan kau tak bisa memilih antara cintamu dan.. Impianmu”

Babo yeoja, itulah aku, bukannya menghibur justru melemparkan batu dari semua ucapanku untuknya yang sudah terluka justru semakin terluka.



“Mimpiku.. aku bisa melakukannya saat ini denganmu”

“Mwo??..”

Hari-hari dimana kita berjanji selamanya,
Selama waktu itulah, sampai itulah aku tak akan pernah melupakannya, aku mengingatnya, Aku tak tau apa yang telah kau lakukan padaku, hanya seperti itu,
Tanpamu lampu sorot menyinari tempat kosong, Artinya aku tak percaya makna dari mimpi, Aku tergila-gila pada kenyataan yang telah ku buang, Sesuatu yang kau tinggalkan padaku setelah perpisahan berlanjut, Akhir dimana tak ada janji selamanya~

Tanpa aku sadari, aku dan Jongup mulai menari dibawah dentuman lagu Coffee shop – B.A.P, Ne. bisa dibilang tarian ballad atau berdansa? Perlahan namun pasti Jongup mulai bisa mengiringi langkahku dengan langkahnya walau sulit namun iya tetap mencoba, iya terus menunduk
“Eottoke?”

“Mw..mwo??”

“Aku bisa memegang teguh keduanyakan?”
Aku terdiam, mulai tersenyum haru diantara kesunyian dan cuaca yang dingin ini, mataku mulai tak jelas memandang kembali, karena air mata ini mulai keluar turun mengalir membasahi pipi ini lagi, Aku mengerti sekarang, Jongup benar. Dia bisa melakukannya sekarang dengan kekurangan yang sekarang iya miliki sekarang,

“Uljima.. Kyung”

Bibirku mulai terbuka takjub, mataku membulat lagi, Bagaimana bisa Jongup tahu kalau aku sekarang sedang menangis? Bahkan aku tak bersuara sedikitpun,
“Ka..kau.. bagaimana bisa?”

“Tentu saja Kyung.. bukankah kau yang mengajariku kemarin”

“Mengajari? Mw.. Mwo?” Lagi-lagi aku terkatup katup, sungguh aku sangat gugup, meski Jongup tak bisa melihatku, meski dahulu saat dia menyatakan perasaannya padaku, aku hanya meremehkannya, tapi sekarang semua itu menyatu menjadi perasaan yang muncul seperti dimasa lalu aku bersama Jongup,

Ne. Aku menyukainya, Andwae.. Menyayanginya, atau mungkin Mencintainya? Banyak uraian kata yang seperti itu, dia sekarang berada dekat dihadapanku aku juga dapat merasakan hembusan nafasnya, kehangatan tangannya juga dapat aku rasakan,

 Aku yang dulu seorang yang nappeun yeoja, kalah terbuai kedalam permainannya, entah sejak kapan aku mulai menyukainya. tapi apa Jongup pernah menemui bayangan diriku dan dirinya dimasa lalu seperti aku? Sebelum semua kecelakaan itu terjadi?
.
.
.
.
.

“Sesungguhnya kau bisa melihat dan merasakan kesungguhan hati seseorang, dibandingkan mereka yang hanya bisa melihat dari sebuah fisik seseorang”

Aku terkejut atas ucapan Jongup, dia selalu membuat kejutan-kejutan dihidupku, Jinjja aku sangat senang, tanpa kusadari aku sudah tersenyum sejak tadi. Memang yang Jongup katakana benar, kemarin aku mengatakan itu dengan sangat jelas kepadanya.

“Kyung, aku sudah mulai belajar untuk memahami.. seharusnya aku tak terpuruk seperti ini..”

“Arra.. Algesseumnida, Daebakida Jonguppie!!”

Lagi, dan lagi aku mulai tersenyum kembali, keseimbangan kami mulai goyah, karena tanpa aku sadari aku melompat kecil sendari tadi, Kamipun terjatuh diposisi Women on top, ya Jongup berada dibawahku, nafas kami bersatu, aku sangat terharu hari ini dibuatnya. Lalu kamipun tertawa bersama-sama,
Aku senang dapat melihat Angelic smile miliknya lagi saat tertawa seperti ini, sungguh membuat seseorang merasa tenang.

“Kyung..”

“Ne?”

“Maeume deureo?”

“Dengan apa?”

“Moon Jonguppie..”
“Hahahahaha.. Jangan sok imut!”

“Hehe..”
“Tentu saja aku suka! Sangat suka!!!!......... “

“Kyung..”
“Ne..?”
.
.
.
.
.


“Saranghae babo-ya”

Kalau boleh kuberi tau, sekarang aku terkekeh, Jinjja. Kalian tau? Sebenarnya ini genap pernyataan Jongup yang ke 200 kali, Aku sangat bahagia.

“Aku tau! Nado Saranghae Moon Jonguppie..”
“Hahahaha, kyung aku tau seharusnya aku juga harus bisa bersabar, seperti dirimu yang mencintaiku apa adanya, bahkan disaat semua kelebihanku sudah tak ada”

“jangan mulai lagi.. Jong-Up!”

“baiklah Kyung.. Oh! Ne.. akhir-akhir ini aku melihat sebuah bayangan kau tau?, sebenarnya aku ingin memberitahumu sejak lama, tapi aku gugup. Aku tidak tau itu apa Kyung..”

Sontak aku terkejut, aku mulai berharap apa yang Jongup maksud itu sama seperti bayangan-bayangan yang pernah muncul dipikiranku sebelumnya.

“Dan aku menemukan sebuah Cincin, aku selalu membawanya, Jika aku raba itu berinisialkan ‘J’”

Dua kali lilipat aku terkejut, aku segera membulatkan mataku kembali, mulutku menganga saat Jongup mulai meraba saku celananya, dan dia mengeluarkan Cincin yang iya maksudkan,

“Kenapa kau .. ci..cincin itu bukankah harusnya ada ditanganku?”
“Mwo? Kenapa begituu?”

Aku mulai menceritakan semua kejadian yang aku alammi sebelumnya, dari awal hingga ini semua terjadi, ini benar-benar seperti sebuah misteri waktu, Sang butler juga turut ikut dalam masalah ini,
Setelah setahun berlalu kami memutuskan untuk melangsungkan sebuah pernikahan,

Saat ini, sudah ada seseorang yang mau mendonorkan bola matanya untuk Jongup, aku turut senang karena sedikit demi sedikit luka itu mulai terobati perlahan-lahan, Cincin berinisial ‘J’ itu sekarang berada di genggaman jari manisku, akhirnya aku dapat memakainya dengan hadirnya Jongup dan sebuah anak,

Kami bahagia bersama dengan seorang anak kami ‘Jongin’ , memang benar yang orang-orang katakan, Bahagia itu sangat sederhana, dimulai dari hal-hal kecil yang ada, asal kita dapat merasakannya dan menerimanya dengan hati yang gembira juga dengan keiklashan hati yang selalu mensyukuri apa yang kita masih miliki.

Itulah hari yang membuatku setiap kali datang sampai kemari, Hari dimana kau melepaskanku dengan tanganmu sendiri~


&&&

Sang Butler dan kawan-kawan mulai menangisi sebuah pohon nan indah, mereka berpakaian hitam, Jieun dan Jongin serta kawan-kawan lainnya juga datang disana, Sang Eomma, Appa dari kedua belah pihak juga datang, yang selama ini mereka pergi meninggalkan kedua anak mereka,
Kini mereka sepakat untuk merawat Jongin, Sang Butler juga Jongin mulai meletakan rangkaian bunga mawar putih dan merah yang disukai kedua orang tuanya.

Tentunya Jongin menangis dengan histeris, dia berjanji akan menjadi seorang anak yang hebat seperti ayahnya Moon Jongup dan juga anak yang sabar seperti eommanya Eun Kyung, Tak lupa Jongin mengubur bersamaan Cincin kesayangan milik eommanya dimakam tersebut, entah mengapa ini bisa terjadi bersamaan, Sebelumnya mereka meminta dikuburkan di sebuah bukit di tengah-tengah pohon cherry tempat dimana pertama kali mereka berbulan madu.

Selamanya aku akan menjaga tempat ini, Meskipun sejenak berjalan sendirian di jalan ini, aku akan menunjukannya kepadamu semuanya,
Selama waktu itulah, sampai itulah aku tak akan pernah melupakannya, Aku mengingatnya..
-I Remember-

Kini Umur Jongin sudah berumur 17 tahun, dia dan Sang Butler pergi menemui makam sang Orang tua,

“Eomma, Appa.. aku membawakan Jangmi neun warna kesukaan kalian”

kini dia melihat kertas yang tertancap disebuah pohon, dari usia kertas tersebut seperti sudah sangat tua tulisan dikertas itu tak asing baginya dia mulai memunculkan senyum dibibirnya,

Gumawo Eun Kyung, telah membuat Love History yang telah engkau jalani bersamaku selama ini, sekarang sudah selesai sampai disini, Jongin nama itulah yang akan kami buat bersama, sepertinya dibandingkan tulisanku dimasa lalu, kali ini tulisanku jauh lebih bagus^^ - Moon Jongup

Yak! Babo Jonguppie, apa yang kau tulis.. Mworae? tulisanmu masih sama buruknya! Jangan aneh-aneh!
- Lee Eun Kyung

Nan hante, Dwaeggeoteun melanjutkan kisah ini jebal, aku mohon. terlalu sulit untuk dibayangkan, Jongin.

Appa & Eomma


.END.